10. Gak papa kaka

846 113 41
                                    

Guyss aku bakalan update part selanjutnya ketika part yang ini vote nya udah sampe 43 okee. Jadi buat kalian yang penasaran lanjutan kisahnya, divote terus ya jangan cuman dibaca aja, syukur syukur deh di coment biar kita akrab gituu.

Sebelum lanjut baca, mending;
Divote
Di coment
Difollow
Dishare juga

Maacih zeyenk zeyenk ku

-------------------------------------------------

Setetes air mata Ora turun, otaknya berhenti bekerja, rasa khawatir menyeruak keluar dari dalam dadanya tanpa izin.

Kini dihadapan matanya dia melihat sang kekasih bersama cinta pertamanya berpelukan mesra. Apa Ora harus marah, dari awal Ora tahu bahwa Billar mencintai Jihan, namun Ora dengan polosnya yakin bisa membantu Billar.

"Bii, Rama jahat bii" isak Jihan dalam pelukan Billar.

"apa gua perlu datengin cowo brengsek itu"amarah Billar.

"gak, jangan" tegas Jihan.

"bii sekarang gua cuman punya lo, pliss jangan ngejauhin gua lagi" pinta Jihan.

"maaf" singkat Billar. Jihan tersenyum lalu semakin mengeratkan pelukannya terhadap Billar.

Dari sudut pintu dengan jelas Ora melihat Billar membalas pelukan itu dengan tulus. Ora merasa bersalah telah menjauhkan Jihan dari Billar, tapi itu bukan salah Ora itu salah takdir yang tidak membiarkan Billar bersama Jihan.

"air yang ada dimata Ora, plisss jangan keluar dulu ya" batin Ora berbicara pada air matanya.
"iihhh kok Ora mau nangiss,, pliss jangan sakit hati ya" pinta Ora.

------------------------

Setelah kejadian itu hubungan Billar dan Ora sedikit hambar, padahal hubungan mereka baru akan berjalan 3 bulan. Entah kenapa Ora merasa Billar berubah padanya, bahkan sekarang Billar jarang pulang ke rumah. Ora juga lebih sering berangkat dan pulang sekolah sendiri, padahal dahulu Billar selalu melarangnya pergi sendirian kemanapun.

"ka, baru pulang ya, makan dulu" kata Ora di ruang tamu ketika baru saja membuka kan pintu untuk Billar di jam 1 malam.

"kaka gak makan dulu ya sayang" balas Billar lalu melangkah ke kamarnya.

Ora menghela nafas kasar lagi lagi inilah yang terjadi, sudah 5 hari Billar selalu pulang larut, dan tak pernah lagi diam dirumah, setiap pulang sekolah Billar selalu mengantarkan Jihan pulang dengan alasan Jihan masih merasa kehilangan Rama. Tanpa Billar sadar, Ora juga kehilangan sosok Billar di dirinya.

"ka, Ora mau ngomong boleh" kata Ora ketika Billar baru saja menginjakkan kakinya di tengah tengah tangga.

"apa, cepetan kaka ngantuk" singkag Billar.

"Ora mau kerja ya" kata Ora.

"kerja apa" dingin Billar.

"penyiar radio" kata Ora.

"ohh oke" balas Billar lalu melangkahkan kaki menuju kamarnya tanpa peduli pada Ora yang kini tengah menahan sesak yang menyeruak dihatinya.

"kenapa kaka berubah" batin Ora.

-----------

Kini malam mulai berganti pagi, Ora memutuskan untuk mengajak Billar berangkat sekolah bersama. Menurut Ora, dia tak bisa diam saja saat Billar dingin padanya, saat Billar dingin padanya berarti Ora lah yang harus hangat pada Billar.

"kaka, udah bangun belum" kata Ora.
Namun tak ada jawaban dari dalam, sekejab Ora masuk ke kamar Billar dan menggeleng ketika melihat Billar masih berada dalam tidurnya dengan nyenyak.

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang