7. NGGAK BERKAH

1.8K 216 20
                                    

"Cepetan makan, mau gue suapin?" tanya Nathan diangguki oleh Dinda. "Suapin kak."

Nathan berdecak lalu berpindah tempat duduk disisi Dinda. "Kak Nathan nggak ke pesta?"

"Nggak, gue harus jagain lo," jawab Nathan mulai menyuapi Dinda.

"Kalian satu rumah?" Dinda dan Nathan langsung menengok ke arah pintu dengan terkejut mendapatkan Angkasa.

Dinda menatap Nathan memegang erat tangan Nathan, "Takut, nanti kalau dia bocorin gimana?" bisik Dinda.

Angkasa berjalan dan duduk dimeja makan sembari membuka piring dan mengambil menu makanan, lalu melihat kearah Dinda dan Nathan. "Ada hubungan apa? Kok kalian bisa satu rumah?" tanya Angkasa dengan tenang.

"Gue sama Dinda udah nikah, cukup lo yang tau!" ucap Nathan mengakuinya.

"Baguslah! Gue kan pernah bilang kalau misalanya lo emang cocok sama Dinda," ujar Angkasa.

"Kalau gitu Dinda ke kamar, ya?"

"Di sini aja Dinda. Makan lo belum beres," cegah Nathan menyuapi Dinda.

"Enak juga punya istri. Din, lo nggak cemburu atau marah sama Nathan kalau Nathan jalan sama Jessie?" tanya Angkasa.

"Nggak kok. Dinda udah tau kalau misalnya kak Nathan suka sama cewek cantik, terus ganti-ganti cewek cuman buat pamer tanpa kepastian, Dinda tau. Kalau Dinda nerima kak Nathan pastinya Dinda juga harus nerima konsekuensinya buat Dinda di-duain." ucap Dinda menjawab pertanyaan dari Angkasa tanpa menyalahkan Nathan. Itu memang fakta, Nathan nggak pernah memberikan kepastian sama seseorang.

"Cepetan lo pergi dari rumah gue. Gue sama Dinda mau berangkat." suruh Nathan mengusir pada Angkasa.

"Iya bos."

***

Nathan dan Dinda masuk ke rumah dan menyalimi kedua tangan orang tua Nathan. "Kok ke sini nggak bilang-bilang, Nat?" tanya Boby.

"Emang nggak, Nathan mau nitip Dinda selama Nathan sekolah di rumah ayah," ujar Nathan membuat Dinda menoleh cepat.

"Loh emang Dinda kenapa?" tanya Boby.

"Kemarin Nathan sekolah, dia malah ngasih harta Nathan ke maling, ya Nathan marah sama Dinda." protes Nathan.

"Kan Dinda udah bilang sama kak Nathan, Dinda mau sedekah sama maling, Dinda juga udah bilang kalau harta nggak ada apa-apanya, yaudah Dinda sedekahin, percuma kalau harta banyak kak Nathan jarang sedekah," timpal Dinda.

"Tapi nggak harus jam tangan itu juga Dinda."

"Yang namanya sedekah itu bebas, apapun itu mau barang, beras, atau uang itu udah termasuk sedekah, asal kita kasihnya dengan ikhlas," beber Dinda pada Nathan.

"Tapi lo sedekahnya sama maling!" desis Nathan membuat Rena angkat bicara.

"Udah, kalian masuk kamar, besok kalian sekolah," suruh Rena.

"Dinda sama kak Nathan pisah kamar, Ma," celetuk Dinda.

"Kok bisa?!"

Dinda langsung bungkam saat kedua mertuanya menanyakan hal itu, Nathan berdecak kesal, lagi lagi Dinda membocorkan hal ini.

"Ekhem, kalau gitu Nathan sama Dinda ke kamar." ucap Nathan membawa Dinda ke kamarnya.

"Tidur." suruh Nathan dengan dingin.

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang