39

726 50 17
                                    

Udah pencet bintang belom?!😼

Jangan lupa komen tiap paragraf, yaa-!!

Happy reading-💗

***

Gabi mengambil sling bag nya yang berada di atas kasur, lalu berjalan keluar kamar karena Revan sudah menunggunya di depan.

Gadis itu mendapati sang Bunda yang sedang duduk di ruang keluarga bersama laptop di hadapannya.

“Bun, Gabi jalan dulu,” pamit Gabi menyalimi tangan sang Bunda.

“Hati-hati, ya? Jangan pulang malem-malem, kamu harus belajar.” pesan Bunda yang diangguki oleh Gabi. “Eh, Gabi.” Gabi membalikan badannya yang sudah lumayan jauh.

“Kenapa, Bun?”

“Bawain kue yang Bunda buat tadi, ya? Bentar, Bunda siapin dulu,” ucap Bunda buru-buru berjalan ke arah dapur.

Gabi hanya mengangguk saja dan mengambil duduk di sofa. Gadis itu mengabari Revan lewat chat bahwa dia sedang menunggu Bundanya yang sedang menyiapkan kue untuk Laura.

“Nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Nih.” Gabi mengambil paper bag yang diserahkan Bundanya. “Makasih, Bun. Gabi pergi dulu, ya.”

“Sama-sama. Cepet sembuh buat temen kamu, hati-hati, ya,” ucap Bunda tersenyum senang.

“Iya, Bun. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”

***

Gabi masuk ke dalam mobil Revan, lelaki itu memperlihatkannya dengan alis berkerut. “Kenapa?” tanya Gabi heran.

“Bawa apa?” tanyanya dan mulai menjalankan mobil.

“Kue buatan Bunda,” ucap Gabi menaruh paper bag nya di jok belakang.

“Buat gue nggak ada?”

“Ada, di rumah.”

“Yaudah, ayo balik,” ucap Revan iseng.

“Ngapain?” tanya Gabi heran.

“Mau ngambil kue,” kekeh Revan membuat Gabi mencebik kesal.

“Ish, besok aja gue bawain,” ucap Gabi. “Udah sore, nih, nanti kemaleman gue pulangnya.”

“Awas lupa lo,” ucap Revan bercanda.

“Enggaakk,” ucap Gabi kesal sendiri.

Keduanya hening beberapa menit, sampai akhirnya Revan membuka suara kembali.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang