25

798 54 21
                                    

Kalo part sebelah komennya tembus hari ini, aku up deh bab selanjutnya')

Maaf kalo cerita ini masih banyak kekurangannya ya-!!

Happy reading🤩

***

Sebagian orang ada yang memiliki sifat 'gampang memaafkan seseorang'. Contohnya seperti Mia—Bunda Gabi—yang memaafkan suaminya walaupun sudah tahu dia—Mario(Ayah Gabi)—berselingkuh.

Setelah membawa Gabi ke rumah sakit beberapa hari yang lalu, Mia langsung memecat sekretaris suaminya secara tidak hormat dan melarang suaminya untuk mencari sekretaris lagi.

Walaupun sedikit susah memaafkannya, tapi Mia tetap berusaha memaafkan daripada rumah tangganya hancur kembali seperti kemarin. Dan saat ini, di ruangan yang didominasi warna putih, tiga orang sedang bertatapan dengan wajah terkejut.

“Kamu siapa?” tanya Bunda Gabi menatap Revan dengan tatapan bingung sekaligus terkejut.

Revan mencoba melepaskan pelukan Gabi, tpi gadis itu malah semakin mengeratkan pelukannya. “Gue nggak mau lepas,” ucap Gabi meletakan kepalanya di sela-sela leher Revan.

“Bi, itu ada nyokap lo,” bisik Revan sambil melirik Bunda Gabi sesekali. “Gapapa, Bunda baik, kok.”

Revan melirik Bunda Gabi dengan senyum kikuknya. “Maaf, Tante. Saya Revan, temennya Gabi,” ucap Revan meringis pelan saat Gabi mendorong pundaknya secara tiba-tiba.

“Gabi, kok di dorong, sih?” tanya Bunda menghampiri Gabi. “Ya, habis dia ngeselin! Dia itu pacar Gabi! Masa ngakunya temen!” Gadis itu melipat tangannya di depan dada dengan wajah yang memberenggut kesal.

“Gabi, udah bisa pacaran, ya, sekarang? Kan kata Ayah nggak boleh pacaran,” tanya Bunda dengan senyum diwajahnya tapi tetap saja membuat Revan takut.

“Ayah aja bisa selingkuh, masa Gabi nggak boleh pacaran?” ketus Gabi tanpa menatap sang bunda.

Revan membelalakkan matanya, bisa-bisanya Gabi berbicara seperti itu kepada Bundanya. “Bi, dia orang tua lo, nggak boleh ngomong gitu,” tegur Revan.

“Nggak pa-pa, Gabi kalo sakit emang omongannya suka kemana-mana." Bunda tersenyum kecil, lalu menatap Gabi kembali.

“Kamu tiduran lagi, ya? Kan baru bangun. Harus banyak istirahat biar cepet-cepet sekolah lagi.”

“Gabi mau makan,” ucap Gabi masih dengan wajah cemberutnya yang membuat Revan gemas setengah hidup.

Bunda tersenyum lalu menuntun Gabi untuk duduk di atas brankar. “Yaudah yuk makan, biar Bunda suapin.”

Gabi menggeleng saat sang Bunda menyodorkan sesendok nasi, “Gabi maunya Andra yang suapin,” ucap Gabi menunjuk Revan yang masih berdiri di tempatnya.

Bunda menghela nafas pelan, lalu berjalan menghampiri Revan. “Tante minta tolong suapin Gabi makan, kamu mau?” tanya Bunda yang diangguki dengan cepat oleh Revan.

“Mau, Tante,” jawab Revan tersenyum kaku.

“Yaudah, kalo gitu Tante keluar dulu. Kamu jangan apa-apain anak Tante, ya? Kalo Gabi minta yang aneh-aneh nggak usah mau,” ucap Bunda memberi peringatan.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang