"KAKEEEEEEEK!"
Sulaiman yang mendengar suara dua anak berbeda langsung tersenyum dan melambaikan tangan dikala mobil itu memasuki wilayah pekarang rumahnya.
Rasa senang membucah diantara mereka terlebih pada Sulaiman yang kedatangan cucu cucunya. Jika boleh di sebut, rasa sayang daripada anak serta cucu rasanya, lebih berat sayang kepada cucunya sendiri apalagi tampan dan cantik seperti itu.
Setelah mobil terparkir dan mesinnya dimatikan, sikembar lalu keluar dari mobil begitu semangat dan berlarian untuk menghampiri Sulaiman.
Bruk bruk
"Aduuuuh cucu cucu kakek baru kesini lagi. Kakek kangen kalian." ucap Sulaiman sambil memangku dua cucu cucunya yang baru berusia 5 tahun itu.
"Rayi juga/Kakang juga!" serempak mereka bersamaan dengan antusias.
"Ayo kedalam!" ajak Sulaiman dan menggendong keduanya disisian yang berbeda.
"Hei!! Jalan kaki kalian, kasian kakeknya gendong kalian pasti berat itu." tegur Yeji yang mengambil satu koper di tangannya yang tentu saja isinya adalah baju mereka berempat. Ya, mereka akan menginap beberapa hari disana agar si kembar tidak terlalu bosan berada di kampung.
"Enggak mau!" tolak Rayi sambil memeluk ceruk leher kakeknya itu.
"Udah gapapa Ji." Yeji mau tak mau hanya mengangguk saat Sulaiman berkata demikian.
Berakhir mereka berjalan bersamaan masuk kedalam rumah besar itu. Maid tiba-tiba ada yang berjalan mendekati mereka untuk membawakan koper milik Yeji. Dengan begitu Yeji menyerahkan kopernya dan lalu mengikuti Sulaiman yang berjalan kearah ruang keluarga disana.
"Kakek tadi Kakang nakal, jangan kasih dia kado ya." adu Rayi sambil melihat wajah kakeknya dengan jarak yang dekat.
"Enggak, ih Rayi kan tadi Kakang udah minta maaf. Udah dipasangin juga jepitannya tuh di rambut kamu." bela Kakang sambil menjauhkan wajah adiknya dari wajah sang kakek dengan tangan kecilnya mendorong.
Karena hal itu juga kepala Rayi jadi sedikit mendongak akibat ulah Kakang. Sulaiman yang menggendong mereka sedikit kewalahan karena mereka yang malah bertengkar di gendongannya itu.
Bruk
Sulaiman sedikit menjatuhkan dirinya saat mendudukan diri di sofa karena beratnya si kembar beum lagibtidak bisa diam.
"Hai kembar."
Sapa Felix lalu ikut duduk di sopa yang lain membuat si kembar buru buru turun dari pangkuan kakeknya lalu beralih menghampiri Felix disana.
Tidak, mereka tidak ingin di gendong oleh Felix, melainkan ingin menguyel nguyel pipi tembam bayi yang berada di gendongan Felix saat ini.
"Leo lucu banget iiih." ujar Rayi yang paling semangat untuk menoel noel pipi dari batita yang baru berumur 6 bulan itu.
"Iya lucu, kayak boneka." sahut Kakang setuju yang hanya menatap Leo anak dari pasangan Minho juga Felix.
Sulaiman yang melihat tingkah si kembar serasa bernostalgia, seperti melihat Bangchan juga Hyunjin di waktu yang bersamaan.
"Kalian kayaknya perlu kaca ya?" mereka menoleh bersamaan saat Minho ikut bergabung disana. Felix juga Sulaiman tersenyum mendengarnya apalagi saat melihat wajah bingung si kembar disana.
"Buat apa om?" tanya Kakang mewakilkan. "Kalian juga lucu, nih om aja gemes banget sama kalian." jawabnya balik menguyel pipi mereka dan lebih untuk mencubit gemas.
Mendengarnya, si kembar malah acuh karena keseringan dikata lucu menjadikan mereka merasa biasa saja daripada senang atau yang lainnya.
"Kak aku kekamar dulu ya, Leo keknya pup." pamit Felix padahal baru sampai disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...