Prolog

1.4K 84 55
                                    

Keluarga yang memiliki marga Almarsyah, terkenal dengan julukan keluarga yang selalu kompak dan harmonis oleh pada tetangganya.

Keluarga kecil ini terdiri dari mamah, papah, serta ke-empat anak mereka.

Sang istri Ranni Tri Wulandari turunnan Sunda asli, hobi bergabung dengan ibu-ibu kang gosip.

Sang suami Rehan Almarsyah seorang ayah yang super aktif dan selalu semangat dengan pekerjaannya sebagai dokter hewan.

Anak pertama mereka bernama Putra Rafid Almansyah, sudah tumbuh menjadi pria idaman bagi kaum haw, dengan tampangnya yang seperti opa-opa Korea. Usianya kini  24 tahun, bekerja sebagai seorang polisi yang selalu mengamankan setiap hati wanita yang tersakiti. Ralat- bekerja untuk menegakkan hukum, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, dll.

Anak kedua, Putri Reissa Almansyah tumbuh menjadi remaja jelita. Umurnya 18 tahun, masih bersekolah kelas tiga SMA. Hobi anak kedua ini bernyanyi dan memasak. Reissa juga salah satu anak berprestasi di sekolah menengah 'SMA Negri Academic'.

Anak ketiga, Putri Raissa Almansyah gadis remaja berumur 16 tahun masih duduk di bangku SMA kelas satu. Memiliki sifat yang berbalik dari sang kakak, Reissa. Raissa lebih menyukai Style baju yang sering di kenakan laki-laki di banding style feminim seperti perempuan pada umumnya. Hobi Raissa membaca komik dan balap motor secara liar.

Dan anak ke empat, Putra Raffa Almansyah anak satu ini kerap di panggil anak kesayangan oleh para kakaknya, karena semua permintaan Raffa pasti akan terpenuhi. Raffa berusia tujuh tahun, masih duduk di bangku sekolah dasar kelas satu.

Suasana pagi di dalam rumah terasa ricuh, Semuanya memanggil mamah yang tidak lain tidak bukan-Ranni.

"Mah, Buku Reissa yang di taruh di atas meja ruang tamu di mana? Kok sekarang nggak ada?" Tanya Reissa bolak-balik mencari keberadaan buku yang harus ia bawa ke sekolah.

"Aduh, kunci motor Rafid di mana, ya? Mana ini udah telat lagi. mah, bantu cariin dong," Berbeda dengan Rafid yang sedari tadi mencari-cari keberadaan kunci motornya yang mendadak menghilang seperti Dia.

"Mah, kaus kaki Raffa bau nih, ganti ah!" Rengek Raffa yang baru saja menghirup aroma kaus kakinya sendiri.

"Dasi biru papah kemana, tolong carikan dong, Mah," Pinta Rehan.

Ranni yang pusing dengan situasi saat ini memilih untuk membantu anggota keluarganya satu persatu. Setelah semua kesulitan terselesaikan, Ranni berdecak pinggang di depan anak ketiganya.

"Kok ngeliatin Raissa kaya lagi ngeliat maling gitu sih, Mah?" Ucap Raissa yang sedang menunggu kakaknya untuk pergi ke sekolah bersama.

"Masa mau sekolah pakai seragam acak-acakan begitu. Itu baju seragam masukin ke dalam rok!" Titah Ranni.

"Biar keren mah seragam sekolah di keluarin dari rok kaya gini," Sahut Raissa tetap patuh memasukkan baju seragamnya ke dalam rok.

"Keren mata mu!" ketus Ranni lalu berjalan menuju dapur setelah meninggalkan uang saku Raissa di atas meja.

"Ish, kak Reissa lama amat siap-siap mau ke sekolah juga," Kesalnya sembari memasukan uang saku.

"Kak buruan dong! Gue tinggal nih!"

"Iya-iya ayo!" sahut Reissa sembari memoleskan lip balm pada bibirnya.

"Kakak itu mau sekolah apa mau ngedangdut? Berangkat ke sekolah aja harus pakai yang kayak begituan."

"Yang namanya wakil OSIS itu harus berpakaian rapi, dan jangan lupa harus tetap keliatan cantik juga," Jawab Reissa bercermin di kaca kecil yang selalu ia bawa kemana-mana.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang