Berhari haripun sudah berlalu, Hyunjin yang sehat sudah di perbolehkan pulang sejak kemarin lusa. Tidak ada yang lain selain nasihat dokter dari jangan stres, jangan terlalu lelah, jangan telat makan obat dan lain lain.
Teruntuk Chan sudah pasti ia di sarankan untuk lebih sering menemani istrinya dibandikan pekerjaannya di luaran sana.
Yeji? Ia sudah kembali ke kampung setelah mengetahui keluarga yang ia cari bersama dengan Sulaiman serta Lino.
Tentu, disaat Yeji pamit untuk pulang disana pula ada drama antara kakak beradik yang akan berpisah kembali. Tau bukan jika Hyunjin begitu manja terhadap kakaknya, dengan mudahnya mereka malah kembali berpisah.
Sampai dimana akhirnya Hyunjin terlelap karena lelah menangisi untuk meminta kakak menetap disana, saat itulah Yeji pulang diantarkan oleh supir keluarga Sulaiman yang tak lain adalah pak Supri.
"Udah dong jangan sedih terus, kamu telat makan ini." tegur Bangchan yang mulai kesal larena sedari tadi Hyunjin menutup rapat mulutnya.
Hal itu tentu akibat pulangnya Yeji saat ia terlelap masih di brankar rumah sakit.
"Hyunjin kamu mau di rawat lagi?" tanya Chan dengan nada yang mengintimidasi. Disana Hyunjin menggeleng kecil, sakit rasanya saat tangannya harus di tusuk oleh jarum yang mana ia langsung mengusap tangan bekasan di infus.
"Makanya ayo makan, sini 'a dulu." lagi Bangchan bersuara yang mana sekarang Hyunjin mau memakan nasi dari sendok yang di sodorkan suaminya.
"Nah gitu dong, kasian anak anak aa kalo sampe kelaperan."
Hyunjin menatap tajam pada sang suami yang belum menyadari tatapan sang istri. Disaat Bangchan hendak menyodorkan kembali makanan di sendoknya, ia tentu di buat bingung oleh Hyunjin di depannya.
"Liatnya biasa aja tau kok aa ganteng, kalo mata kamu ada lasernya udah kebelah ini badan aa." ucapnya sambil menyodorkan sendoknya.
Hyunjin lagi lagi diam masih dengan menatap tajam namun terlihat lucu di saat yang bersamaan. Bangchan yang tidak tau mengapa tentu saja mengerutkan keningnya bingung.
"Udah ah males makan." ucap Hyunjin lalu beranjak dari kursi meja makan meninggalkan Bangchan dengan tangan terangkat di udara kosong.
Please sekarang bujuk Hyunjin makan sama kayak nyodorin pisang ke harimau. Itu pemikiran Bangchan.
"Astagfirullah Hyunjin makan dulu baru nonton." tegur Bangchan sembari nyebut lalu mengelus dada melihat tingkah istrinya itu.
"Gak mau!" tolak Hyunjin saat sudah duduk di sofa depan televisi.
Bangchan tentu tidak mau kalah hanya dengan tolakan Hyunjin. Dengan segera ia berjalan mendekati Hyunjin tidak lupa piring yang masih banyak makanannya untuk istrinya ia bawa pula.
Di dudukannya ia di samping Hyunjin sambil kembali menyodorkan sendok yang susah terdapat nasi serta lauk pauknya disana. Namun tetap saja Hyunjin tidak mau membuka mulutnya, membuat Bangchan harus ekstra sabar menghadapi manusia berbadan tiga.
"Hyunjin kasian anak anaknya kalo kamu enggak makan, ayo sekarang makan." ucap Bangchan dengan nada melembut namun terpaksa karena sudah capek.
Delikan tajam langsung tertuju pada Bangchan lagi. Disana, wajah yang tampan kini super duper dongkol karena malah di tatap demikian oleh Hyunjin.
"Kan! Aa mah kasiannya cuma sama anak anak aja. Sama akunya enggak! Gak mau makan titik." rajuk Hyunjin yang membuat Bangchan sweetdrop.
'Berarti tadi salah ngomong haduh!' gumannya dalam hati merutuki kesalah ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...