Beberapa hari setelah sepulangnya mereka dari dufan, mereka kembali kekehidupan sebelumnya. Hyunjin dengan kegiatan di rumah, lalu yang lainnya kembali berangkat kesekolah.
Hari ini seperti biasa, Hyunjin bekerja di rumah membereskan kamar, mencuci piring bekasnya juga suaminya.
Dan hari ini, saat ini Hyunjin si anak yang baru menginjak usia remaja tengah menyetrika di ruangan khusus menyetrika tentu saja.
Tidak banyak, hanya pakaian miliknya serta milik Bangchan. Satu persatu pakaian yang semula kusut sudah rapi berjejer di keranjang.
Tidak ada yang menarik dari kehidupan Hyunjin setelah menikah, hanya saja ia selalu sabar dalam setiap hari yang mulai berubah suasana.
Untung saja, saat dimana mereka bermain bersama di dufan, Hyunjin seolah kembali menjadi anak yang berada di usia yang semestinya. Tidak seperti sekarang, Hyunjin terus menerus berperan menjadi seseorang yang dewasa sebelum waktunya.
Berapa banyak ia mengahbiskan waktu bermainnya dengan teman sebayanya hanya untuk mengabdi pada satu orang atau bahkan untuk keluarga yang tiba-tiba datang untuk menjemputnya.
Tidak bisa ia membayangkan jika takdir yang ia harus terima ini adalah takdir saudari kembarnya yang tak lain adalah Yeji.
Jika Hyunjin mempunyai hati yang mudah menerima kenyataan, dan punya rasa sabar yang lebih, beda lagi dengan Yeji yang sejak dulu memang bertolak belakang dengan Hyunjin.
Anak yang mudah mengeluh, sering kali sewaktu dulu Hyunjin mendengar jika Yeji akan tidak terima jika apa yang di dapat Yeji kurang baik dari apa yang Hyunjin miliki.
Bahkan dulu sering kali Hyunjin akan memgerjakan apanyang seharusnya di kerjakan Yeji. Namun berujung Yeji tidak enak hati dan akan meminta maaf padanya.
Seperti yang terakhir kali ia dengar setelah 3 tahun berlalu, Yeji juga malah meminta maaf padanya karena telah membuat Hyunjin dalam keadaan seperti ini.
Lagi pula jika di pikir pikir lagi, apakah mungkin ini sebuah kebetulan semata? Antara dirinya dengan Yeji, sedari kecil Hyunjin lah yang sering mengatur segala sesuatu di rumah layaknya seorang ibu ibu.
Terkadang, Yeji akan sangat manja juga pemalas jika berada di rumah hanya bersama dengan Hyunjin.Contohnya saja, jika mereka lapar atau bahkan jika hanya Yeji yang lapar Hyunjinlah yang akan turun tangan untuk membuat makanan di dapur.
Jika rumah berantakan pula akibat orang tuanya yang tidak sempat beres beres sebelum pergi ke pasar maka dirinya pula yang akan turun tangan.
Cucian baju menumpuk, setrikaan yang menumpuk serta piring gelas kotor yang belum di cuci juga dirinya yang turun tangan.
Bahkan tak jarang Yeji akan menyuruh Hyunjin untuk mengisi air bak di kamar mandi yang tentu menggunakan timbaan ember air dari sumur.
Padahal, saat itu Hyunjin masih terbilang masih kecil, namun ia sudah mampu melakukan hal apapun yang seharusnya di kerjakan di usia yang sedikit lebih tua darinya saat itu.
(Percayalah disini ada yang kek gitu, yang pasti bukan gua :D)
Maka dari itu, saat Hyunjin di bawa ke kota untuk berperan menjadi seorang istri, ia tidak terlalu kesusahan seperti orang orang yang berpendidikan tinggi diluaran sana namun hal sekecil ini tidak dapat mereka lakukan.
Yang menjadi hal baru saat itu hanyalah ada suami, mengurus suami, serta tidur bersama dengan seseorang yang benar benar tidak ia ketahui sebelumnya.
Tinggal baju terakhir yang tersisa, dengan cekatan tanganya yang lihai begitu terampil saat menyetrika baju hingga di lipat dengan rapih.
Setelah beres semua, ia kembali memasukan baju yang telah di lipatnya kedalam keranjang lalu ia ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...