33. Kontak

701 112 90
                                        

Guyss aku bakalan update part selanjutnya kalau kalian udah Follow akun aku sama udah vote cerita part ini, kalau belum follow sama vote dia secara otomatis gak bisa update,wkkwkwkk :>

Jadi buat kalian yang penasaran lanjutan kisahnya, divote terus ya jangan cuman dibaca aja, syukur syukur deh di coment biar kita akrab gituu.

Sebelum lanjut baca, mending;
Divote
Di coment
Difollow
Dishare juga

Maacih zeyenk zeyenk ku

-------------------------------------------------

Billar terhuyung menerima pukulan dari David. Saat perjalanan pulang dari kampus, David menghadangnya lalu memukulnya tanpa sebab.

"katakan dimana kamu sembunyikan anak saya" teriak David.

"saya gak ada ketemu Kejora hari ini. Saya cari dikelasnya juga Kejora gak ada, saya pikir dia gak kuliah" ucap Billar.

David berhenti sesaat, dia terlihat berpikir lalu meninggalkan Billar begitu saja.

Billar masuk ke dalam mobil lalu menormalkan nafasnya. Berusaha menggapai ponselnya yang ada di jok belakang di dalam tas kampusnya.

Mengetahui bahwa Ora tidak ada membuat dirinya khawatir dan jantungnya berdetak sedikit lebih cepat.

Billar segera melajukan mobilnya ke rumah Endang mencari keberadaan gadis mungil ini. Namun hasilnya nihil, tidak ada Kejoranya disana. Ya Kejoranya, Billar sudah memutuskan bahwa saat ini hatinya untuk Kejora Althea Pramista ataupun Kejora Atmijaya.

Kini Beni juga sudah turun tangan mencari keberadaan adik usilnya itu. Beni dan Billar menyusuri jalan yg berbeda guna mencari Ora. Tak lupa Endang yang masih terus berkomunikasi dengan David.

Billar memukul keras stir mobilnya. Sudah 6 jam dia mengelilingi jalanan yang sama, mencari dimana sosok gadis mungil ini. Sampai satu ketika Ora mengirimkanya satu alamat yang tak pernah dia tau. Semenit kemudian Ora menelponnya.

"ka tolongin Ora, Ora dikurung gak tau dimana. Untung hp Ora ada di saku baju yg ketutupan hijab. Kalau gak pasti hp Ora juga diambil" pinta Ora.

"Ra kamu baik baik aja kan, kamu gak kenapa napa kan. Kaka bakalan kesana, kamu yang tenang jangan berisik, dan jangan matiin telponnya. Telponnya kamu lempar aja ke tempat yang gak keliatan" ujar Billar.

"Kejora" teriakan seorang laki laki menggebu di seberang telepon.

Sedetik kemudian sambungan telepon terputus. Billar segera melajukan mobilnya ke alamat yang tadi di kirim Ora. Billar kalang kabut membayangkan hal buruk yang menimpa gadis mungil ini.

Sudah 2 jam Billar berputar disini. Namun dia tidak menemukan rumah dengan nomor 15. Rumah ini seakan lenyap, setelah 14 langsung 16. Kemana rumah no 15 batin Billar. Sampai ketika mata Billar menangkap mobil sedan hitam yang baru saja keluar dari balik pepohonan Rindang di seberangnya.

"taktik yang bagus" gumam Billar.

Billar memarkirkan mobilnya sembarang. Lalu berlari masuk ke pepohonan , betapa terkejutnya Billar mendapati sebuah rumah tua nan megah di balik pepohonan rindang ini.

Billar yakin ada hal yang sedang menjadi teka teki dari hilangnya Ora.

Billar berjalan mengitari rumah ini, mencari jalan agar bisa masuk ke rumah yang dia tak tau asal usulnya ini. Terlihat ada jendela tanpa kaca, namun dilantai 2. Tak habis akal, Billar segera memanjat lalu masuk dari jendela tersebut. Asing, pikirnya.

Billar bingung dimana sang gadis berada. Ini hanya rumah tua tak berpenghuni. Rumah tanpa pencahayaan ditambah debu yg menyelimuti seisi lantai beserta perabotannya. Namun pikirannya terhenti, dia mendengar langkah kaki seseorang. Billar segera merunduk bersembunyi dibalik sofa.

"Om makasih udah bantu gua buat dapetin Ora. Gua bakal nuntasin itu semua malam ini, Kejora bakal jadi milik gua seutuhnya malam ini. Dia bakal jadi ratu malam ini, dia bakal jadi ibu dari anak gua om. Gua sayang sama dia tulus, gua cinta sama dia tapi takdir selalu aja ngalahin perasaan gua. Kalau dengan cara yang baik Ora gak bisa jadi milik gua, maka gua bakal milikin Ora dengan cara yang gak pernah terbayangkan dipikirannya" ucapnya.

-----------------------

"Yah, Ora udah ketemu" kata Beni ketika dia baru saja sampai di ruang tamu.

"Belum bang, Pak David juga udah nyuruh anak buahnya buat cari Ora, tapi belum ketemu. Jejak terakhir Ora di halaman kampus, 3 menit setelah Ora turun dari mobil" jelas Endang.

"Ya allah lindungi putri hamba" doa Bunda Ora.

"yah Beni takut Ora kenapa napa" khawatir Kejora.

"Kejora bakal baik baik aja" percaya Endang.

-----------------------------------

"mas gimana Kejora, udah ketemu" khawatir Vania.

"belum" sahut David.

"mas Kejora bakal baik baik aja kan. Kejora gak bakal kenapa napa kan" ujar Vania.

"saya akan hubungi Jihan agar bisa melacak handphone Kejora secepatnya" ucapnya lalu masuk ke ruang kerjanya.

--------------------------

Terlihat wanita dengan wajah pucat duduk di ujung danau yang berada di belakang rumahnya.

"ka, mau teh" tawar adik dari perempuan tersebut.

"gak Mita, kaka cuma mau ketemu sama Kejora, dia cantik seperti anak kaka" ucap Mala perempuan yang duduk menatap datar pada danau.

"Nanti kita ketemu Kejora ya ka, kita cari dimana rumahnya" lembut Mita sambil mengusap pelan bahu sang kaka.

"Malaa" teriak seorang lelaki.

"dari mana aja Rob , sibuk banget hari nih" ucap Mala ketika mendapati seorang lelaki yang menjadi penyelematnya setelah berpisah dari David.

"biasa ngurus perusahaan, banyak urusan tdi" balas Robin.

"
Robin, aku mau cari gadis kecil yang nemenin aku 2 minggu lalu ketika di RSJ" pinta Mala.

"Kejora" tebak Robin.

"iya Kejora, dia mengingatkanku pada putri kecilku" lirih Mala.

"iya nanti kita cari bareng bareng" ujar Robin lalu membuang wajahnya dari Mala.

Robin duduk disebelah Mala, sedangkan Mita sudah pamit masuk ke dalam rumah.

"Mal, aku akan balesin semua penderitaan kamu ke David. David akan merasakan rasa sakit hati dari apa yang kamu rasakan, dia akan hancur ketika melihat putri satu satunya hancur seperti debu. Tapi maaf putri kamu setelah ini gak akan baik baik aja" ucap Robin dalam hati, lalu mengusap pelan kepaa Mala.

-----------------------------------------

"jangan sentuh gua" isak Ora.

"gua mohon lepasin gua"

"gua gak pernah ngusik hidup lo, kita udah hidup di jalan kita masing masing"

"jangan mendekatt,,gua bilang jangan mendekat" teriakan Ora menggema di telinga Billar.

---------------------------------

Guysss kayaknya aku bakalan lama gak update setelah ini, karna aku bakalan sibuk sekitar satu minggu kedepan ini.

Sumpah maaf banget ini cerita gak nyambung dan gak nyampe di akal pikiran gua. Tapi yodah lh ya, namanya juga khayalan. Ini cerita udah mirip sama cerita indosiar azab, gak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Plisss jangan dibully. Pissssss🐈

Hello guys, gimana part kali ini, seru gak. Guys coment sebanyak banyaknya ya, kalau bisa tuangin juga pikiran kalian buat kelanjutan kisah ini mau dibawa kemana. Terus kritik juga kalau ada kesalahan, tapi tetep dengan cara yang sopan yak.

Makasih buat kalian yang udah nungguin ceritanya.

Bayee nice to meet you :)

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang