Mata sipit indah menatap teduh seseorang yang duduk di sampingnya dengan tangan kanan memegang garpu disana.
Di ambilnya potongan buah mangga, lalu di sodorkan pada pasien yang kita ketahui bernama Hyunjin menerimanya dengan lembut.
Mengunyah perlahan, terpesona akan rupawan yang sudah menjadi suaminya bertahun tahun tidak dapat dirinya untuk berbohong jika ia memang sudah jatuh hati sedari dulu.
Mata yang menatap teduh kini berubah menjadi terasa perih serta tenggorokan yang mulai perih saat ia menelan buah mangga yang ia makan barusan.
Sepotong buah mangga kembali di sodorkan oleh suaminya, namun tak kunjung ia makan sehingga Bangchan sang suami menengok kearah istrinya dari sebuah laptop di atas meja yang berada di ruang rawat inap tersebut.
"Loh kenapa nangis?" tanya Chan saat dirinya malah melihat istrinya lagi lagi meneteskan air mata.
Disimpan terlebih dahulu garpu yang menancap potongan buah keatas piring di samping laptop. Ya, Chan tetap memantau pekerjaannya sembari menyuapi istrinya potongan buah mangga.
Mangga manis.
Direngkuh badan sang istri yang bisa di sebut kurus dengan perut membuncit kecil disana untuk sedikit ia tenangi jika saja memang benar istrinya kembali dilanda rasa resah atau yang lainnya. Ia takut anak yang di kandung istrinya nanti kenapa napa, jadi sebisa mungkin Bangchan menenangkan perasaan istrinya.
Mendapati badan suaminya, pikiran Hyunjin kembali menerawang perkataan sang ibu mertua. Meski Yeji kembarannya menepis kuat perkataan Hyunjin yang katanya tidak sudi menikahi Chan untuk kedepannya, siapa tau jika takdir memang tercatat seperti itu.
Dirinya yang berpisah dengan suami yang ia sayangi, lalu di ganti dengan Yeji yang menjadi istri mantan suaminya. Hati Hyunjin sudah sangat pasti tidak akan bisa menerima dengan begitu mudahnya.
"Kenapa tiba-tiba nangis, mamah nya aa kesini?" tanya Chan dengan lembut sembari mengusap kepala Hyunjin yang bertumpu pada dada bidangnya.
Terasa gesekan pelan dari kepala Hyunjin yang tentu menjawab tidak dari pertanyaan Bangchan.
"A, aa sayang sama Hyunjin enggak?" tanya Hyunjin dengan suara yang serak disana. Bangchan yang mendengar sedikit tertegun dengan gerakan tangan yang terhenti sesaat membuat Hyunjin mendongak.
Bangchan pula turut menunduk untuk menatap istrinya sehingga tidak di sengaja mereka berpapasan saat itu juga.
Chan dengan lembutnya mengecup bibir Hyunjin singkat lalu tersenyum hangat disana. Hyunjin yang melihat juga merasakan terdiam menunggu jawaban sang suami.
"Sayang dong, kenapa enggak sayang sama mamahnya anak anak aa. Kenapa? Kamu raguin aa?" jawabnya yang langsung kembali bertanya.
Hyunjin lebih dulu memutuskan pandangan mereka dengan kembali menatap kearah depannya sembari mengangguk kecil.
"Kalo aa sayang kenapa aa bareng bareng sama perempuan di luar sana?" tanyanya kembali.
Jantung Bangchan tiba-tiba berdetak lebih cepat membuat Hyunjin yang menempelkan telinganya dapat mendengar detak jantung suaminya.
"Hyun..
"Gak ada yang ngasih tau, tapi Hyunjin liat sendiri. Aa sering jalan sama perempuan itu, awalnya Hyunjin kira aa enggak sayang Hyunjin sampe lagi lagi selingkuhin Hyunjin."
Bangchan masih tetap memandang wajah rupawan istrinya yang lagi lagi sembab. Ucapannya terpotong menandakan Hyunjin tidak siap dengan segala sesuatu alasan yang akan Chan ucapakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...