4. KELAKUAN BARA

2.1K 251 27
                                    

Dinda dan Nathan masuk ke rumah tingkat bernuansa putih, Dinda melihat ke sekeliling betapa mewahnya rumah ini.

"Kamar gue di sebelah kanan, dan lo kiri! Kita beda kamar, gue nggak mau sekamar sama lo," ujar Nathan sembari menyodorkan selembaran kertas pada Dinda.

Dinda mengambil dan membukanya.

Peraturan menjadi istri Nathan Aksara Pradipta

1. Jangan masuk kamar gue, kalau lo masuk siap-siap gue copot jantung lo
2. Siap dijadiin babu kalau nggak gue lempar ke Dubai
3. Gue yang salah lo yang minta maaf
4. Nggak usah so akrab
5. Dilarang keras sentuh-sentuh barang gue yang di kamar, kalau lo sentuh gue bacok
6. Jangan larang gue untuk jauhin Jessie, karena Jessie kehidupan gue
7. Di rumah ini berkerja sebagai diri sendiri, bukan suami istri!
8. Jangan ngatur-ngatur gue, gue nggak suka di atur

Dinda meneguk ludahnya susah payah lalu tersenyum manis ke arah Nathan membuat si empu bingung.

"Oke, Dinda terima lahir dan batin. Dalam peraturan ini nomor tujuh tepatnya berbunyi di rumah ini berkerja sebagai diri sendiri, dan bukan suami istri. Dinda nggak bakal nyiapin sarapan buat kak Nathan, kak Nathan harus bangun sendiri, siapin baju sendiri, pake sepatu sendiri. Bisa kan?"

"Nggak! Lo babu gue, lo harus siap buat gue suruh-suruh, termasuk siapin baju dan lainnya," ucap Nathan.

"Dalam peraturan ini, tepatnya nomor lima yang berbunyi dilarang keras sentuh-sentuh barang kamar gue, kalau lo sentuh gue bacok. Karena Dinda masih mau hidup, jadi Dinda nggak akan mau sentuh-sentuh barang kak Nathan," terang Dinda tersenyum manis seraya terkekeh.

Nathan merebut kertas peraturan itu dan merobeknya dengan sarkas. "Nggak ada peraturan di rumah ini!"

Dinda cengengesan lalu lari ke kamarnya. "Emangnya enak digituin sama Dinda? Huh! Untung otak Dinda pinter." gumam Dinda.

Dinda mengemas pakaian dan memasukannya ke dalam lemari. "DINDA!"

"APA?!"

"CEPETAN TURUN!" Dengan terpaksa, Dinda turun dan melihat Nathan yang sedang berdiri dengan wajah menahan amarah.

"Nggak usah gitu mukanya, sok-sokan mau jadi Fir'aun," tandas Dinda berdiri dihadapan Nathan.

"Kerjain pr gue, katanya lo pinter, jadi kerjain pr gue," perintah Nathan. Dinda melihat kearah meja yang dipenuhi dengan buku-buku.

"Nggak! Apaan kak Nathan nyuruh-nyuruh Dinda? Dinda juga mau belajar buat masa depan Dinda," ucap Dinda menolak.

"Gue nggak mau tau, lo harus kerjain pr gue, kalau nggak gue nggak akan kasih jajan lo." ancam Nathan menunjuk wajah Dinda dengan telunjuk.

Dinda menepis tangan Nathan. "Silahkan, tiap hari juga Dinda nggak pernah makan di kantin kalau nggak punya uang. Dinda juga tau kalau kak Nathan orang kaya, jadi jangan mentang-mentang kak Nathan kaya, kak Nathan bisa ancam Dinda sama uang kak Nathan. Dinda bukan cewek yang langsung disuguhi uang langsung mau. Maap aja, Dinda juga masih bisa cari uang sendiri."

Setelah berbicara panjang lebar dihadapan Nathan, Dinda ingin langsung pergi dari hadapan Nathan, tetapi Nathan langsung meraih tangannya membuat Dinda kembali berhadapan dengan Nathan.

Nathan berjalan mendekat ke arah Dinda, lalu tangannya bergerak membuka kacamata dan kedua ikatan kepang rambutnya.

"Cantik juga. Gue bawa ke om-om mau?"

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang