#37

1.5K 242 32
                                    

Berhari hari setelah hari dimana Hyunjin di hukum oleh Bangchan mengundang sebuah kontra dari sang kakak serta sang suami yang beradu argumen saat mengetahui keadaan punggung adiknya Hyunjin kini tengah menatap langit langit kamarnya sendiri kembali seorang diri di dalam rumah.

Bangchan seperti biasa akan pulang larut serta Yeji yang belum pulang karena mempunyai temu janji dengan mertuanya yang tidak tau Hyunjin ada urusan apa kakaknya disana. 

Sore ini terasa begitu membosankan namun malas juga Hyunjin untuk beraktivitas kecil di dalam rumahnya.

Ting nong!!

Hyunjin yang mendengar tidak lekas bangun dari tidurnya, hanya menatap pintu kamar yang di tutup rapat.

Apa si bibi tidak ada?  Mengapa tamu di luar sana sampai memencet bel. Biasanya tamu hanya akan mengetuk pintu tidak sampai membunyikan bell.

Sepasang mata miliknya lalu melirik jam dinding yang ternyata menunjukan pukul 5 sore. Siapa yang bertamu sore sore begini.

Ting nong!!

Huft

Sepertinya memang mau tidak mau Hyunjin harus beranjak dari kasurnya sendiri untiuk membuka pintu rumahnya secara langsung. 

Baiklah, Hyunjin akan turun kebawah saat ini juga.  Padahal hatinya benar benar malas untuk sekedar menginjakan kaki diatas marmer rumahnya. 

***

Ting nong!!

Kesal rasanya Hyunjin mendengar berkali kali suara bel rumah, apakah tamu yang datang memang tidak sesabar itu?!  Tidak taukah jika Hyunjin malas kesana kemari! 

Ceklek

Hyunjin dengan pelan membuka pintu rumah dengan kepala yang menunduk disana. 

"Suami kamu udah pulang?"

Deg

Hyunjin menatap seketika orang yang baru saja bertanya. Satu hal yang tidak akan pernah ia percayai saat ini ketika sang ibu mertua berada tetap di depan dirinya sendiri.

Dengan dirinya yang hanya memakai kaus pas sehingga perut yang terdapat dua janin tumbuh disana sedikit menyembul di badannya yang kelewat ramping.

"I-ibu." Panggil Hyunjin yang tiba-tiba seluruh tubuh miliknya sendiri membeku disana. 

"Masih berani banget manggil aku ibu. Chan udah pulang?"

Hyunjin menggeleng takut dengan tangan yang meremat kuat gagang pintu yang memang belum dilepas dari tangannya.

Keringat mulai membasahi pelipisnya begitu saja beserta telapak tangan yang mulai basah juga. Jantungnya berpacu menjadi lebih cepat meski ia berusaha terlihat senormal mungkin di hadapan sang mertuanya ini. 

"Kemana si Bangchan?!  Kata resepsionis di hotel dia udah pulang dari tadi!" kesalnya dengan berkacak pinggang disana. Hyunjin hanya diam membatu tanpa ingin menengok kearah ibu mertuanya sendiri. 

Hyunjin tidak mempersilahkan masuk sang mertua, lagipula sepertinya bu Ratih enggan untuk berada di satu atap yang sama dengan dirinya.

Kram perut terasa begitu saja saat ini, namun yang Hyunjin lakukan hanya semakin mengerat cengkraman serta ibu jari kaki yang sama sama menekan kuat sandal yang ia gunakan. 

Pikirannya serasa tidak jernih dengan memikirkan berbagai hal negatif mengahampiri kepalanya saat ini. Ingatan akan masa lalu kembali terangkat, bahkan ucapan sarkas dari sang ibu mertua kembali terngiang ngiang dikepalanya.

Young Married // Chanjin (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang