Guyss aku bakalan update part selanjutnya kalau kalian udah Follow akun aku sama udah vote cerita part ini, kalau belum follow sama vote dia secara otomatis gak bisa update,wkkwkwkk :>
Jadi buat kalian yang penasaran lanjutan kisahnya, divote terus ya jangan cuman dibaca aja, syukur syukur deh di coment biar kita akrab gituu.
Sebelum lanjut baca, mending;
Divote
Di coment
Difollow
Dishare jugaMaacih zeyenk zeyenk ku
-------------------------------------------------
Tubuh pucat Faul kini terbaring tanpa nafas dibalik kain tapih yang menutupi jenazahnya, layaknya orang meninggal.
Ora dan bi Asih masih setia di samping Faul mendoakannya. Ora sudah merapalkan surah yasin lebih dari 3 kali, masih lengkap dengan air mata yang terus mengucur deras keluar.
Sekitar 6 jam lebih setelah Faul dinyatakan meninggal, sesosok perempuan paruh baya berbaju kemeja dengan jas lengkap dan tas tenteng hitam berlari dari arah teras. Dia langsung membuka kain penutup jenazah Faul dan menangis sejadi jadinya, Ora tahu itu adalah ibunya Faul, Ora mendekat lalu memeluk ibu dari almarhum sahabatnya. Seakan merasakan rasa kehilangan yang sama.
"Faul, maafin mama sayang, mama gak pernah mikirin perasaan kamu. Maafin mama yang selalu sibuk kerja gak pernah ada waktu buat kamu, saat kamu kecil mama gak pernah mandiin kamu padahal kamu ngerengek minta dimandiin, maafin mama sayang, maaf" sesal Luna, ibu Faul.
"tante kenalin aku Kejora, sahabatnya Faul. Maaf telat datang buat bantuin Faul" kata Ora.
"tante ini ibu yang sangat buruk buat Faul. Faul sering nyebut nama kamu Kejora, tapi tante gak pernah mau denger cerita dia" ucap Luna, lalu memeluk erat jenazah Faul.
"Tan Faul pernah bilang ke Ora, kalau dia sayang banget sama tante dan om, dia bilang mungkin kalau dia pergi kalian bakalan berubah dan gak akan berantem lagi" jelas Ora.
Luna hanya menatap wajah tulus Kejora lalu kembali menciumi wajah Faul yang kini sangat pucat.
"puas kamu luna, anak kamu udah mati baru kamu peduli" teriak Tirta, ayah Faul dari depan pintu.
"kamu itu selalu nyalahin aku mas, kamu juga salah, kamu selalu mukul Faul, dan gak pernah ngertiin dia. Kamu selalu nuntut dia untuk jadi sempurna" bela Luna.
Ora bingung, kenapa kedua orang tua Faul tak bisa damai walau hanya sebentar. Apa tak bisa tenang di proses terakhir perjalanan hidup Faul.
"maaf tante om, apa gak bisa damai sebentar saja, anak kalian bunuh diri karna keegoisan kalian, dia pergi karna paksaan ego kalian, pernah kalian mikir gimana sakit hatinya sahabat saya mikul beban seberat ini sendirian, kalian terlalu egois" kata Ora.
"hehh kamu itu siapa ikut campur urasan saya, kamu itu hanya bocah baru lahir, gak perlu menasehati saya" kata Tirta.
"sekarang kamu pergi dan jangan injakkan kakimu lagi di rumah saya" lanjut Tirta sembari menunjuk pintu keluar.
"saya mau ikut nguburin Faul" cicit Ora, Ora kaget mendengar bentakan dan teriakan dari ayah Faul, karna sedari kecil Ora hidup di keluarga yang harmonis dan manis.
"pergi atau saya seret kamu dengan paksa" lanjut Tirta dengn mimik wajah yang sangat menyeramkan untuk Ora.
Singkat cerita Ora pergi dari rumah Faul, padahal rencana pemakan akan diadakan sebentar lagi.
-----------
Terlihat sekerumunan orang berbaju hitam tengah mengelilingi gundukan tanah yang masih sangat basah, di balik pohon rindang yang besar Ora memandang ke arah kuburan dengan air mata yg mengucur. Setelah semua orang pergi termasuk orang tua Faul, Ora berlari dan pengusap batu nisan bertuliskan nama Faul.

KAMU SEDANG MEMBACA
KILAS BALIK ( END )
FanficLangsung baca aja dh Penasaran kan....yodahh cus aja baca ceritanya,terus jangan lupa kasih bintang dan difollow juga ya!!!