"Sudah sampai tuan."
Hyunjin menengok keluar dari dalam mobil yang ia gunakan. Rupanya, sekolah dasar Bangchan dengan Felix jauh lebih besar dari bangunan sekolahan dulu yang dia tekuni disana.
"Kalo mau masuk langsung kesana?" Tanya Hyunjin sambil menunjuk kearah tempat dimana ada seseorang baru saja keluar dari gedung tersebut.
"Ya tuan, anda bisa masuk dari sana. Lalu, anda tanyakan saja pada orang yang ada di dalam dimana biasanya olahraga kelas suami tuan berlangsung."
"Iya pak, makasih." Ucap Hyunjin, lalu ia membuka pintu mobil untuk segera keluar dari dalam sana.
Pintu mobil kembali di tutup membuat sebuah suara yang lumayan nyaring terdengar tentu saja. Dengan hati yang berdebar kencang, ia sedikit gugup untuk masuk kedalam gedung tersebut.
Untung saja, dari tempat mobil yang ia tumpangi menuju gedung cukup dekat, sekarang Hyunjin sudah berada di anak tangga kecil yang terlihat sepi.
Sungguh, jika bukan kemauan suaminya, Hyunjin mana mau untuk datang kesana sendirian. Mendingan dia diam di rumah sendirian hingga rasa bosan menghampirinya secara perlahan.
Suhu dingin ulah barang bernama ac langsung menyambut kulit Hyunjin yang tidak tertutup kain baju, saat kakinya baru saja masuk kedalam gedung tersebut.
Cukup sepi dan tidak terlihat akan ada seseorang yang mungkin menghampirinya sekarang. Namun, mata Hyunjin secara tidak sengaja melihat sebuah denah sekolah yang di tempel di dinding.
Dengan pelan, Hyunjin segera melangkah menuju depan denah. Matanya dengan jeli melihat setiap tempat di atas sana dengan mulut yang bekerja mengucapkan kata kelas 5.
"Hei!"
Hyunjin tersentak saat seseorang seolah tengah memanggilnya. Sontak saja, ia menengok kearah sumber suara yang berada di arah sebelah kiri darinya.
"Lino?" Panggil Hyunjin memastikan jika bocah yang tadi bersuara adalah Lino yang kemarin membantunya.
"Eh Hyunjin, ngapain kesini bukannya udah gak sekolah ya atau mau ngulang lagi sekolahnya." Tanya Lino saat tau jika orang yang berdiri disana adalah Hyunjin yang kemarin.
"Suami aku nyuruh kesini. Kamu tau gak kelas 5 olahraganya dimana?" Jawab Hyunjin dan lalu bertanya.
Lino lantas memandang penuh selidik Hyunjin dengan wajah yang tidak enak di pandang olehnya.
"Kalo tau kasih tau aku dooong." Lanjut Hyunjin sambil mengambil langkah untuk mendekati Lino yang berdiri di tempatnya.
"Taulah, kan aku sekolah disini." Ucapnya sambil berkacak pinggang.
"Jadi mau di antar ke tempat olahraganya, atau ke kelasnya? Kelas 5 semua lagi pada olahraga soalnya." Hyunjin sedikit berpikir, lalu ia memilih opsi pertamanya untuk di antarkan ke tempat olahraga saja.
"Tempat olahraganya aja." Jawab Hyunjin yang di angguki Lino.
Dasar si Lino, dia yang emang pake baju lengkap sama topi topinya, entah kenapa malah membuat Hyunjin sedikit risih dengan penampilan tata letak topi diatas kepala Lino.
Ya gimana enggak, topinya di pake menyamping jadi kayak jamet di luaran sana, jangan lupakan kedua tangannya di masukan kedalam saku celana berwarna coklat. Tapi untung saja tidak ada kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
'Kok beda banget ya sama si aa, ini mah kayak tukang kiw kiw an di kampung. Kalo aa tuh ganteng pas pake baju seragam sekolah.'
"Jadi suami kamu guru disini?" Tanya Lino membuat Hyunjin menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married // Chanjin (end)
FanfictionDari judul saja sudah ketahuan cerita tentang apa ini, atau mungkin kalian juga mengalami nikah muda? Pada umumnya, nikah muda biasanya di alami oleh anak anak remaja yang berusia sekitaran 17 tahun sampai dengan 21 tahun. Lalu bagaimana jadinya j...