HALLO! RASANYA HAMBAR TANPA NOTIF DARI KALIAN WKWKWK, MAAF YE SAYA MENGGHOSTING KALIANN KARENA -BIASALAH :>
hppy reading-!
Dinda mengikat rambutnya berkali-kali tetapi Angkasa membuka ikatan rambut Dinda. "Lo jelek,"
"Gerah tau nggak, terus juga ribet kalau ke anginin rambutnya terbang-terbangan," ujar Dinda mengikat rambutnya sekali lagi.
"Ya udah botakin aja biar nggak ribet," celetuk Angkasa menarik tangan Dinda membawanya halaman depan.
"Pake helm lo kita berangkat sekarang," suruh Angkasa.
"Ribet."
"Apa-apa ribet apa-apa ribet, gimana mau sukses kalau kerjaannya bilang ribet?" sindir Angkasa.
"Apa-apa game apa-apa game, gimana mau sukses kalau kerjaannya game?"
"Apa-apa rebahan apa-apa rebahan, gimana mau sukses kalau kerjaannya rebahan?"
Dinda mengembuskan napasnya mendengar balasan dari Angkasa, jika seperti ini terus tidak akan ada ujungnya. Padahal Angkasa tau jika Dinda kerjaannya tidak rebahan mulu.
Angkasa menatap Dinda mengisyaratkan agar cepat naik ke motor. "Kenapa nggak pake mobil kak?"
"Lo kan suka mabok, lagian gue mau habisin waktu sama lo, bentar lagi gue kan mau keluar kota," ujar Angkasa.
"Hm."
Angkasa melihat Dinda dari kaca spionnya dan meng-gas dengan sengaja agar Dinda memeluknya. Yang benar saja, Dinda pun dengan spontan memeluk Angkasa.
"Ih modus!"
"Lah emang kenapa? Kan modusnya sama lo ini," ujar Angkasa sembari menjalankan motornya.
"Kak Angkasa mau bantuin Dinda masak kan? Nanti Dinda kasih kak Angkasa deh,"
"Rendang?"
"Ya iyalah!
Angkasa mengendarai motornya menuju jalanan yang sangat sangat ramai, bagaimana tidak? Hari ini hari Minggu, hari dimana anak muda maupun keluarga menghabiskan waktunya bersama.
Haha. Mungkin miris ya jadi Dinda, seharusnya hari ini Dinda pergi dengan suaminya, tapi apalah daya Dinda yang mempunyai suami macam Nathan? Sudahlah tidak usah berharap.
"Kak, hal yang paling menyakitkan di dunia ini apa?" tanya Dinda memulai percakapannya.
"Kehilangan,"
Dinda menganggukkan kepalanya pelan dan langsung paham, ia pikir Angkasa akan mengucapkan kata 'mencintai seseorang yang sudah dipunyai'.
"Emm, enak nggak sih jadi Dinda?"
"Menurut lo? Kalau menurut gue enak banget, ada yah jagain lo, pasti lo tidur di kelonin kan? Din, jangan mikir macem-macem sama Nathan, Nathan nggak akan pernah selingkuhin lo--"
"Tapi kak Nathan suka sama kak Jessie, Dinda tuh cemburu tau nggak! Lagian kak Angkasa nggak pernah pacaran dan nggak tau gimana rasanya cemburu sama seseorang," potong Dinda dengan ucapan yang lumayan panjang.
"Oh iya? Emangnya cuman orang berkomitmen yang bisa rasain cemburu? Kalau gue liat lo bareng Nathan dan gue nggak suka apa itu bukan cemburu namanya?" tanya Angkasa melihat pantulan wajah Dinda di kaca spion.
Dinda terdiam sebentar lalu memukul pundak Angkasa. "Kenapa sih kak Angkasa harus suka sama Dinda? Emangnya kak Angkasa nggak suka sama Nazwa atau Violla? Dinda tuh udah punya suami, Dinda nggak akan pernah jadi pasangan kak Angkasa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR (END)
Teen Fiction(10 Mei 2021) Selesai revisi 30 Desember 2022 Tau bagaimana jadinya ketika anak yang baru lulus SMP langsung menikah? Menikah karena cinta? Oh tentu saja tidak. Ia menikah karena hutang. Hutang? Katanya, walaupun tidak cinta suatu saat nanti juga ci...