"bundaa" panggil Bara.
Lesti berpaling menatap sang putra yang kini memakai kaos hitam dan celana pendek santai dirumah. Lesti mengernyit heran, menebak keusilan apa lagi yang dilakukan Bara.
"emhhh bunda.... Bunda tadi gak makan Brownis yang ada dikulkas kan" gugup Bara.
Lesti menggeleng, akhirnya Bara bisa menghela napas lega.
"bunda buang? " tanya Bara.
"enggak, dimakan sama kaka dan papa kamu tuh" tunjuk Ora pada Billar dan Bulan yang sedang ada di sofa keluarga.
Bara menatap papa dan kakanya, lalu menelan ludahnya kasar.
"papah" teriak Bara meninggalkan Ora.
Billar menoleh dengan mulut yang mengunyah brownis cokelat.
"iya kenapa Bara" sahut Billar menoleh ke arah Bara yang tengah menatapnya gugup namun juga menahan tawa.
"enak brownisnya papa ku sayang, ehhh ada kaka juga, enak ka kuenya" tanya Bara menyembunyikan gelak tawanya.
"kenapa lo, jangan bilang lo berulah lagi" tebak Bulan.
"gua gak berulah, cuman tadi gua sedikit bereksperimen, dan ternyata kalian yang masuk perangkapnya" ujar Bara santay.
Bulan mengernyit heran, merasakan sedikit rasa masam pada kue yang kini dia kunyah.
"emhhh itu brownis yang sengaja gua masukin bak sampah selama 2 jam, biar nanti bisa gua teliti pakai teleskop. Tapi kayaknya brownisnya terlanjur abis dimakan kalian" lanjut Bara.
Billar menatap Bulan yang kini tengah membulatkan mata. Mengeluarkan semua brownis yang ada dimulutnya. Berdesakan menuju dapur bersama msang putri.
"Baraaaaaa" teriak Bulan frustasi setelah mencuci mulutnya.
Sedangkan sang punya nama tampak santay, duduk di sofa sambil menonton televisi. Menutup brownis tersebut lalu memasukkannya kembali ke dalam kantong plastik hitam.
"masih bisa lah gua teliti, berapa banyak kuman yang masuk ke mulut papa sana ka Bulan" ujar Bara dalam hati.
--------------------------
Lampu kamar Billar dan Ora mati, memang sengaja dimatikan sih lebih tepatnya. Hanya sedikit remang lampu tidur sebagai penerang.
Billar menatap wajah cantik istrinya. Mengecup sekilas bibir wajah Ora, kembali menatapnya dengan tatapan penuh cinta, memberikan tanda di leher sang istri. Merapatkan pelukannya pada sang istri, sambil menghirup aroma harum dari rambut Ora.
Namun lagi dan lagi. Putranya yang bernama Bara Brawijaya Pranggalang berulah, mengetok pintu tanpa izin, di pukul 1 malam.
"bundaaa, bundaa,bundaa" teriak Bara dari luar.
Ora kalang kabut, sedangkan Billar hanya mengepalkan tanganya kesal pada sang putra.
Ora berlari ke kamar mandi, meninggalkan Billar yang kini hanya memakai boxer. Ora masuk kamar mandi membenarkan baju tidur yang sedikit terbuka karna sang suami.
Dengan sangar Billar membuka pintu mendapati Bara, membawa guling masuk melenggang kedalam kamar. Merebahkan diri di ranjangnya dan Ora.
"pa, Bara tidur sini ya malam ini. AC kamar Bara mati, kepanasan Bara disana" ucap Bara tanpa rasa bersalah.
"bunda mana,,tadi Bara denger bunda teriak, pasti papa gigit kan" tanya Bara lalu bangkit dan duduk disofa kamar disamping sang ayah.
"makanya kalau maen sama istri tuh yang lembut" bisik Bara.
"laknat kamu Bara ya" geram Billar.
"papa sita semua fasilitas kamu, gak akan papa kasih uang jajan selama 1 minggu" ancam Billar
"gampang, tinggal minta sama eyang" ejek Bara, lalu mengetuk pintu kamar mandi.
"bundaa,,Bara tidur disini ya, AC kamar Bara mati" teriak Bara lalu tidur di ranjang hanya dalam hitungan menit.
5 menit kemudian Ora keluar, lalu mendapati sang putra tidur memeluk guling. Pandangannya teralih pada Billar yang merenggut di sofa kamar sambil memainkan handphonenya.
Ora mendekat, lalu duduk dipangkuan Billar mengecup rahang Billar menciumnya sekilas.
"udahh, gak usah pundung gitu" ujar Ora.
"anak kamu tuh" balas Billar.
"anak kaka juga" lanjut Ora.
------------------------
"Bara Brawijaya Pranggalangg......" teriak seorang siswi yang berpangkat wakil ketua osis di high school akademi.
"apeee lu" balas Bara.
"lu kan yang sembunyiin sepeda gua" teriak siswi tersebut.
"Mentari yang panasnya kek matahari...denger ya gua gak nyembunyiin sepeda lu, coba deh sehari aja lu jangan sensi ma gua" balas Bara lalu sedikit menarik rambut Mentari.
Mentari menatap tajam Bara, menarik nafas dalam menahan amarah yang memuncak karna cucu pemiliki sekolah ini. Tak ada tatapan memuja seperti yang lain hanya ada tatapan penuh kebencian di sorot matanya.
"Baraaa gua benci sama lo" balas Mentari sambil menunjuk wajah Bara dengan lantang.
"lo cowo paling tengil yang pernah gua temui seumur hidup gua" lanjut Mentari.
"jangan gitu,,entar lu suka sama gua" enteng Bara lalu menggenggam jari Mentari dan mengecupnya sekilas.
Mata Mentari mebulat.
"najissssss" balas Mentari,lalu membersihkan tangannya dengan bajunya sendiri.
"hehh Mentariiiiiiii yang panasnya kek matahari, lo harus tau, banyak cewe yang ngantri mau dicium sama gua. Lo beruntung tau gak bisa gua cium" sombong Bara.
"tapi gak dengan gua. Cewe yang begitu memuja lo itu, adalah cewe terbodoh yang udah diciptain sama tuhan"ucap Mentari, lalu berlalu pergi meninggalkan Bara.
-------------------
Ada beberapa orang yang minta gua buat bikin Sequel Kilas Balik. Bikin cerita tentang Bara dan Mentari, gua minta pendapat kalian, kalau banyak yang suka gua bakal bikin cerita tentang Bara. Okeeee....bayeeee
Cukup sekian dan terima kasih :)

KAMU SEDANG MEMBACA
KILAS BALIK ( END )
Fiksi PenggemarLangsung baca aja dh Penasaran kan....yodahh cus aja baca ceritanya,terus jangan lupa kasih bintang dan difollow juga ya!!!