Tuan Choi baru saja pulang setelah mengantar San, Senyum di wajahnya terukir dengan jelas. Istri nya mulai keheranan,
"Kenapa senyum-senyum? Sepertinya terjadi hal yang baik" Tanya istrinya sambil melepaskan jas yang suami nya pakai.
"Sebentar lagi,kita akan menjadi orang kaya,San akan menikahi anak presdir,bagaimana aku tidak bahagia? San bisa jadi penerus presdir dan kita tidak perlu membuka sasana taekwondo ini lagi" Kata Tuan Choi yang mendudukkan dirinya di kursi kayu dapur.
"Kalau San tidak mau bagaimana? Dia juga berhak memilih pasangan hidupnya sendiri" Bu Choi mencoba memberi pengertian,sepertinya Tuan Choi membuka sasana taekwondo hanya untuk mencari uang.
"Sayang,kita ini sudah mulai miskin, sasana kita mulai sepi, kalau San mau menikah dengan orang lain,aku akan menentangnya, apalagi kalau keluarga itu miskin dan tidak berpendidikan,kau mau saat tua nanti kita jatuh miskin??kita harus banting tulang" Tuan Choi menaruh korannya di meja.
"Tidak ada orang yang mau jatuh miskin,tapi pernikahan itu kehidupan anakmu,kenapa kau ikut campur dengan pilihan kehidupannya? Dia punya kehidupan sendiri,tidak baik jika orang tua ikut campur di kehidupan anaknya,bukankah begitu Ayahnya Choi San? Dia satu-satunya anak kita" Siapa juga ibu yang tidak mau anaknya bahagia dan menginginkan yang terbaik untuk anaknya.
"Justru karena dia satu-satunya anak kita,kita harus mengatur kehidupannya agar lebih baik, anak muda jaman sekarang terlalu terobsesi dengan cinta,mereka akan melakukan apapun demi uang,lalu mereka akan cerai karena mereka miskin,pasangan suami istri yang bertahan adalah yang memiliki banyak uang" Jika berdebat dengan Tuan Choi memang tidak akan ada habisnya,tapi terkadang memang ada benarnya.
"Aku dengar, Yechu bersekolah di tempat San" Seketika suasana menjadi hening.
"Yechu?? Anak Sinho pemilik toko roti?aku harap Yechu dan San tidak pernah bertemu lagi,aku dengar mereka jatuh miskin,kalau San sampai dekat dengan Yechu,pasti kita akan ikut miskin" Tuan choi pasti sangat membenci kemiskinan.
"Kapan kau mendengar berita itu? Sudah kau pastikan kebenarannya?" Tanya Ibu choi lagi.
"Toko Sinho hanya toko roti,bagaimana mungkin dia bisa menjadi kaya karena toko roti"
Baru saja mereka selesai berdebat,dering telpon kembali berbunyi.
"Siapa yang menelepon? Mengganggu saja" Tuan Choi tadinya ingin mengabaikan panggilan itu,namun...
"Kau tadi meninggalkan hp mu di dapur,ada panggilan tidak terjawab dari Presdir Noh,mungkin dia akan menelepon lagi" Kata Ibu Choi
"Apa?!! Kenapa kau baru bilang sekarang??!!" Sontak hal itu membuat Tuan Choi beranjak dari tempat duduk nya,kalang kabut mencari telepon genggam miliknya yang sedang berbunyi.
"Halo,Presdir Bagaimana pesta ulang tahunnya??" Tanya Tuan Choi, senyum di wajahnya berubah menjadi raut wajah marah.
"Hah ??! Pesta?? Anakmu baru saja mengacaukannya demi seorang gadis tidak dikenal,dia meninggalkan Lucy yang sudah lama menunggu nya, aku sangat marah!! Bagaimana caramu mengajari anak?! Anakku sampai menangis,lebih baik kau cari kedua anak yang pergi entah kemana itu!! Cari cara untuk memisahkan mereka atau aku hentikan sponsorku!!" Kata-kata Tuan Noh sangat mengancam.
"Baik presdir,saya akan mencari San, saya mohon maaf atas kejadian ini, saya akan pastikan kejadian ini tidak terulang lagi,Iyaa..." Tuan Choi menghela nafasnya begitu teleponnya ditutup,rasa amarah mendominasi dirinya.
"Kenapa??"
"Dasar anak tidak tahu diri!!!"
.
.
.
.
.
.
Hari semakin malam,pesta itu diadakan sore sampai malam hari, Shuhua dan San pergi dari pesta sekitar jam 5,Shuhua hanya diam saja saat berboncengan dengan San,Shuhua tidak ingin memeluk San karena jantungnya terasa seperti dipompa,San pasti akan menanyai nya tentang hal itu nanti. Jadi Shuhua hanya memegang jaket San,San sangat keren sekarang,Shuhua tidak bisa berhenti melihat punggung San yang lebar dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ SCAR [San X Shuhua]
FanficFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA !! #1 in Shuhua (10-08-21) #1 in choisan (03-04-21) #2 in Choisan (03-03-21) #6 in Neverland (27-05-20) #11 in Neverland (23-05-20) Semua itu dimulai karena dia,dia yang membuatku menjadi seperti sekarang, kecelakaan itu...