Karena lelah seharian keliling bareng Kalvino, akhirnya Dinda dan Kalvino pergi ke cafe, namun beberapa saat kemudian Kalvino meninggalkan Dinda karena ada urusan dan jadilah Dinda sendiri di Cafe ini.
Matanya menatap hp yang terus nyala, ia kepikiran dengan Kalvino yang mengucapkan selamat kepada sahabatnya. Tangannya langsung meraih hp dan men-chating Angkasa, walau tau Angkasa tidak akan membalasnya. Namanya juga usaha.
Setelah mengirim pesan pada Angkasa, Dinda berpikir jika dirinya diam sendiri di sini tidak tenang, akhirnya Dinda meminta Nathan untuk menjemputnya. Beberapa menit, Nathan telah sampai dan sekarang berada di hadapan Dinda.
"Lo berubah pikiran tentang gue, Din?"
"Jangan sok tau, tolong anterin gue ke rumah Pradipta, gue mau bayar utang," ucap Dinda.
Nathan mengembuskan nafasnya dan terkekeh pelan. "Lo banyak berubah."
Nathan berdiri dari duduknya dan berjalan keluar diikuti oleh Dinda. Di sepanjang jalan mereka hanya terdiam fokus pada pikirannya masing-masing.
Tak lama, mereka sampai di rumah. Dinda menatap rumah itu tidak menyangka kalau rumah dirinya dan Nathan kini ditinggali oleh orangtua Nathan.
"Rumah yang di sana di kosongin?" tanya Dinda.
"Hm, Mama minta tinggal di sini biar inget sama lo terus, dia juga kadang suka tidur di kamar kita, walaupun lo pergi gue tetep berusaha buat Mama nggak inget sama lo," ujar Nathan.
"Itu juga akibat kelakuan lo, kalau lo nggak talak gue ini juga nggak akan terjadi," ucap Dinda.
Nathan menoleh ke arah Dinda dan mencubit pipinya. "Lo nggak pantes bilang 'gue lo', ayok ikut,"
"Assalamualaikum," ucap Nathan diikuti oleh Dinda.
Rena terdiam melihat Dinda yang berada di belakang Nathan lalu tersenyum dan menyuruhnya untuk duduk.
"Waalaikumussalam, kamu pulang, Din? Mama nggak nyangka kamu bakal injek rumah ini lagi, tunggu ya Mama siapin minum dulu,"
"Nggak usah Mama inces, Dinda cuman sebentar kok," tahan Dinda.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR (END)
Teen Fiction(10 Mei 2021) Selesai revisi 30 Desember 2022 Tau bagaimana jadinya ketika anak yang baru lulus SMP langsung menikah? Menikah karena cinta? Oh tentu saja tidak. Ia menikah karena hutang. Hutang? Katanya, walaupun tidak cinta suatu saat nanti juga ci...