28. TEMAN ATAU TUJUAN?

905 112 10
                                    

Nathan membuka pintu dan menyalakan saklar lampu, ia melihat ke arah dapur yang sama sekali tidak ada makanan.

"Kalau lo belum nikah sama gue, lo mau pacaran sama Angkasa?"

"Iya."

"Kalau gue ceraikan lo, lo mau nikah sama Angkasa?"

"Iya."

Dengan bergegas, Nathan membuka sepatu dan melempar asal beserta kunci motornya, lalu dengan cepat ia menaiki anak tangga dan membuka pintu kamar Dinda, dan yang baru saja selesai membuka kacamata dan kepangannya refleks menoleh ke arah Nathan.

Nathan mengatur nafasnya dan berdiri di hadapan Dinda dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

"Buka baju lo!"

"Hah?"

"Buka baju lo!"

"Kak Nathan kenapa, sih?"

"Buka baju lo! Gue mau hamilin lo biar lo nggak diambil sama Angkasa,"

Dinda menelan ludahnya susah payah karena jarak diantara mereka kini menipis, Dinda memegang dada bidang Nathan dengan kedua tangan dan menjauhkannya, dengan secepat kilat Dinda langsung berlari.

Nathan berdecak kesal lalu mengejar Dinda, ia tidak menggubris sama sekali ocehan Dinda yang terus-terusan bilang 'Dinda masih kecil'.

Nathan memeluk tubuh Dinda dari belakang sedangkan Dinda berusaha untuk memberontak. "Dinda masih kecil!!!"

"Buka baju lo, atau gue yang bukain?"

"Istighfar kak istighfar!"

Bruk

Nathan dan Dinda melihat ke ambang yang menampilkan Rena dan Boby, tidak lepas dengan sebuah koper yang ada di hadapannya.

Nathan mendorong tubuh Dinda lalu memasang wajah datarnya dan menghampiri, "Mama ke sini mau ngapain?"

"Kamu nggak salim?" tanya Rena membuat kedua sejoli itu menyalami tangan punggung Boby dan Rena.

Boby tersenyum melihat tingkah anaknya yang terciduk. "Nggak sia-sia pak Agus berhutang sama Ayah kalau jaminannya bahagia."

"Apaan, sih, Yah!" ucap Nathan merasa tak enak hati.

"Mama, Ayah, sama kak Sam ke sini buat jaga-jaga takutnya ada patroli buat check setiap rumah. Kalian kan masih muda buat se-rumah jadi kita ke sini, oh iya Nat, Mama tau kamu masih pisah kamar sama Dinda, kamu pindah ke kamar Dinda biar Mama dan Ayah di kamar kamu." jelas Rena.

"Terus kak Sam?"

"Kamar tamu." sahut Sam langsung berjalan ke kamarnya.

Rena melihat ke arah dapur yang sama sekali tidak ada makanan. "Din, bukannya kamu bisa masak, kenapa kamu nggak masak?"

"Kak Nathan makan di rumah kak Jessie, jadi Dinda nggak masak," ujar Dinda.

"NATHAN! MAMA KAN UDAH BILANG KALAU KAMU JANGAN SAMPAI SELINGKUH! APALAGI SAMA JESSIE!"

"Udah-udah, kalian ke kamar besok sekolah. Cepat."

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang