#48

1.3K 195 6
                                    

Kelanjutannya doang lur
Kalo disatuin malah kepanjangan

















W

ilujeng ngaos 😀





Menjelang watu siang, Hyunjin yang tengah berada dikamar suaminya dulu kini merasa bosan karena sedari tadi dirinya hanya berdiam diri sambil memainkan ponsel entah bertukar sapa dengan Yeji atau dua teman yang lainnya.

Yang pasti saat mengirim pesan pada Bangchan atau Lino merekalah yang paling cepat membalas namun isi pesannya malah membuat Hyunjin semakin malas untuk melanjutkan bertukar pesan lagi. 

Karena 3 orang yang tadi lebih awal di sebut lama dalam merespon karena mungkin tengah bersekolah Hyunjin menjadi semakin bosan saja. 

Karena ingin membunuh rasa bosan yang melekat pada dirinya, Hyunjin lalu bergerak untuk mendekati meja belajar yang tidak pernah di kemana manakan oleh siapapun.

Hyunjin sengaja memilih duduk di kursi meja belajar lalu mengambil salah satu buku yang berjejer disana.  Bukan buku tulis sih yang Hyunjin ambil, melainkan buku gambar yang dulu gambarnya yang di buat oleh Bangchan lalu di warnai oleh Hyunjin. 

Melihat itu, Hyunjin tersenyum dengan mengingat kenangan dulu. Dirinya lalu membuka lembaran pertama yang memperlihatkan gambar sebuah mobil sport yang di gambar oleh suaminya lalu di warnai oleh Hyunjin diatas lantai. Masih saja ingat, kala kepergok oleh Bangchan Hyunjin dimarahi habis habisan takutnya nanti malah sakit. 

Lalu ia kembali membuka lembaran berikutnya yang mana itu adalah gambar dinosaurus tentu tetap Hyunjin yang mewarnai. Dan lagi, Hyunjin membuka lembaran ketiga. Sekarang ia malah mengingat jika saat sedang mewarnai gambar burung beo di gambar itu, dulu dirinya sempat menangis sambil mewarnai karena ada bekas jejak air di tengah badan sang burung. 

Ia ingat saat itu Hyunjin menangis karenga ingin pulang ke kampung untuk bertemu dengan orang tuanya namun dilarang oleh Ratih. Mana cara menolaknya membuat Hyunjin yang baru beberapa minggu disana cukup membuatnya sedih. 

'Ngapain pulang!  Gak betah tinggal disini, kalo mau pulang ya pulang aja sana jalan kaki!'

Hyunjin tersenyum kecut saat mengingat ucapan sang mertua yang membuatnya nangis saat mewarnai. Kan wajar saja jika seseorang ingin pulang, apalagi untuk bertemu orang tuanya. Bukannya di kasih izin malah dimarahin waktu itu, mana si Bangchan dulu cuma liat doang pas masuk kamar eh langsung keluar lagi buat kumpul sama mamah ayah adiknya. Kan Hyunjin jadi iri. 

Dugh dugh

"Aduh kalian keras banget si nendangnya, iya mamah gak sedih kok ini tenang aja ya." monolognya sambil mengusap perut besarnya itu. 

Serasa puas untuk mengelus perutnya, Hyunjin kembali membuka lembaran yang selanjutnya. Eh selembar kertas malas jatuh keatas meja belajar karena sedari tadi Hyunjin mengangkat buku gambar itu. 

'Apa ya ini?  Perasaan dulu gak ada ini deh.' guman Hyunjin dalam hati, lalu memungut kertas itu dan langsung membukanya. 

"Tulisan Felix? Tulisannya jelek sih dari dulu." ucapnya saat mengetahui tulisan siapa yang ada di atas kertas sana. 

Niat hati Hyunjin ingin memberikan kepada adik iparnya, namun niatnya itu langsung saja di urungkan kala melihat sebuat tulisan yang ternyata adalah namanya. 











Untuk Hyunjin

Maaf, mungkin ini terlalu norak untuk membuat sebuah surat permintaan maaf. Kalo kamu baca juga mungkin aku udah gak ada di dunia ini, sebagai jalan pilihan aku buat nyusul anak kamu. 

Young Married // Chanjin (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang