17. SEBUAH KECUPAN

1.4K 136 1
                                    

Hallo! Kita back lagi di garis takdir! Beberapa hari aku jarang update maaf banget, ya!!! Aa-anu ... hehe jadi aku akhir-akhir ini lagi kurang sehat, tapi masih sempet juga buat update supaya kalian nggak kangen sama cerita ini?!?!?!?!

Happy Reading-!!
_______________________________

Sinar cahaya terang menembus cela-cela jendela kamar Dinda, Dinda bangun dari tidurnya dan beranjak dari kasurnya untuk membuka gorden kamarnya dan merasakan angin semilir.

"Selamat pagi dunia!" batin Dinda merasa senang.

Dinda mengambil kuncir rambutnya dan mencepol asal rambutnya lalu turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Hari ini Dinda meliburkan semua pekerja di rumahnya.

Dilihatnya kulkas yang sama sekali tidak ada apapun kecuali rempah-rempah. "Oke, menu pagi ini nasi goreng ala Adinda Putri Aura Pradipta, yang pinter go internasional!" seru Dinda bersiap untuk memasak.

Setelah berlama-lama di dapur, dan sudah menyiapkan sarapan Dinda pergi ke atas membangunkan Nathan yang masih tertidur?

قُلۡ اِنَّمَاۤ اَنَا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ يُوۡحٰٓى اِلَىَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمۡ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ‌  ۚ فَمَنۡ كَانَ يَرۡجُوۡالِقَآءَ رَبِّهٖ فَلۡيَـعۡمَلۡ عَمَلًا صَالِحًـاوَّلَايُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖۤ اَحَدًا

"Shadaqallahual'azim."

Dinda membuka pintu Nathan dan melihat Nathan yang sedang berdiri dihadapannya dengan baju koko putih, sarung hitam, peci, dan Alquran.

"Lo udah sholat?" Dinda menganggukan kepalanya kecil lalu meraih tangan Nathan dan menciumnya.

"Kak Nathan kalau kayak gini ganteng, kenapa kak Nathan nggak ajak Dinda buat sholat jama'ah?" tanya Dinda senyum-senyum menatap Nathan yang masyaAllah.

Nathan hanya berdehem lalu menaruh Alquran dan peci lalu meraih tangan Dinda membawanya ke dapur tanpa mengganti bajunya.

"Duduk, kita makan sama-sama," ujar Nathan pada Dinda.

"Tumben baik sama Dinda, Dinda belum mandi loh, biasanya kak Nathan kalau liat Dinda jelek suka bilang najis, kok sekarang beda? Apa jangan-jangan kak Nathan udah mulai suka sama Dinda, iya kan?" ucap Dinda.

"Nggak! Sekarang suapin gue. Nggak terima penolakan!" tutur Nathan.

Dinda menganggukan kepalanya lalu menyuapi Nathan. "Masakan Dinda enak ya?"

"Biasa aja, enakan masakan Jessie." terang Nathan membuat Dinda menyimpan sendirinya dan menatap Nathan kesal.

"Suapin lagi Dinda, cepetan," desak Nathan pada Dinda.

"Puji aja terus kak Jessie, biar terbang ke awan nama kak Jessie. Dinda nggak tau deh sama sifat kak Nathan! Nggak kak Nathan nggak Abang ganteng, sifatnya berubah-rubah kayak bunglon!" cibir Dinda tak mau menatap Nathan.

Nathan meraih tangan Dinda, menatapnya dan tersenyum. "Nggak usah pegang-pegang, deh! Udah sana main ke rumah kak Jessie, sekalian bawa ke sini Dinda mau tanding otak!" ketus Dinda.

"Dinda. Hari ini gue mau kita weekend  bareng, gimana? Cuman hari ini gue balas cinta lo, kalau besok besok gue sih nggak mau, ogah soalnya gue deket sama lo," ujar Nathan.

"Kak. Kak Nathan kalau cinta sama Dinda jangan setengah-setengah, dong!" ucap Dinda mendengus.

"Suka-suka gue lah, lagian lo nggak bersyukur banget bisa dibalas cinta lo sama gue," cibir Nathan meminum airnya sampai habis.

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang