3. sakit itu disampingku

963 83 5
                                    

Terlihat dari pantulan cermin yang berada dalam sebuah kamar hotel berbintang. Seorang gadis nampak menyemprotkan parfum kesukaannya sembari membenarkan rambutnya yang berponi. Perasaan yang campur aduk tetap harus dipaksa untuk menghadiri pernikahan megah anak dari sang paman.

Cupp

"yang sabar ya de"ucap sang abang yang sudah mengecup kepalanya lama.

"iiih abang, entar berantakan lagi rambut Ora" kesalnya yang memang sedari tadi bad mood.

"iya maaf sayangku" ucap sang abang lalu keluar dari kamar hotel tersebut.

"Okee Ora lo pasti bisa" semangat Ora pada dirinya sendiri.

Ora melangkahkan kakinya keluar kamar melewati red karpet menuju aula megah di hotel berbintang ini.
Semua mata yang tahu tentang kisah Ora dan Gerry menatapnya prihatin.
Ora tersenyum tatkala ibu sang mantan kekasih menemuinya dan langsung memeluk serta menciumi seluruh wajah mungilnya.

"maafin Gerry ya nak" lirih sang Ibu.

"gak papa bu, lagi pula Gerry hebat kok mau bertanggung jawab" senyumnya sembari menguatkan ibu mantannya ini.

"ibu yakin nanti kamu akan mendapatkan lelaki yang hebat dan mencintai kamu tulus sayang" balas sang Ibu dengan menggenggam erat tangan Ora.

"aamiin, yaudah bu Ora mau nyari bunda sama ayah dulu ya"pamit Ora lalu mencium tangan dan kening Ibu mantannya ini.

Langkah Ora terhenti sejenak menatap sepasang pengatin yang duduk di mahligai megah kursi pengantin. Senyumnya perlahan pudar membayangkan jika dia yang ada disamping mantan kekasihnya itu, "bahagia terus ya kalian"ucapnya dalam hati lalu kembali melangkah.

"Ora ayok kita salaman langsung foto keluarga juga" ajak sang bibi, sembari mengusap pelan bahunya.

"iya tan"ucapnya lalu melangkah mengikuti langkah ibu dari Syaci tepatnya bibinya sendiri.

Tepat diatas panggung rasa dingin kembali menjalar ditubuh Ora , air mata seakan ingin kembali tumpah tatkala sang mantan menatapnya dengan tatapan penyesalan yang mendalam. Tapi semuanya sudah terlambat, karma sudah terjadi. Memang mungkin itulah takdir dari sang ilahi untuk kisahnya. Ora segera menyalami sang mantan lalu memeluk erat sepupunya dan berkata
"langgeng terus ya, sampai kakek nenek. Semoga tumbuh jadi anak baik dan sholeh" tulusnya setelah mengusap perut istri mantan kekasihnya tersebut. Sesi foto dan ucapan selamat pun selesai, Ora turun dari panggung lalu mulai mencari obat penenang kegalauannya. Ora celingak celinguk mencari dimana ada makanan yang memiliki cita rasa manis. Dan happp mata Ora menangkap cake cokelat dengan lelehan coklat yang sangat menggiurkan bagi dirinya.

"sayang im coming"seru Ora kegirangan melihat makanan tersebut.

"dasar bocah sd" ucap Beni ketika mengikuti kemana mata bulat sang adik terhenti.

Sekarang Ora sudah berada dalam mobil, dia akan pulang lebih dulu dari pada keluarga yang lain. Ora beralasan sakit perut dan sakit tenggorokan lantaran terlalu banyak memakan cokelat, bohongnya. Ya hanya bohong, alasan Ora yang sebenarnya adalah tak sanggup berada lebih lama melihat sang mantan kekasih bersama dengan sepupunya sendiri.

"gini amat nasib" lirih Ora lalu menatap jalanan dari balik kaca mobil.

-----------------------------------

"Ora lari keliling lapangan 5 kali putaran" titah pak kumis guru PPKN di sekolah Ora.

"yaampun pa 3 kali aja ya"tawar Ora memelas.

"yaudah 10 kali putaran" putus pak kumis.

"iih si bapak juga, orang Ora mintanya 3 kali kok malah 10 kali" balas Ora tak terima.

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang