22. Stadion

724 125 32
                                        

Guyss aku bakalan update part selanjutnya kalau kalian udah Follow akun aku sama udah vote cerita part ini, kalau belum follow sama vote dia secara otomatis gak bisa update,wkkwkwkk :>

Jadi buat kalian yang penasaran lanjutan kisahnya, divote terus ya jangan cuman dibaca aja, syukur syukur deh di coment biar kita akrab gituu.

Sebelum lanjut baca, mending;
Divote
Di coment
Difollow
Dishare juga

Maacih zeyenk zeyenk ku

-------------------------------------------------

Ora duduk di kursi penonton paling depan atas perintah sang abang, disini bukan hanya ada Ora tapi juga banyak perempuan lain yang Ora tebak adalah fans para Pandawa.

Saat Ora datang, Ora terkejut ketika berpapasan dengan pandawa kampus, refleks Ora menggenggam tangan Beni guna menyamankan dirinya.

Sekarang Ora berada layaknya orang linglung di kursi penonton seorang diri tanpa mengenal siapapun.

Ditambah lagi, semua gadis yang ada disini tak berhenti meneriaki nama para pandawa terutama Rizky Billar. Entah apa yang membuat Ora kesal, moodnya turun dihari ini.

Ketika para pemain sedang istirahat Ora nekat masuk ke area pertandingan untuk menemui sang abang agar mengizinkan dia keluar stadion berjalan jalan. Ora suntuk hanya duduk saja di kursi, jika Ora tahu ini akan terjadi mungkin dia akan membawa novel agar dibacanya.

Ora berjalan cepat di pinggir lapangan, namun memang hari ini sial baginya, tepat beberapa langkah lagi sampai pada sang abang Ora mendapat sebuah lemparan bola yang begitu keras menghantam kepalanya yang berbalut hijab. Dalam sedetik Ora ambruk, semua yang melihat kejadian refleks berteriak.

----------------

Billar merasa hari ini mood nya sangat hancur entah kenapa. Ditambah sahabat setannya yang bernama Harris terus saja mengejeknya karna satu hal.

Kesal Billar menendang bola ke arah Harris dengan kuat, sadar dengan itu Harris berjongkok dan bola tersebut malah mengenai gadis yang semalaman ada di pikiran Billar karna suaranya di cafe.

Melihat tubuh mungil itu ambruk ketanah, dengan cepat Billar berlari menggendong Ora. Namun ketika ingin menggendongnya ada seorang lelaki berumur 1 tahunan lebih tua darinya, menggeser tubuh Billar dan mengambil Ora dari dekapannya.

Terlihat raut sangat khawatir dari lelaki tersebut. Lelaki yang akrab disapa bang Ben ini adalah senior Billar di tim futsalnya. Billar mengenalnya sebagai pribadi yang baik. Baru kali ini dia melihat Beni semarah itu.

"siapa tadi yang nendang bola " tegas Beni.

"gua bang, Sorry gak sengaja" jawab Billar dari samping.

Beni menoleh mendapati Billar disampingnya. Beni menatap tajam Billar lalu menggendong Ora ke kursi panjang di tempat istirahat.

Membaringkan Ora di pahanya sambil menepuk pelan pipi sang adik.
Billar mengikutinya khawatir takut Beni marah padanya.

"bang gua minta maaf" sesal Billar.

"gua gak butuh maaf lo, yang gua butuhin dia bangun sekarang" dingin Beni.

Sekitar 10 menit kemudian Ora mulai mengerjabkan matanya setelah dioleskan minyak kayu putih di tangan, kaki serta hidungnya.

Pertandingan tetap berlanjut namun tidak dengan Beni dan Billar. Billar merasa tak nyaman pada Beni.

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang