Ada yang nungguin nggak?
Sayang kalian yang mau nungguin aku up dua minggu sekali-!!🥺💞
***
Flashback on
Malam ini Gabi hancur, sehancur, hancurnya. Bayang-bayang ketika orang yang sebentar lagi menjadi Ayah-nya mengucap akad nikah masih terngiang-ngiang di benaknya. Mimpi Gabi yang tidak ingin memiliki Ayah lagi harus sirna malam ini juga.
Gadis dengan dress berwarna putih itu, berjalan di tengah-tengah jalan yang sepi. Tak perduli apakah akan ada kendaraan yang lewat. Karena Gabi ingin pulang.
"Gabi, gak mau punya ayah lagi."
"Gabi nggak pengen ngerasain hal yang sama lagi."
"Gabi-"
"AWAS!"
Brukh!
Gabi memejamkan matanya saat tubuhnya membentur rerumputan. Gabi tidak terkejut karena dirinya hampir tertabrak, malah Gabi sangat berharap sekali dirinya tadi mati.
"Hei, lo nggak pa-pa?" tanya cowok itu sambil menepuk pipi Gabi berkali-kali.
Cowok yang sedang menahan kepala Gabi agar tidak terbentur itu, meletakan jarinya di hidung Gabi. Mengecek apakah gadis itu masih bernafas atau tidak. "Lo nggak mati kan?" tanya Revan. Iya, cowok itu Revan.
Gabi langsung membuka matanya. Detik itu juga, dia mendorong dada Revan sampai cowok itu tersungkur. "Ck, lo ngapain dorong-dorong gue, sih?" kesal Revan berdiri dari duduknya.
"Muka lo terlalu deket sama gue," ketus Gabi, menghapus air matanya yang sudah mengering.
"Ayo bangun." Revan mengulurkan tangannya. Gabi menatap tangan itu tanpa bertindak apapun. "Ah, lo lama." Revan menarik tangan Gabi secara tiba-tiba. Untuk saja, Gabi bisa menahan tubuhnya agar tidak tersungkur.
"Lo mending duduk di sana deh." Revan menunjuk bangku panjang putih yang berada di dekat mereka. "Gue beli minum dulu."
Gabi menatap kepergian cowok itu. Si langganan guru BK di sekolahnya. Lalu, Gabi berjalan ke arah bangku sesuai instruksi Revan tadi.
Gabi tersentak pelan saat sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Ternyata Revan pelakunya. "Ambil nih, minum dulu."
Gabi mengambil minuman itu, dan meminumnya setengah. "Lo ngapain sih, jalan di tengah-tengah jalan kaya tadi? Kalo lo ketabrak terus mati, gimana?" tanya Revan beruntun.
"Bagus. Gue emang mau pulang," jawab Gabi, datar.
"Rumah lo deket sini, nggak?" tanya Revan sekian cukup lama diam.
"Lumayan."
"Yaudah, gue anter pulang aja," ucap Revan. Cowok itu hendak berdiri, tapi Gabi menahan ujung hoodie nya.
"Kenapa?"
"Nggak perlu. Gue bisa pulang sendiri."
"Nggak. Ini udah malem, nggak baik cewek pulang sendirian." Revan menyebrang untuk mengambil sepedanya yang dia lepas begitu saja tadi.
"Ayo naik."
Gabi menatap Revan ragu. "Jatoh nggak, nih?" tanya nya ragu.
Revan berdecak. "Nggak. Buruan naik."
Gabi memposisikan kakinya di kedua injakan sepeda tersebut, lalu memegang pundak Revan agar tak jatuh. "Kalo sampe gue jatuh, lo besok gue hukum," ancamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GR [SELESAI]
Teen FictionRevandra menjadikan Gabriella sebagai ratu. Perempuan yang dia sayangi setelah Mami dan Adiknya. Semua hal tentang Gabi, dia tahu. Tapi Gabi, dia tidak tahu apapun tentang Revan. Masalah demi masalah mereka lewati bersama di hubungan mereka. Sampai...