Halo? Apa kabar?
Aku banyak lupa tentang cerita ini. Nama Mami Revan, sekolah Gabi, kelas Gabi dan Daniel, aku lupa-lupa inget. Jadi kasih tau aku kalau salah😩🙏
Happy reading-!!💘
—
Pagi ini, suasana di cafe milik Mami Vena—Mami Revan—sedang ramai-ramainya. Soal sabotase makanan dan minuman itu, memang benar Sarah pelakunya. Gadis itu sudah mengakui kesalahannya, sudah meminta maaf juga. Dia bilang, dia melakukan itu karena menyukai Revan, tapi karena Revan tidak pernah meliriknya, dia melakukan hal itu. Seperti kekanak-kanakan, bukan?
Sebenarnya Mami Vena tidak memecatnya, tapi Sarah sendiri yang mengundurkan diri. Dia cukup malu untuk terus bekerja di sini.
Jangan heran kenapa cafe ini kembali ramai lagi, itu semua karena ide cemerlang Arfan dan Irgie yang memasang spanduk bertuliskan 'diskon 20% khusus hari ini', siapa yang tidak tergiur coba? Ditambah lagi, Liora dan Laura yang meyakini pelanggan bahwa cafe ini benar-benar higienis.
Gabi? Gadis itu ada. Dia datang ke sini sesuai yang diperintahkan Liora. Hitung-hitung sebagai momen kebersamaan mereka terakhir kali— sebelum minggu depan Gabi pergi ke luar negeri. Bukan keinginan Ayah nya, tapi keinginan Gabi sendiri. Rasanya, ia tidak sanggup untuk tinggal di negara ini lagi, apalagi dengan sosok Revandra yang masih belum bisa hilang dari pikirannya.
“Mikirin apa?” tegur Liora kepada Gabi yang melamun sambil berdiri menghadap jendela— melihat jalanan yang ramai lalu lalang kendaraan.
“Nggak,” jawab Gabi tanpa menoleh.
Semenjak perginya Revan, gadis itu benar-benar dingin. Tidak akan mau berbicara jika tidak diajak, tidak pernah tersenyum— biasanya tipis, nyaris tak terlihat.
“Lo masih kepikiran Revan, ya?” tebak Liora tepat sasaran.
Liora tahu, pasti Gabi sangat terpukul atas perginya Revan. Apalagi, saat Revan pergi, hubungan mereka bisa dibilang tidak baik.
“Lo nggak jawab, berarti iya,” putus Liora yang dibalas helaan nafas pelan dari Gabi.
“Gue masih ngerasa bersalah karena udah nuduh Andra selingkuh sama Laura,” kata Gabi yang untuk pertama kalinya setelah Revan pergi berbicara panjang.
“Jangan ngerasa bersalah terus, Revan nggak suka pasti,” kata Liora.
Gabi diam tidak menjawab. Pandangannya malah mengarah kepada sofa yang diduduki oleh Daniel, Arfan, Irgie, dan Laura. Harusnya, Revan ada di sana bersama mereka. Seperti saat di kantin waktu itu.
“Gue harus pulang,” kata Gabi sambil bangkit dari duduknya.
Liora mendongak menatapnya, “kok cepet banget? Nggak nanti aja?” tanya Liora.
Gabi menggeleng, dia izin untuk keluar hanya sebentar saja dengan sang Bunda.
“Gue ke sana dulu.” Gabi menunjuk Mami Vena dengan lirikan matanya. “Bilangin sama yang lain.”
Liora mengangguk, dan membiarkan Gabi pergi.
“Tante.” Mami Vena yang sedang berbincang dengan salah satu karyawannya terhenti karena Gabi memanggilnya.
“Kamu lanjut kerja,” titahnya.
Wanita itu mengangguk, lalu pamit untuk bekerja lagi.
Mami Vena tersenyum ke arah Gabi. “Kenapa, Gabi?” tanyanya ramah.
“Aku mau balik, tadi izin sama Bunda cuma sebentar,” ucap Gabi memaksakan senyumnya, walaupun tidak bisa. Gabi rasanya lupa bagaimana cara tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GR [SELESAI]
Teen FictionRevandra menjadikan Gabriella sebagai ratu. Perempuan yang dia sayangi setelah Mami dan Adiknya. Semua hal tentang Gabi, dia tahu. Tapi Gabi, dia tidak tahu apapun tentang Revan. Masalah demi masalah mereka lewati bersama di hubungan mereka. Sampai...