Pagi hari ini Dinda sudah siap dengan baju olahraganya, saat kemarin Dinda sudah berencana untuk lari pagi bersama Angkasa.
Dinda melihat ke arah Nathan yang menatapnya kembali dengan tajam.
"Apa liat-liat?!" tanya Dinda galak.
"Gue nggak sengaja, gue khilaf Adinda Putri," ujar Nathan menarik-narik tangan Dinda.
"Iya khilaf tapi khilafnya tiap hari! Udah lepasin tangan Dinda, hari ini Dinda mau full time sama kak Angkasa."
"Kenapa harus sama Angkasa, sih?! Lo istri gue, Din,"
Dinda terkekeh pelan dan duduk di pinggir Nathan lalu mencubit hidungnya. "Kalau kak Nathan bisa sama kak Jessie, kenapa Dinda nggak bisa sama kak Angkasa?"
"Dinda, tau nggak? Lo udah durhaka sama suami lo, dalam pernikahan nggak boleh selingkuh," jelas Nathan membuat Dinda makin tersenyum.
"Kesambet apa si Dinda? Senyam-senyum mulu kayak mba Kunti." batin Nathan.
"Udah?"
"Belum."
Dinda menghela nafasnya dan menarik tangannya dari genggaman Nathan. "Kak Nathan mending pergi sama kak Jessie gih, kan kak Jessie mau pergi ke Jepang, udah sana."
"Mandiin."
"Astagfirullah mau dipukul atau dibunuh?"
"Gue rela di dianiaya asal pelakunya lo," tutur Nathan mengedipkan sebelah matanya lalu menyosor begitu saja.
"Kak!"
"Biar berkah selingkuhnya, udah sana berangkat, gue juga mau ke rumah Kiran." suruh Nathan sembari memasuki kamar mandi.
Kak Angkasa
Gue udah ada di depan.
Oke.
"DINDA BERANGKAT DULU YA! DAH SAYANGKUU!" pekik Dinda yang sudah menggedor-gedor pintu kamar mandinya langsung turun ke bawah menemui Angkasa.
"Tumben,"
"Tumben kenapa?" tanya Dinda menatap bingung.
"Dikuncir kuda, biasanya dikuncir dua," ujar Angkasa menyunggingkan senyum andalannya.
"Pengen tampil beda aja, ya udah yuk, lari pagi!" ajak Dinda menaik-turunkan kedua alisnya.
Angkasa menganggukkan kepalanya mengikuti Dinda dari belakang. "Andai lo masih perawan Din, udah gue nikahin kan."
Setelah sampai di Monas, Dinda menyandarkan kepalanya di bahu Angkasa karena kelelahan. "Capek nggak kak?"
"Biasa aja, lo kecapekan karena jarang olahraga, nih minum," Angkasa menyodorkan botol minumannya ke Dinda.
"Mana mungkin? Orang tiap hari Dinda ngejar-ngejar kak Nathan dan itu termasuk olahraga kan?"
"Ya udah iya, cepetan minum abis itu kita pulang," suruh Angkasa sembari membuka segel botolnya.
"Jalan? Terbang aja gimana?"
"Gue gendong."
"Dinda berat. Kak Angkasa nggak bakal kuat!" ketus Dinda.
Angkasa menatap Dinda dengan fokus hingga tak sadar bahwa Dinda sudah sadar dengan tatapannya.
"Ngapain liatin Dinda? Terpesona ya?" tanya Dinda menjentikkan jarinya.
"Udah? Ayok naik!" ajak Angkasa seraya menyuruh Dinda untuk naik ke punggungnya.
Dinda tersenyum mesam-mesem. "Serius mau gendong Dinda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR (END)
Teen Fiction(10 Mei 2021) Selesai revisi 30 Desember 2022 Tau bagaimana jadinya ketika anak yang baru lulus SMP langsung menikah? Menikah karena cinta? Oh tentu saja tidak. Ia menikah karena hutang. Hutang? Katanya, walaupun tidak cinta suatu saat nanti juga ci...