10. FIRST LOVE ANGKASA

1.8K 217 39
                                    

Dinda memakai sepatunya dan mengikat rambutnya kunci kuda.

"Mau ke mana pagi-pagi kayak gini? Udah nemu cowok lain buat cemburuin gue? Sekarang waktunya sekolah bukan waktunya pacaran," sahut Nathan menatap Dinda.

"Udah, emangnya kenapa? Dan kak Nathan mau tau? Selingkuhan Dinda lebih unyu, lebih uwu, lebih ganteng, lebih baik dan lebih-lebih gemes dari kak Nathan! Oke, Dinda istri yang cantik mau pamit," ujar Dinda menyalimi tangan punggung Nathan.

Nathan memejamkan matanya lalu mencium kening Dinda. "Biar berkah selingkuhnya," ujar Nathan.

"Uang? Dinda minta uang," ucap Dinda menyodorkan tangannya, Nathan menepis tangan Dinda.

"Jangan mau tangan dibawah. Gue udah naro uang ditas lo." ucap Nathan.

Dinda mengangguk lalu mengecup pipi Nathan dan berlari kecil meninggalkan Nathan yang masih bergeming.

Dinda tersenyum ke arah Angkasa yang juga ikut tersenyum. "Kak, kalau Naz marah jangan salahin Dinda, ya? Dinda takut kalau Naz--"

"Oh jadi ini selingkuhannya? Cakep juga," potong Nathan menghampiri Dinda dan Angkasa.

"Ih, nggak baik tau motong omongan orang!" ketus Dinda.

"Hari ini kalian berdua mau ke mana?" tanya Nathan.

"Jalan-jalan menelusuri taman yang berair  dan lautan yang berbunga," jawab Dinda cepet.

"Ke balik Adinda," ujar Angkasa terkekeh pelan.

"Kasa! Dia istri gue, lo jangan sentuh-sentuh apalagi usap kepala istri gue! Awas aja! Kalau ketauan gue bogem!" peringat Nathan mendelik.

"Kak Nathan udah dong, tadikan udah dicium, mau dicium lagi? Sana pergi, nanti kak Jessie marah kalau liat kak Nathan sama Dinda. Dinda lakuin ini biar nggak dicurigain kalau Dinda istri kak Nathan," ucap Dinda mendorong Nathan.

"Yuk Din, nggak usah mikirin Nathan, nanti juga peka sendiri!" ketus Angkasa memakaikan helm pada Dinda sembari mengedipkan matanya.

"Heh! Tatapan lo jangan genit kasa!" pekik Nathan menunjuk Angkasa yang cengengesan.

"Santai bos santai." ucap Angkasa.

Dinda melambaikan tangannya pada Nathan. "Selamat tinggal Mas Nathan!" pekik Dinda tersenyum.

"Shit!" umpat Nathan.

Di perjalnan, Dinda hanya terdiam karena ia tidak bisa memulai percakapan dengan Angkasa. Jantungnya entah mengapa berdegup dengan kencang.

"Selama lo di rumah bareng Nathan ngapain aja?" tanya Angkasa membuka suara.

"Biasa aja, soalnya kak Nathan selalu keluar sama kak Jessie," ujar Dinda.

"Lo nggak ada perasaan cemburu?"

"Ada. Buktinya Dinda ubah fisik Dinda, Dinda pikir kalau Dinda jadi cantik kak Nathan bakal tinggalin kak Jessie. Tapi nggak! Dinda salah," ujarnya.

"Lo itu lebih cantik dengan jati diri lo yang sebenarnya, Adinda. Gue takut dengan penampilan lo yang sekarang bakal ngedatangin hal yang nggak mau gue liat. Sekalipun itu," ucap Angkasa menguat Dinda menggigit bibirnya takut.

"Masa sih? Dinda kan udah cantik, otomatis Dinda nggak akan di bully," ujar Dinda.

Angkasa terkekeh dan melihat wajah Dinda di kaca spion. "Cantik atau jeleknya, baik atau jahatnya, yang namanya musibah kita nggak tau. Gue cuman saranin kalau lo nggak pantes penampilan kayak gini, gue nggak bermaksud ngehina lo Din, tapi itu juga hak lo."

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang