Brak!
“Gabi?”
Langkah ketiganya terhenti, menatap Gabi terkejut. Gabi pun sama, tapi gadis itu berusaha untuk menetralisir keterkejutan dengan cara mendatarkan wajahnya seperti biasanya.
“Lo ngapain di sini?” tanya Irgie.
“Iya, ngapain? Sama Rafael pula,” sambung Arfan menatap keduanya curiga.
“Habis nyiduk temen kalian yang ngerokok di sekolah,” sahut Gabi tenang.
Arfan ber'oh' ria. “Ah, masa?” tanya Irgie tak percaya.
Matanya menatap Revan yang tampak tenang. “Lo ngapain sama nih cewek, Van?” tanya Irgie penuh selidik.
“Nggak ada,” balas Revan malas. “Udah minggir, Gabi mau lewat,” lanjutnya menatap sinis kearah teman-temannya yang menghadang jalan Gabi.
“Bentar, gue belum selesai introgasi kalian,” ucap Irgie yang memang mempunyai tingkat kepo luar biasa.
Mata Irgie mengarah kepada Gabi yang menatap mereka datar. “Lo kok bisa tau Revan ngorok di sini? Perasaan lagi nggak ada razia deh,” ucap Irgie penuh selidik.
“Emang harus tunggu ada razia dulu?” sahut Gabi.
“Ya enggak sih,” Irgie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Tapi aneh aja,” ucap Irgie lagi.
“Eh tapi—”
“Minggir atau temen kalian gue seret ke ruang BK?” ancam Gabi membuat Revan tercengang. Dirinya tidak salah apapun tapi hendak diseret ke ruang BK.
“Udah minggir! Daripada gue ke masuk ruang BK,” ucap Revan malas. Benar-benar malas jika harus memasuki ruangan itu.
“Udahlah!” Daniel mendorong kedua temannya agar menyingkir, memberikan jalan agar Gabi bisa lewat.
“Ck, gue belum selesai introgasinya!” kesal Irgie menatap Daniel kesal.
“Introgasi noh si, Revan,” ucap Daniel dengan wajah tak berdosa.
“Kalian ngapain ke sini? Ganggu ketenangan gue aja!” kesal Revan.
“Ya mau bolos lah! Males banget masuk pelajarannya Bu Reni,” ucap Arfan duduk di samping Daniel.
“Apalagi ada hapalan, tambah males gue,” sambung Irgie.
“Payah lo pada, hapalan gitu doang nggak bisa,” cibir Revan songong.
“Kaya bisa aja,” sahut Daniel.
“Wah, wah, nantangin gue!” ucap Revan menggelengkan kepalanya kagum kepada Daniel.
“Ayo ribut!” seru Irgi bertepuk tangan di depan keduanya.
“Aku suka keributan!” seru Arfan juga.
“Mau tanding pelajaran apa lo? Gue jabanin! Pastinya lo menang!” ucap Revan songong.
Saat itu juga Revan mendapat toyoran dari mereka. “Njir! Gue kira lo bisa!” cibir Irgie sinis.
“Kalo gue bisa, nggak bakal susah-susah gue nyontek PR ke Daniel,” sahut Revan malas.
“Ribut, Pak Dana kesini ntar,” ketus Daniel.
Brak!
“Kalian ngapain disini? Bukannya belajar malah asik-asikan ngegosip!” seru Pak Dana berkacak pinggang di dekat pintu.
“Lo sih Niel, pake sebut namanya segala,” gerutu Irzan menatap sengit Daniel.
“Sana kelapangan! Hormat bendera sampai istirahat!” titah Pak Dana menatap tajam mereka satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GR [SELESAI]
Teen FictionRevandra menjadikan Gabriella sebagai ratu. Perempuan yang dia sayangi setelah Mami dan Adiknya. Semua hal tentang Gabi, dia tahu. Tapi Gabi, dia tidak tahu apapun tentang Revan. Masalah demi masalah mereka lewati bersama di hubungan mereka. Sampai...