41

715 39 9
                                    

Kenapa Ardi menjebaknya di hotel bersama Revan?

Bagaimana kalau Gabi mengetahuinya?

Apa hubungan Revan dan Gabi akan baik-baik saja?

Bagaimana kalau Ardi menyebarkan fotonya yang tidur di hotel bersama Revan ke murid-murid di sekolah ini?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui pikiran Laura. Dia yang sedang mengerjakan ulangan susulan di ruang guru menjadi tidak fokus. Pikirannya terpecah-belah. Ardi penyebab ini semua.

“Laura, sudah?” tanya Bu Ani yang menjadi pengawasnya.

Laura tersentak pelan, lalu tersenyum kaku ke arah Bu Ani. “B-belum, Bu, lima nomor lagi,” ucap Laura yang diangguki oleh Bu Ani.

Laura mencoba mengembalikan fokusnya pada kertas ulangan, walaupun terasa sulit.

Beberapa menit kemudian, Laura keluar dari ruang guru setelah selesai mengerjakan ulangan susulan. Tepat sekali, dirinya melihat Ardi di ujung koridor sana yang sedang berbincang-bincang sambil tertawa bersama dua orang temannya.

Secepat mungkin Laura berlari kearah sana. Laura sedikit kewalahan karena jaraknya cukup jauh, apalagi langkahnya dengan Ardi tidak sama.

“Ardi, tunggu!” teriak Laura di tengah-tengah koridor. Beberapa murid menatapnya sekilas, dan kembali lagi ke aktivitas nya.

Untung saja dengan sekali teriakan, Ardi langsung berhenti melangkah. Kedua temannya berpamitan pergi, dan menyisakan Ardi sendirian.

“Aku mau bicara sama kamu,” ujar Laura ketika sudah berdiri di hadapan Ardi walaupun dengan nafas yang sedikit tak beraturan.

“Ngomong aja.” Lelaki itu berujar santai dan malah menyandarkan punggungnya ke tembok sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku.

Laura menggelengkan. “Nggak di sini,” ujarnya.

Ardi hanya menganggukan kepalanya dan mengikuti langkah Laura yang sepertinya membawa dirinya ke taman belakang sekolah.

“Buruan ngomong. Gue nggak punya banyak waktu.” Ardi duduk di bangku yang berada di sana dan membiarkan Laura berdiri.

“Kamu kan yang bawa aku sama Revan ke hotel?”

Ardi tersenyum miring. “Nggak usah nuduh tanpa bukti.”

Laura menggeleng kuat. “Aku nggak sembarang nuduh. Ini kamu kan yang ngirim?!” Laura menunjukan ponselnya yang menampilkan pesan dari nomor tidak dikenal.

“Kalo iya kenapa?” Ardi bangkit dari duduknya dan semakin mendekati Laura hingga membuat gadis itu mundur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kalo iya kenapa?” Ardi bangkit dari duduknya dan semakin mendekati Laura hingga membuat gadis itu mundur. Tapi, langkahnya terhenti saat punggungnya menabrak batang pohon. “Itu akibatnya lo berani main-main sama gue.” Ardi menaruh kedua tangannya di samping kepala Laura hingga gadis itu tidak bisa bergerak.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang