Pukul 10 pagi, rombongan sekolah Bangchan serta Felix sudah berada di kawasan ancol, tepatnya mereka berada di parkiran bus yang berjarak tidak jauh dari gerbang masuk ke taman impian dufan.
Penghuni di dalam mobil begitu ricuh lantaran rasa bahagia setelah 4-5 jam mereka tempuh akhirnya sampai tujuan. Meski ternyata salah satu tujuannya harus pupus di karenakan salah satu ban mobil bocor saat di jalan tol tadi, yang mengharuskan bus bus lainnya menunggu satu mobil untuk di betulkan terlebih dahulu.
Guru yang bertugas menjadi panitia sibuk tengah membagikan tiket masuk kepada penghuni bus yang sibuk dengan kegiatan masing masing.
"Bangchan dua tiket." Ucap gurunya, lalu memberikan dua kertas yang berlogo dufan yang bergambar landak yang tengah tertawa bahagia.
Iyap guys sekarang bukan lagi monyed yang idungnya gede, tapi di ganti landak.
"Nih, jangan hilang. Nanti kasih ke mbak atau mas nya yang ada di pintu masuk." Sodor satu tiket tersebut pada Hyunjin.
"Aa pernah ke dufan?" Tanya Hyunjin sambil menerima tiket tersebut.
"Ya, pas dulu ulang tahun ke 7, aa kesini." Hyunjin mengangguk mengerti, lalu ia segera memakai tas bagpacknya yang berguna menyimpan handphone juga dompet miliknya.
"Uang ada?" Tanya Chan memastikan.
"Ada a." Jawab Hyunjin sambil menepuk nepuk tasnya.
"Masih muat gak tasnya buat hp aa sama dompet doang?" Tanya Chan, yang lalu resleting tas Hyunjin dibuka.
"Masih a, sini." Ucap Hyunjin yang langsung disodorkan dua benda milik suaminya.
"Chek sound cek cek hiji dua hiji dua tilu eta terangkanglah!"
Semua penghuni mobil lantas menengok pada guru yang berdiri di depan dengan memegang mic untuk memberikan arahan atau yang lainnya.
Begitu pula dengan Bangchan serta Hyunjin yang mendengarkan saja karena keduanya berada di kursi bagian belakang, sehingga mereka lebih tepatnya Hyunjin tidak dapat melihat secara langsung guru yang sedang berbicara.
"Perhatian semuanya, kami para guru akan membebaskan kalian dalam bermain disana, namun tetap berhati hati dan selalu mengutamakan keselamatan. Dalam batasan waktu, kalian akan di bebaskan bermain sampai dengan jam 18.00 atau jam 6 sore.
Perhatikan barang bawaan kalian, apalagi barang penting seperti kartu pelajar, handphone serta uang tolong dengan sangat untuk berhati hati.
Titik kumpul nanti di luar gerbang keluar dufan, tidak boleh terlambat! Karena apa? Karena tahta dan harta ibu ada di waktu. Kalau kalian telat, maaf kami akan dengan tega meninggalkan kalian, mengerti?!"
"MENGERTIIIIII." Teriak mereka serempak.
"Bagus, sekian terimakasih." Ucap bu guru tersebut, lalu mematikan mic yang ia pegang dan lalu memperbolehkan mereka turun secara teratur agar tidak ada kejadian yang tidak di inginkan.
::
::
::
"Aduuuuh udah lama banget gak kesini kesini ih." Ujar Felix membuat Jisung, Seungmin, Bangchan, Hyunjin serta Lino menatap jengah keantusiasan satu orang itu.
"Sombong amat!" Celetuk Lino mewakili mereka berempat.
"Ih kak Lino ngapain gabung sama kita, emangnya kita mau sama kak Lino?!" Tanya Felix dengan nada yang sedikit sewot.
"Biarinlah, kan gua maunya sama Hyunjin." Jawab Lino sambil memainkan topi miliknya sebelum di pakai.
"Ih so gaya banget pake gua elu, ngomong bahasa Indonesia itu yang bener dong!" Kini giliran Seungmin yang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...