21. BABI NGEPET

1K 124 3
                                    

Gais! Aku telat up, tapi seneng kan double up sekarang☺️😂
_____________________________________

"Lagian lo nekat banget, sih, Din! Kak Nathan udah putus sama kak Jessie tapi lo malah jadi pahlawan kesiangan." geram Nazwa menghela nafasnya.

"Udah Naz, lagian tadi udah kejadian dan apalagi yang harus dipermasalahin? Hari ini kita kumpul di rumah kak Nathan mau siapin strategi buat di Bogor nanti, ayok ah!" ucap Vera menarik tangan Dinda dan Nazwa.

"Dinda tuh bukan mau jadi pahlawan kesiangan, tapi Dinda nggak rela kalau kak Jessie bohongin kak Nathan," sahut Dinda berdecak kesal.

"Bule! Bule Vera!" panggil pak Ujang yang mampu memberhentikan langkah Vera, Nazwa, dan Dinda.

"Kenapa pak?"

"Karena kamu pacar Bara, kamu bersihkan toilet laki-laki saat jam belajar pulang." beber Pak Ujang langsung meninggalkan Vera.

"Tapi pak! Pak Ujang budeg apa gimana, sih?" teriak Vera.

tring!

"Vera sayang, semoga harimu bahagia. Ayok Din!" Nazwa meraih tangan Dinda membawanya pergi. Sedangkan Vera menggerutu sendiri.

"Demi apa pun! Kesel sama pak Ujang! Kenapa harus gue yang bersihin kamar mandi? Pake kamar mandi cowok segala lagi!" gerutu Vera berjalan menyusuri koridor yang sangat sepi.

Vera memainkan tangannya seraya bingung akan langkah kakinya yang ingin memasuki ke kamar mandi.

"Masuk nggak? Masuk nggak? Masuk nggak? Masuklah masa nggak!" Vera masuk dan langsung mengambil pel-an dan langsung mengepel.

"Abis mandi ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi--"

"Nekat banget tuh Dinda! Kalau gue ajak ke hotel pasti mau tuh!" potong dua orang cowok yang masuk ke dalam toilet.

Vera berkacak pinggang menatap kedua orang itu, sedangkan cowok itu pun terkejut karena melihat seorang wanita di kamar mandi cowok.

"Lo ngapain di kamar mandi cowok?" tanyanya.

"Berisik! Maksud lo apa mau ajak temen gue ke hotel? Sok-sokan mau ajak Dinda ke hotel kalau minta uang aja masih minta! Nggak otak lo!" pungkas Vera tak peduli dia Kakak kelas atau pun satu angkatannya.

"Nantangin dia bos," kekeh cowok itu sembari berseringai.

Cowok dengan alis tebal itu langsung menghampiri Vera dan mendekatinya.

"Lo berani sama gue?"

"Kenapa nggak?" Vera mendorong bahu cowok itu agar ada jarak diantaranya.

"Denger ya! Pake kuping lo supaya nggak dikira budeg! Andai ibu lo diomongin sama cowok brengsek yang mau ajak ibu lo ke hotel, lo mau ngapain? Diem aja? Nggak kan?!" tegas Vera menyinis.

"Itu andai, bukan nyata, jadi gue nggak usah cape-cape berandai-andai."

Plak

"Bego banget, sih! Coba jadi cowok ngotak dikit kek! Lama-lama gue pengen dorong lo ke neraka!" tampil Vera menghentakkan kakinya dan berjalan keluar dari kamar mandi cowok. Ia berjalan menuju kantin dan mengisi perutnya.

"Gila! Gila! Gila!" gerutu Vera menghembuskan nafasnya kasar.

"Kamu bolos, sayang? Kenapa bolos?" sahut Bara duduk di hadapan Vera.

"Gara-gara kamu, aku dihukum sama pak Ujang karena ulah kamu tau nggak! Kamu harusnya jangan nakal, coba contoh kak Angkasa yang baik-baik aja sifatnya," tutur Vera tanpa menatap Vera.

GARIS TAKDIR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang