#38

1.6K 250 39
                                    

Berjalan menelusuri lorong rumah sakit di bagian vip memang sudah biasa jika ada seseorang yang dirawat di rumah sakit bagi mereka.

Ketukan suara dua pasang pentopel mahal bermerek saling bersahutan di gendang telinga mereka masing masing. 

Tap

Tap

Tap

Suara pintu ruang yang dituju diketuk sedikit tenang kala mereka sampai di tempat. Yang mana tidak lama mereka menunggu penghuni dari dalam membukakan pintu tersebut. 

Wajah dingin namun masih terlihat jelas jika dirinya merasa cemas oleh sang ayah disana. 

Tanpa menunggu lama, mereka berdua yang baru datang segera masuk kesana membuat Bangchan sang anak sulung yang sudah berkeluarga sejak dini menutup kembali pintu disana. 

Berjalan mendekat ranjang Hyunjin berada, Sulaiman menghela napas lantaran ia tidak tau bagaimana bisa menantunya berada terbaring disana dengan selang infus yang nenusuk pergelangan tangan kanan Hyunjin.

"Bagaimana bisa dia di rawat begini?" tanya Sulaiman pada mereka yang telah membawa menantunya kemari. 

"Kita enggak ada yang tau, tadi pas aa baru nyampe di rumah Yeji langsung nubruk yang ternyata lagi cari pertolongan." jawab Bangchan mengundang tatap Felix disana. 

"Kata mama kalian, dia tadi sore kesana buat ketemu sama kamu Chan. Tapi malah ketemu sama Hyunjin, mama kamu enggak apa apain Hyunjin kan?"

Bangchan menatap lekat ayahnya yang barusan bertanya. Ia tidak tau jika mamanya sempat berkunjung kesana tanpa mengabarinya terlebih dahulu.

Hyunjin juga belum bercerita apapun karena sesampainya mereka disana Hyunjin histeris untuk tidak mengizinkan suaminya menandatangani surai persetujuan untuk mengeluarkan janin janin itu dari rahim istrinya. 

Ya, Hyunjin di berikan obat tidur dengan cara di suntikan agar Hyunjin sedikit lebih rileks disana.

"Chan enggak tau, tapi kata dokter yang tadi nanganin Hyunjin bilang kalo dia stress serta shock secara berlebihan. Mungkin yah kalo ini karena kedatangan mama kerumah."

Sulaiman memandang bingung anaknya. Karena terlalu sibuk di kantor, ia tidak mengetahui bagaimana Ratih memperlakukan Hyunjin di belakangnya. Apa seperti dulu yang dingin atau bertindak gegabah seperti yang dia takuti selama ini. 

"Chan bilang sama ayah, apa yang dulu pernah terjadi sama kalian? Sepertinya Hyunjin benar benar merasa ketakutan saat ini. Lihat dia tidur aja keliatan gelisah gitu." ujarnya sambil melihat sang menantu yang terbaring lemas disana. 

"Kalo ayah pengen tau, tanyain aja sama anak ayah yang satunya lagi. Dia pasti jawab sejujurnya sama ayah." ucapnya lalu berlalu dari sana menuju sofa yang terdapat di ruangan tersebut menarik diri untuk menatap angkuh Felix yang sedari menutup bibirnya erat. 

"Felix?" tanyanya yang menatap Chan lalu di angguki pria muda disana. 

"Yah seenggaknya kalo dia memang merasa bersalah, dia bakalan mau jelasin segala sesuatu apa yang terjadi dulu sama ayah."

Sulaiman lalu menatap anak bungsunya yang memang tidak terlihat baik baik saja disana menunduk dalam.

Ditatap dua pria dominan dengan kedua orang tersebut begitu serius membuatnya terasa seolah di tuntut untuk menjelaskan kejadian dulu. 

Bruk

Keduanya menatap Felix yang bersimpuh di tempatnya ia berdiri, mengepalkan kedua tangannya sembari lagi lagi harus ada air mata yang ikut menjadi sebuah cerita dalam cerita ini. 

Young Married // Chanjin (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang