Malam hari, Hyunjin tengah terduduk diatas kasur dengan tangannya yang lihai mewarnai gambaran yang di buat oleh suaminya.
Dengan badan yang sengaja di condongkan kedepan, serta kaki yang di lipat kearah yang sama selayaknya anak anak yang sedang duduk lesehan, Hyunjin mendapatkan kenyamanan tersendiri baginya.
Karena sebelum makan malam berlangsung, Chan menggambar sesuatu diatas kertas putih polos atas dasar tugas sekolah ia kerjakan saat itu.
Sampai saat dimana Hyunjin datang menghampiri suaminya untuk mengajaknya makan malam, dengan sengaja ia menawarkan diri untuk mewarnainya tentu Chan langsung mengizinkannya.
Kebetulan di saat itu pula Bangchan baru selesai menggambar, lantas menutup buku gambarnya dan meletakan pensil warna diatas buku tersebut agar nanti Hyunjin tinggal mewarnai.
Hyunjin memilih kasur sebagai alas untuk dirinya melakukan kegiatan tersebut, karena biasa setelah makan malam selesai Bangchan akan melanjutkan membaca terlebih dahulu apa yang sudah di pelajari tadi siang dan mencari sebuah pertanyaan untuk esok harinya di sekolah, tentu mencarinya dengan membaca buku pelajaran yang besok akan ia temui terlebih dahulu.
Maka dari itu, Hyunjin lebih memilih untuk mewarnainya di atas kasur dengan papan dada sebagai alas untuk buku gambarnya.
Jika di atas lantai, ia takut Chan akan memarahinya seperti dulu, karena Hyunjin pernah kena marah Chan saat ia membaca buku di atas lantai kamar tersebut.
Sejak Hyunjin selesai mencuci piring bekas suaminya pakai serta ia yang langsung pergi kekamar, pria kecil ini tidak menemukan suaminya di dalam kamar sampai saat Hyunjin selesai untuk mewarnai gambaran tersebut.
Karena merasa pegal, badannya ia tarik untuk duduk tegak dan sedikit melakukan peregangan agar rasa pegal itu sedikit menghilang.
Tangan telaten Hyunjin dengan cekatan membereskan buku gambar serta pensil warna milik suaminya tersebut lalu ia ambil dan segera turun dari kasur untuk menuju meja belajar guna menyimpan barang barang tersebut disana.
09.30 malam guman Hyunjin saat matanya melihat jam dinding yang di letakan di atas meja belajar sana.
Tumben sekali suaminya tidak ada di kamar saat jam malam seperti itu, karena biasanya usai makan malam Bangchan yang menemani dirinya untuk mencuci piring akan sama sama berada di dalam kamar, apalagi jam malam.
Tapi saat ini suaminya tersebut tidak ada di sana, yang menyisakan Hyunjin dengan kegiatannya sendiri.
Dengan langkah yang ringan, iapun segera pergi keluar untuk mencari Bangchan, takutnya suaminya tersebut tertidur di luar kamar.
Ceklek
Pintu terbuka ulah Hyunjin sendiri dengan perlahan, namun sebelum melanjutkan langkahnya terlebih dahulu anak manis itu melirik kekanan dan kekiri untuk memastikan ia akan pergi ke mana.
'Atuh mama itu liat aa nya!'
Terdengar suara Felix yang begitu nyaring dan kesal dari lantai satu membuat Hyunjin memilih untuk mengambil arah kiri menuju lantai satu.
Bug
Suara pintu di tutup dengan pelan, dan Hyunjin melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
Melewati beberapa barang antik yang berjejer rapi meski berjauhan, Hyunjin lalu sampai di hulu tangga yang menyambung ke bawah sana.
Langkahnya begitu rapi saat melewati setiap umpakan anak tangga yang banyak di rumah besar tersebut. Tangan kecilnya tentu memegang tralis besi pagar tangga sebagai tumpuan kecil untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...