#1

5K 560 114
                                    

Lu ngabuburit di wp baca story yang gak ada faedahnya
Mendingan baca al-qur'an lah dapet pahala berkali kali lipat nunggu adzannya wkwkw

Tapi gak boleh ngelarang kalo lu mau baca ni ff sih hahahah...

So

Chekit jrot





















Setelah mertua dan menantu kecilnya selesai masak bersama, lebih ke hanya Bu Sulaiman yang memasak dan menantu kecilnya hanya menurut saat ibu barunya menyuruh yang ringan ringan saja, seperti mengupas kulit bawang, mencuci bahan makana yang hendak di masak.

"Hyunjin."

"Ya?" Sahutnya dengan menengok dari arah meja makan pada mertuanya.

"Panggil si aa ya, kalo belum bangun coba bangunin suruh mandi ya." Hyunjin mengangguk, padahal mamanya si suami pandangannya terfokus pada masakan di depannya.

Hyunjinpun turun dari kursi meja makan, kaki kaki kecilnya lalu melangkah menuju kamar si aa yang sudah menjadi suaminya dari hari kemarin.

Ahk lelah juga ya meski dari dapur menuju kamar si suaminya itu yang ada di lantai dua. Karena jujur saja, Hyunjin kecil yang malang di nikahkan sejak kecil ini bukan dari kalangan atas seperti jodohnya.

Ia hanya tinggal bersama orang tua dan adik kembarnya di rumah yang tidak terlalu besar tidak juga terlalu kecil. Kamarpun harus berbagi bersama adik kembarnya, Yeji.

Maka dari itu, saat Hyunjin merasa kelelahan ya wajar saja kan dia bukan dari kalan atas yang tajirnya melintis seperti ini. Dengan rumah yang begitu besar, sampai jarak dari satu kamar ke kamar lain itu cukup jauh, apalagi dari dapur.

Akhirnya, setelah melewati tangga yang panjang serta hampir melingkar di rumah keluarga barunya, ia sampai di kamar si aa disana yang berwarna abu.

Dengan mudah, Hyunjin membuka pintu tersebut, dan menampakan si suami kecilnya yang masih meringkuk terlelap memeluk selimut tebalnya.

Perasaanya sedikit takut untuk membangunkan si aa yang terlelap, karena jika dirumah orang tuanya, saat adik kembarnya di bangunin olehnya maka adiknua itu akan kesal dan membentak marah marah.

Apakah si suaminya ini akan sama marah marah dan kesal terhadapnya?

Tepat di depan si aa, Hyunjin memandang wajah damainya yang terlelap tidur dengan mulut terbuka dan air liur yang menetes di bantal.

Jijik sih, orang kaya tidurnya gak elegan banget.

Tangan kanannya mulai terulur untuk menyentuh badan si aa di atas kasur, yang mana lansung di gerakan dengan perlahan.

"A, bangun." Ucap Hyunjin dengan suara kecilnya.

'Duh deg degan Hyunjin takut.' Gumannya.

Tapi tidak ada gerakan sama sekali dari si aa yang masih asik di alam mimpi. Dengan sedikit menaikan rasa keberanian, ia kembali mengoyangkan badan suaminya sedikit lebih kencang.

"A bangung ayo, ibu yang nyuruh." Ujar Hyunjin kembali.

"Hm?" Respon si aa yang mulai tersedar, lalu ia mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang dan mulai membuka matanya.

"Ayo bangun dan siap siap." Si aa mengangguk lalu mengambil posisi duduk yang mana setelahnya menatap Hyunjin yang masih berdiri di hadapannya dengan wajah yang polos. Sedankan dia dengan wajah bantal yang bau iler serta kotoran mata yang banyak menempel di sudut matnya.

Young Married // Chanjin (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang