Haiii! Aku kembali dan insyaallah menghibur kalianʕっ•ᴥ•ʔっ happy reading! semoga ambil sisi positifnya ya
_______________________________________Dinda menatap wajahnya di cermin dengan wajah datar. "Bisa yok bisa, hari ini kita good looking lagi,"
Rena membuka pintu kamar Dinda menaruh susu di meja belajarnya, Dinda menoleh ke arah Rena. "Dinda cantik nggak, Mama inces?"
"Cantik kok, kamu itu paling cantik Dinda, Mama percaya kalau suatu saat nanti Nazwa bakal sadar kalau dia ambekan," ujar Rena.
"Loh Ma, ngapain ke sini?" tanya Nathan yang sudah siap dengan seragamnya.
"Urusan perempuan, kamu nggak perlu tau, udah sana turun ke bawah," suruh Rena pada Nathan.
"Mama aja yang turun, Nathan mau minta tolong pakein sepatu sama Dinda," ujarnya.
"Makannya belajar ngiket tali sepatu, udah gede masih belum bisa taliin," sindir Rena pada Nathan.
Nathan berdecak lalu turun ke bawah menunggu Dinda dan Mamanya selesai berbicara. Nathan membelalakkan matanya melihat Angkasa yang sedang duduk di sofa sembari menonton TV.
"Ngapain lo di sini? Kurang kerjaan banget lo," ucap Nathan.
Angkasa bangun dari duduknya menyengir kuda. "Dih, serah gue dong, lagian Mama lo nggak larang-larang gue buat ke sini,"
"Hm."
"Kakanda! Kakanda! Dinda mohon kakanda jangan pergi!" teriak Dinda ber-drama seperti biasanya kepada Nathan.
"Kakanda, Dinda mohon tolong carikan anak kita,"
Nathan menghembuskan nafasnya gusar melihat Dinda yang terus-menerus ber-drama. Angkasa yang sedari tadi memperhatikan kini ikut ber-drama.
"Ibunda."
"Anakku!" seru Dinda memeluk Angkasa, begitupun dengan Angkasa.
Satu detik Dinda terdiam saat kepalanya bersandar tepat di dada bidang Angkasa, Dinda merasakan degup jantung Angkasa yang berdebar dua kali lipat, begitupun dengan degup jantungnya.
"Udah-udah! Nggak usah sok-sokan cosplay! Kalian nggak ada bakat!" ucap Nathan memisahkan Dinda dan Angkasa. (Cosplay film apa hayoo, yang tau aku kasih lope:')
Nathan memegang tangan Dinda dan tersenyum ke arahnya, tiba-tiba saja ada ide jahil untuk Angkasa. "Sayang, kamu mau kan pakein aku sepatu, kamu tau kan suami kamu nggak bisa pake sepatu,"
Angkasa membelakakan matanya mendengar penuturan dari Nathan yang membuatnya muak. Bisa-bisanya Nathan berbicara seperti itu dihadapannya yang jomblo.
"Bisa-bisanya lo romantis-romantisan depan gue!" batin Angkasa.
Dinda menganggukkan kepalanya dan mengajak Nathan untuk duduk, namun dengan gerak cepat Angkasa menarik tangan Dinda. "Lo mending ambilin gue makanan di dapur, soal Nathan biar gue yang urus,"
"Tapi kak--"
"Udah sana, Adinda."
"Ah kenapa harus lo, sih! Ya udah cepetan pakein gue sepatu, inget! Ini sepatu mahal! Lo nggak akan mampu belinya," ucap Nathan malas-malasan.
"Sandika Gusti Prabu. Anjir! Udah berapa lama lo nggak ganti kaos kaki? Udah kaya bau badan lo aja, bisa-bisa gue rabies," celetuk Angkasa.
"Lo kira gue anjing apa!"
"Santai pak santai, gue bukan anjing!"
"Gue bukan bapak lo, ya udah jangan neken anjingnya!"
"Punya anjing aja nggak anjing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR (END)
Novela Juvenil(10 Mei 2021) Selesai revisi 30 Desember 2022 Tau bagaimana jadinya ketika anak yang baru lulus SMP langsung menikah? Menikah karena cinta? Oh tentu saja tidak. Ia menikah karena hutang. Hutang? Katanya, walaupun tidak cinta suatu saat nanti juga ci...