19

942 59 262
                                    

Happy reading temen-temen-!!😻

Bukan bagian flashback yaa

Kalo lupa baca dulu bab 16 wkwk

***

“Mau nggak, Al?” tanya Laura, menoleh ke arah Revan yang sedang bermain ponsel.

“Nggak,” jawab Revan tanpa menoleh. Cowok itu sedari tadi menghubungi Gabi, tapi tidak bisa. Chatnya pun hanya di read saja.

“Kamu ngapain, si? Sibuk banget sama hape dari tadi,” tanya Laura karena Revan mencueki nya sedari tadi. “Nggak ada.” Cowok itu memasukan hapenya ke saku dengan cepat.

“Serius nggak mau? Enak lho,” tawar Laura sekali lagi yang dibalas gelengan oleh Revan.

“Lo ngapain di sini? Kan tadi duduk di sana,” tanya Revan melirik sekilas kursi yang mereka duduki tadi. “Oh, itu, tadi aku nyamperin temen,” jawab Laura.

“Temen? Temen lo yang mana?”

“Ada, temen baru. Baru kenalan tadi,” jawab Laura membuat Revan mencibir. “Sok akrab lo.”

“Enak aja! Nggak kali,” dengus Laura.

“Sekarang temen lo mana?”

“Tadi—nah, itu dia.” Laura menunjuk kearah belakang Revan, membuat cowok itu menoleh.

Saat itu juga, langkah Gabi terhenti, dan tatapan keduanya bertemu. Keduanya tidak berbicara, hanya bertatapan, sampai suara Laura menyadarkan mereka. “Hai, Gabi,” sapa Laura melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar.

“Kenalin, ini Revan, pacar aku,” ucap Laura masih tak menghilangkan senyumnya.

Laura menyenggol pelan lengan Revan karena cowok itu tak menggubrisnya sedari tadi. “Kenalan dong,” bisik Laura.

Revan berdehem pelan, lalu bangkit dari duduknya. “Revan.” Rafael mengulurkan tangannya dengan ragu-ragu.

“Gabriella,” balas Gabi tanpa membalas uluran tangan Revan. Cewek itu hanya menatap Revan dengan wajah datarnya.

“Yaudah, sini duduk, Gab.” Laura menarik tangan Gabi hingga duduk di sampingnya. “Al juga duduk.” Laura juga menarik tangan Revan hingga kini Laura berada di tengah-tengah keduanya.

“Oh iya, kita pernah ketemu tau, Gab,” ucap Laura antusias. “Kan satu sekolah,” cibir Revan.

“Ih, nggak gitu!” kesal Laura. “Jadi, pas waktu itu Gabi main air sama temennya, terus kena muka aku pas baru masuk toilet,” cerita Laura.

“Tau nggak, sih, Al? Temen sekelas aku ada yang suka sama Gabi. Tapi, dia nggak berani nyatain. Padahal orangnya ganteng.”

“Siapa?”

“Namanya, Nio. Incaran cewek-cewek di kelas, tapi dia bilang, maunya sama Gabi.”

“Kenapa nggak nyatain perasaan aja?” tanya Revan sesekali melirik Gabi yang memandang lurus ke depan.

Laura tampak berfikir sebentar. “Eum..katanya sih, dia takut di tolak. Terus juga, dia takut kalo Gabi udah punya pacar.”

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang