5

1K 77 3
                                    

Mobil sport merah yang dikendarai oleh Revan sudah sampai di depan rumah Gabi. Gadis itu turun lalu berdiri di samping pintu pengemudi.

“Hati-hati lo di rumah, maljum gini banyak setan berkeliaran,” ucap Revan dengan kurang ajarnya.

Gabi melotot kesal, sudah tahu dirinya takut tapi masih di takut-takutin. “Udah sana pulang! Nggak baik cowok pulang malem,” ucap Gabi mengusir.

“Kebalik kali,” cibir Revan.

“Udah sana-sana! Diliat tetangga nanti,” ucap Gabi mengibaskan tangannya.

Revan mendengus kesal. “Dah, gue balik dulu,” pamit Revan menutup kaca mobilnya kembali.

“Dadahhh!” seru Gabi dengan senyum lebarnya.

Gabi melirik jam di tangannya, sudah pukul 17.35 tapi dirinya baru pulang ke rumah. Untung saja Ayah nya tidak ada di rumah, kalau ada pasti Gabi akan kena marah.

Drrtt... Drrtt...

Ayah is calling...

Gabi menetralkan degup jantungnya, selalu saja deg-degan ketika Ayahnya menelpon.

“Kenapa, Yah?” tanya Gabi datar.

“Kamu dimana?”

“Di rumah.”

“Sendiri?”

“Iya sendiri.”

“Yaudah Ayah tutup telponnya.”

“Hm.” lalu setelahnya sambungan terputus.

Gabi memang begitu, sangat-sangat jarang sekali bercanda dengan Ayahnya. Makanya setiap mereka berduaan, suasana akan jadi canggung dan awkward

***

Gabi melangkahkan kakinya di koridor, hari ini dirinya membawa mobil sendiri karena Liora akan bermain ke rumahnya.

Dari yang Gabi lihat saat ini, masing-masing murid memegang ponselnya sambil berbisik-bisik. Bahkan ada yang bergerombolan juga. Entah apa yang mereka lakukan.

Beneran Revan udah punya pacar??

Yaaahhh patah hati gue

Tapi kok pacarnya nggak pernah keliatan ya?

Apa mereka LDR-an?

Pantes Revan nggak pernah deketin cewek-cewek di sini, ternyata udah ada pawangnya

Sayang banget muka ceweknya ketutup

Tapi... ceweknya kaya nggak asing deh

Gabi terus saja mendengar kata-kata yang menyebut nama 'Revan' sepanjang koridor. Kira-kira apa yang laki-laki itu lakukan sampai-sampai nama 'cewek' terseret juga di dalamnya?

“Gabiiii!!”

Gabi tak menghiraukan nya.

“Gabriella!! Tungguin!”

“Gabii!”

“Ish, lo, mah! dipanggilin juga!” kesal Liora menghentakan kakinya di sebelah Gabi.

“Apasih, Ra? Masih pagi ya, jangan bikin gue emosi,” ucap Gabi berusaha sabar.

“Gue lagi patah hati, nih,” ucap Liora sedih.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang