Sore hari, anak sulung bapak Sulaiman baru pulang dari kegiatan sekolahnya. Wajahnya sedikit kumal akibat bermain futsal sehabis pulang sekolah di dekat tempat sekolahnya tentu saja.
Bukan kotor akibat tanah, hanya saja dari pelipisnya mengucur keringat yang tidak ia seka sama sekalipun.
"Selamat datang tuan." Sapa salah satu maid yang mulai bekerja dari tadi siang di rumahnya. Chan selaku anak sulung disana, hanya mengangguk meniru setiap gerak gerik sang ayah saat di rumah.
Chan yang berlalu untuk pergi ke kamarnya, tentu melewati ruang keluarga. Yang rupanya disana terdapat Felix yang tengah mewarnai di temani Hyunjin.
"AA!!" Teriak Felix membuat Chan yang ingin melewati saja jadi berhenti dan menengok kearah mereka.
Dapat ia lihat, Felix yang antusias melepas genggamannya dari pensil warna lalu berlari kearah Chan dan memeluknya.
Berbeda dengan Hyunjin yang tadi sedang membaca buku cerita milik adiknya hanya menatap kearah bangchan, tanpa ada pergerakan apapun selain menatapnya.
"Ih bau!" Respon Felix sambil menutup hidungnya dan sedikit menjauh dari tubuh kakaknya. Hal itu membuat Hyunjin menarik bibirnya tipis ke atas, dan Chan malah menatap Felix dengan datar.
"Suruh siapa langsung peluk peluk?" Tanya Chan.
"Kan di kira masih wangi a." Ucap Felix, lalu kembali ketempat semula ia duduk dan mengambil pensil warna.
"Aa mandi gih, badannya bau terasi." Suruh Felix sambil melanjutkan kegiatannya. Hyunjin yang disana masih menatapnya dalam diam dengan pandangan polos.
"Hyunjin." Panggil Chan dengan nada dingin so soan agar terlihat seperti ayahnya.
"Ya?" Respon Hyunjin saat itu juga. Felix yang awalnya menunduk dan mewarnai, kini menatap Hyunjin serta kakaknya bergantian.
"Siapkan baju untuk ku." Ucapnya, lalu pergi dari sana meninggalkan Felix yang melotot tidak percaya kakaknya akan memerintah Hyunjin dengan nada dingin.
"Felix, aku ke kamar si aa dulu ya." Pamit Hyunjin dengan suara lembutnya, Felix tentu mengangguk setelah melihat Hyunjin sudah berdiri dari duduknya.
"Hyunjin tapi nanti kesini lagi ya." Pinta Felix dan Hyunjin mengangguk sambil memakai sandal rumahan miliknya.
Ya karena mereka duduk di tengah tengah antara sofa dan televisi yang di geraikan kasur karpet alias surpet.
Setelahnya, Hyunjin berlari untuk menuju kekamar Bangchan, si jodoh usia dininya. Melewati tangga, lalu masuk kedalam kamar milik Chan yang rupanya pintunya sengaja di buka.
Saat dia berada di ambang pintu, ia melihat Chan tengah membuka kemeja sekolahnya tepat di depan lemari, Hyunjin hanya diam memperhatikan.
Bukan terpesona, melainkan ia sedikit bingung kenapa si suaminya ini melepas baju dengan pintu yang di buka, apa ia tidak malu jika akan ada orang yang melihatnya?
"Eh?!" Kaget Chan saat melihat Hyunjin berdiri di ambang pintu.
Dia yang hendak melepas celana jadi tidak jadi lalu segera pergi ke kamar mandi disana. Hyunjin yang ingat di mintai untuk menyiapkan baju segera masuk.
Ia lalu berjalan langsung menuju lemari pakaian dan membukanya. Dengan seksama, matanya menyapu setiap baju yang terlihat rapi di dalam remari. Ia jadi bingung untuk memilihkan mana baju yang ingin suaminya itu pakai.
Dari pada nanti ia salah, kaki Hyunjin di langkahkan menuju kamar mandi Bangchan. Dengan sedikit takut, Hyunjin mengetuk pelan pintu kamar mandi.
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...