36

680 46 13
                                    

Maaf telat up. Sebagai gantinya, jumlah kata di part ini lebih banyak dari biasanya.

Happy reading-!!

***

Gabi keluar kamar saat mendengar suara mobil terparkir di pekarangan rumahnya. Gabi berjalan menuju Bunda yang sedang menonton televisi, lalu menyaliminya.

"Jangan pulang malem-malem, ya?"

"Iya, Bun. Gabi pergi dulu, ya? Assalamualaikum," pamit Gabi.

"Waalaikumsalam, hati-hati!"

Gabi membuka pintu rumah, dan terlihat lah, Revan yang berdiri di depan pintu. "Ayo," ajak Gabi.

"Mau pamit dulu sama nyokap lo."

"Yaudah, ayo masuk." Gabi membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

"Malam, Tante," sapa Revan dan langsung menyalimi tangan Bunda Gabi.

"Malam, Revan."

"Saya izin bawa Gabi, ya, Tante? Tenang aja, saya balikin, kok," ucap Revan terkekeh pelan.

Bunda juga terkekeh, lalu mengangguk. "Hati-hati, ya? Bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut. Pulangnya juga jangan malem-malem," pesan Bunda yang diangguki keduanya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Keadaan mobil benar-benar hening. Tidak ada yang membuka suara sedikitpun sedari tadi. Gabi melirik Revan yang hanya fokus ke depan, tidak menoleh kearahnya sedikitpun.

"Andra," panggil Gabi yang hanya dibalas lirikan sebentar oleh Revan. Lelaki itu kembali menatap lurus ke depan.


"Lo marah ya sama gue?" tanya Gabi hati-hati.

"Enggak."

"Terus kenapa diem aja?

"Males ngomong."

"Sekarang kita mau kemana?" tanya Gabi berusaha mencari topik pembicaraan agar suasananya tidak terlalu awkward.

"Nggak tau."

Gabi berdecak sebal karena Revan seperti enggan menjawab pertanyaannya. "Terus sekarang mau kemana? Masa muter-muter doang?" kesal Gabi.

"Ke situ." Revan menunjuk hadapannya menggunakan dagunya.

Gabi mengikuti arah pandang Revan dan melihat pasar malam yang begitu ramai. Berbagai wahana permainan ada di sana. Rasanya... Gabi ingin menaiki semuanya.

"Ndra, nanti naik sangkar burung, ya?" pinta Gabi dengan mata yang berbinar.

"Hm."

Revan memarkirkan mobilnya di parkiran yang tersedia di sana. Lalu, keduanya turun. "Lo kenapa, sih?" tanya Gabi menghadang Revan yang hendak pergi begitu saja.

"Nggak kenapa-kenapa." Revan hendak kembali berjalan, tapi Gabi menahan bahunya terlebih dahulu.

"Mending pulang aja deh kalo kaya gini," kesal Gabi.

"Udah nyampe."

"Ayo ke sana," ajak Revan menarik tangan Gabi.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang