"Dinda mau marah sama kak Nathan!" ketus Dinda membereskan bajunya kedalam koper.
"Marah aja gue nggak peduli sama lo," ucap Nathan keluar lebih dulu dari kamar dengan koper ditangannya.
"Mau pulang sekarang Nat?" tanya Rena pada Nathan.
"Iya Ma, Dinda dari tadi gerutu mau pulang jadi Nathan iyain aja," ujar Nathan membawa-bawa nama Dinda.
Dinda duduk di tangga sembari memegang kepalanya pusing. Rena yang melihat terkejut. "Dinda, kamu kenapa sayang?"
Nathan menoleh kearah Dinda. "Drama aja terus," gumamnya.
"Dinda laper Ma, Dinda kalau laper suka pusing," ujar Dinda membuat Rena tertawa.
"Kamu ada-ada aja, yaudah kamu makan dulu ya?" ajak Rena diangguki oleh Dinda.
***
"Kenapa lo ngedukung banget Dinda sama Nathan?" tanya Bara menyalakan putung rokoknya.
"Kan gue pernah bilang kalau Dinda emang cocok banget buat Nathan, dia lugu kan bikin gemoy," ujar Angkasa.
"Najis. Cupu kayak gitu dibilang gemoy, nggak salah denger gue?" ujar Bara merasa jijik.
"Bar, sekarang emang cupu dimata lo, tapi suatu saat lo akan tergila-gila sama Dinda. Coba deh, muka Dinda itu cantik kayak barbie--"
"Babi kali! Dinda suka babi ya jelas mukannya mirip babi," ucapan Bara membuat Angkasa menjitaknya.
Peletak.
"So cakep lo! Ngomong itu difilter dulu! Gitu-gitu Dinda istri Nathan!" tukas Angkasa.
"Istri?"
"Eh, bukan! Maksud gue, gue kan mau mereka suami istri gitu Bar," ucap Angkasa cengengesan.
"Menurut lo, antara Jessie, Clarita, Nazwa, dan pacar gue cantikan mana?" tanya Bara.
"Semua perempuan cantik, Vera juga cantik, asik juga kalau misalnya ngobrol bikin nyaman, tapi untungnya gue nggak suka sama dia," ujar Angkasa.
"Sekarang gue sadar kalau ngobrol sama lo ujungnya unfaedah!" desis Bara meninggalkan Angkasa yang memakan sandwich nya.
"Enak aja lo! Heh bara margarin!"
***
Dinda mendorong pintu kamarnya lalu menguncinya. "Kenapa sih kalau cewek cantik selalu dibelain? Mereka kan cuman cantik doang, tapi hatinya busuk kayak gitu! Mau ngambil kak Nathan dari Dinda terus mau ngambil kak Angkasa dari Naz," dumel Dinda kesal.
Tok tok tok
"Dinda, gue laper, lo bisa masak buat gue?"
"Nggak bisa! Masak aja sendiri! Dinda lagi marah sama kak Nathan! Sana pergi dari pintu Dinda, kalau bisa kak Nathan minta masakin sama kak Jessie! Dinda kan cuman isteri yang nggak pernah diharapin sama kak Nathan!" tandas Dinda tidak mau membuka pintunya untuk Nathan.
"Mana bisa gue minta ke Jessie, nanti Jessie ngira Mama gue nggak masakin," ujar Nathan.
"Dinda nggak peduli! Itu juga salah kak Nathan! Terus aja belain orang-orang cantik!" ketus Dinda.
"Katanya lo siap buat di duain, kenapa sekarang harus marah?" tanya Nathan.
"Ngeselin! Harusnya kak Nathan sadar dong kalau misalnya Dinda itu--"
KAMU SEDANG MEMBACA
GARIS TAKDIR (END)
Teen Fiction(10 Mei 2021) Selesai revisi 30 Desember 2022 Tau bagaimana jadinya ketika anak yang baru lulus SMP langsung menikah? Menikah karena cinta? Oh tentu saja tidak. Ia menikah karena hutang. Hutang? Katanya, walaupun tidak cinta suatu saat nanti juga ci...