24

795 63 500
                                    

Maaf telat up

Ada yang nungguin? Ga lah ya HAHA

Happy reading

***

Sudah tiga hari semenjak perdebatan singkat di rooftop kemarin, Revan sama sekali tidak melihat Gabi lagi. Saat ini cowok itu berjalan sendirian kearah kelas Gabi, siapa tahu cewek itu berada di kelasnya.

Revan mengintip dari jendela luar, matanya menelisir kesegala arah, tapi tidak ada Gabi. “Revan?”

“Eh?” Revan terkejut ketika Liora memangil namanya. Liora menatap Revan dengan wajah bingungnya. “Lo ngapain?” tanya Liora.

Revan menggaruk tengkuknya yang gak gatal. Otaknya sibuk mencari alasan yang tepat agar tidak ketahuan berbohong. “Ee—enggak, nggak ngapa-ngapain,” jawab Revan.

Liora menatap Revan dengan penuh selidik. Pasti cowok itu mencari Gabi. “Kalo nggak ngapa-ngapain, kenapa ngintip-ngintip?”

Revan bertambah kalang kabut dengan pertanyaan yang Liora lontarkan. “Guee—gue nyari Gabriella,” ucap Revan pada akhirnya dengan ragu.

Sekarang gantian Liora yang terkejut karena pertanyaan Revan. Liora sudah berjanji pada Mia—Bunda Gabi—agar tidak memberitahu keadaan Gabi pada pacarnya—Revan.

“O—oh, lo nyari Gabi?” tanya Liora kikuk yang diangguki oleh Revan. “Dia—lagi ke luar kota,” ucap Liora dengan senyum semeyakinkan mungkin.

“Sejak kapan?”

“Sejak... beberapa hari yang lalu.”

“Lo ngapain nyari dia?” tanya Liora yang membuat Revan mengambil sesuatu dari saku celananya. “Gue mau balikin ini.” Revan memberikan satu buah jepit berwarna pink kepada Liora.

Liora menatap benda itu dengan alis berkerut. “Lo—kok bisa di lo?” tanya Liora mengambil benda itu.

“Gue nemu itu di ruang musik. Bener punya dia kan? Gue sering liat dia pake jepit itu,” jelas Revan yang tentunya berbohong.

“Iya, bener. Makasih.”

“Oke.” Lalu Revan pergi begitu saja meninggalkan Liora yang masih berdiri kaku.

Senyum kecil terbit di bibir gadis itu. “Gabi, Gabi, lo beruntung banget bisa dapetin Revan. Anaknya ganteng, baik, mau diajak backstreet lagi,” monolog Liora sambil terus tersenyum kecil.

“Gue pikir, gelang yang lo pake sama Revan itu, nggak sengaja samaan, ternyata emang mau couplean.” Liora tersenyum kecut, kapan bisa dapat cowok seperti Revan?

***

Revan duduk di kursi kantin bersama Arfan, hanya berdua, entah kemana perginya Irgie dan Daniel.

“Eh, Van, gue kemarin liat nyokapnya Gabi di rumah sakit, kira-kira siapa yang sakit, ya,?” tanya Arfan sambil terus memainkan game-nya.

Revan yang juga sedang memainkan ponsel, langsung mendongak menatap Arfan. “Serius lo?” tanya Revan terkejut.

“Yaiyalah! Ngapain gue boong,” dengus Arfan.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang