43. PERSETAN

735 94 13
                                    

Brak

Dinda mematikan kompornya dan berlari menuju ruangan depan, dirinya sempat terkejut dengan Nathan yang ambruk dan lembab karena pukulan Sam.

"Kak Nathan--"

"Nggak usah sentuh gue! Gue benci lo Adinda!" potong Nathan menepis tangan Dinda ketika Dinda ingin membantunya untuk berdiri.

"Sstt! Nggak usah banyak ngomong!" ucap Dinda meraih tangan Nathan dan menuntunnya untuk duduk di sofa.

Setelahnya Dinda meninggalkan Nathan ke dapur untuk mengambil es batu dan kain. Nathan mengembuskan napasnya sembari membuka sepatunya.

"Kak Nathan kenapa bisa luka-luka gini sih?!" tanya Dinda yang berlari kecil dan duduk di samping Nathan.

"Nggak usah di obatin, besok juga gue sembuh," ujar Nathan tanpa menatap wajah Dinda.

"Terus Dinda bakal setuju? Udah sini liat Dinda, kalau nggak mau liat Dinda tutup aja matanya," ujar Dinda.

Nathan menoleh ke arah Dinda lalu menutup matanya. "Cepetan, gue ngantuk."

Setelah itu, Dinda langsung mengobati luka Nathan dengan hati-hati sembari sesegukan. Nathan membuka matanya melihat Dinda yang menahan air matanya.

"Lo nangis?"

"Dinda takut liat kak Nathan bonyok gini, nanti kak Nathan nggak ganteng lagi, emangnya siapa sih yang hajar kak Nathan?" tanya Dinda sembari menaruh es batunya di meja.

Tak terasa Nathan tersenyum kecil dan menyeka air mata Dinda. "Lo nggak usah tau, lo masak apa?"

Dinda menundukkan kepalanya dan berbicara dengan pelan. "Rendang,"

"Serius? Boleh ambilin buat gue?"

"Belum matang. Emm kak Nathan, Dinda boleh nanya nggak?"

"Nanya apa?"

"Kenapa kak Nathan benci sama Dinda? Emangnya Dinda punya salah apa sama kak Nathan? Kalau kak Nathan benci sama Dinda karena Dinda nggak cantik Dinda bakal berusaha kok buat mempercantik tampilan, kalau kak Nathan benci Dinda karena--"

"Gue nggak pernah suka sama lo, gue nggak pernah suka sama perjodohan ini, dan lo juga tau siapa yang gue suka," potong Nathan.

"Kak Jessie?"

"Hm. Jessie Tamara, hanya dia yang gue suka selama ini, walaupun gue sama Jessie udah putus tapi gue berusaha untuk menarik Jessie ke hidup gue," ujarnya.

"Kenapa ya ngambil hati kak Nathan itu susah? Padahal kita udah satu rumah,"

"Gue mau tidur besok gue sekolah."

Sebelum Nathan pergi Dinda dengan sengaja memeluk Nathan dengan erat. "Dinda pikir kak Nathan bakal sayang sama Dinda, Dinda pikir kak Nathan bakal jadi pelindung buat Dinda, Dinda suka sama kak Nathan, Dinda sayang sama kak Nathan, tapi kenapa kak Nathan nggak sayang sama Dinda?!"

"Dinda udah berkorban banyak buat dapetin hati kak Nathan tapi semuanya sia-sia! Kenapa harus Dinda orangnya? Kenapa Dinda yang harus rasain ini semua? Kenyataan itu sakit kak, Dinda nggak sekuat yang kak Nathan kira ... happy graduation my husband, i love you more."

Nathan mendorong bahu Dinda pelan hingga pelukannya terlepas lalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.  "Apa kenyataan ini berat buat lo Din?"

Ting

Angkasa Alatrix

Nathan suka sama rendangnya?

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang