#23

2.3K 263 51
                                    

Terduduk di atas lantai yang dingin, Hyunjin meneguk liurnya sendiri dengan perasaan yang teramat takut. Berada di ruang yang sangat ia kenali tentu membuatnya begitu bingung sendiri. 

Suasana mencengkam terasa bagi dirinya. Hanya bersama bayi dalam kandungannya Hyunjin lantas bangkit dari acara duduknya sendiri.  Menatap pantulan dirinya sendiri di dalam cermin yang besar tepat di depannya. 

Tunggu! Ini kamar suaminya dulu, mengapa ia berada disana? Apa Bangchan membawanya saat ia terlelap dalam tidur?

Ia juga telah memakai pakaian putih, baju yang sedikit formal namun tunggu! Ini pakaian wanita?  Dress wanita yang sering dipakai ibu hamil luaran sana.

Bagian selatannya juga ia rasa dirinya tidak memakai apapun. Apa apaan ini, mengapa sangat random sekali ia berpakaian. 

Kakinyapun tak memakai alas, ia lalu memilih untuk keluar dari kamar suaminya sendiri, siapa tau ia menemukan Chan di luar.

Langkah demi langkah ia lakukan untuk menggapai pintu kamar, knop pintu dingin yang beberapa bulan tak ia sentuh sekarang kembali ia pegang untuk membukanya. 

Ceklek

Suara pintu khas terbuka, memamerkan ruangan kosong dengan karpet merah di bawah sana menuju kearah tangga. 

Apa ini di gunakan untuk dirinya berjalan disana?  Ruangan lantai dua disana tidak terlalu terang yang hanya tersinari oleh cahaya rembulan di malam hari.

Hyunjin hanya terfokus pada lantai 1 yang terasa kosong dan hanya tersinari oleh cahaya cahaya dari lilin.  Tentu saja dirinya bisa melihat itu, karena banyak sekali lilin yang di nyalakan di bawah sana. 

Tanpa pikir panjang, Hyunjin yang memang tengah mencari Bangchan lantas menginjakan kakinya untuk menuruni setiap anak tangga yang juga di lapisi karpet merah disana. 

Seingatnya dulu di rumah ini tidak di gerai karpet merah selayaknya di kerajaan atau yang lainnya untuk selebritis. 

Setengah tangga terlewati, atensi Hyunjin lantas melihat ayah mertuanya beserta Felix yang berdiri di penghujung tangga di dua sisi yang berbeda, mereka seolah tengah menunggu Hyunjin untuk menjemputnya. 

Keduanya tersenyum, namun senyuman yang lain dari seingatnya dulu.  Tanpa rasa curiga, Hyunjin tetap mendekati mereka berdua yang memakai baju berwara merah darah. 

Uluran tangan keduanya menyambut Hyunjin di penghujung tangga yang mau tak mau dan tak di mengertinya ia menerima kedua tangan disana. 

Tak ada pembicaraan, mereka menuntun Hyunjin tetap di karpet merah yang tertuju pada ruang tamu. 

Aneh ini sungguh aneh, debaran jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Aroma lilin tentu membuat dirinya merasa mual karena begitu banyak lilin yang di pajang disana. 

Lukisan lukisan Sekar terpajang di mana mana, bahkan gambar sulastripun juga hadir disana namun terletak di sebuah meja panjang yang berjejer lilin merah dari yang terkecil sampai lililn yang paling besar. 

Hyunjin tentu penasaran, ia ingin bertanya namun saat melihat kedua orang di sisinya hanya terfokus kearah depan dengan pandangan yang tidak bisa Hyunjin baca sendiri. 

Ia ingin suaminya, dimana Bangchan? Mengapa dirinya hanya sendiri tanpa Bangchan di rumah itu, jika boleh di katakan, tangan tangan dari kedua orang yang menuntunnya terasa begitu dingin. 

Tibalah mereka di ruang tamu yang membuat Hyunjin membelalakan matanya saat melihat banyak sekali lilin yang di gunakan disana. 

Ibu mertuanya terduduk persis seperti Sekar dalam lukisan, bahkan bajunya memakai kebaya merah serta sanggulan yang ia lihat di lukisan Sekar saat berada di ruang bawah tanah. 

Young Married // Chanjin (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang