43. kisah

703 134 65
                                    

Guyss aku bakalan update part selanjutnya kalau kalian udah Follow akun aku sama udah vote cerita part ini, kalau belum follow sama vote dia secara otomatis gak bisa update,wkkwkwkk :>

Jadi buat kalian yang penasaran lanjutan kisahnya, divote terus ya jangan cuman dibaca aja, syukur syukur deh di coment biar kita akrab gituu.

Sebelum lanjut baca, mending;
Divote
Di coment
Difollow
Dishare juga

Maacih zeyenk zeyenk ku

-------------------------------------------------

Ora mengembangkan senyumnya melihat keadaan kota Jakarta. Sudah 3 hari dia menginjakkan kaki di ibu kota, tapi baru dihari ini dia memiliki kesempatan untuk berjalan jalan menikmati suasana pagi di ibu kota.

Masih sama dengan sepeda motor vespanya Ora berkeliling kota dipagi hari. Sungguh melelahkan beberapa hari ini, harus mengurus surat kesana kemari untuk kepindahannya di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta.

Menghabiskan waktu selama 5 tahun di Canada membuatnya sedikit tercengang melihat permandangan ini. Waktu yang lumayan lama melebihi prediksinya yang hanya 3 tahun. Kini Ora sudah resmi menyandang status dokter setelah bertugas di Canada selama 2 tahun.

Dengan hoodie berwarna putih lengkap dengan celana berwarna senada. Ora berkeliling menyapa semua orang yang dia temui.

Ciiiittttttttttt....

Ora merem motornya mendadak karna tak sengaja menabrak bagian belakang mobil seseorang karna terlalu mencengo memandang semua perubahan yang ada.

Ora kaget bercampur takut. Namun yang namanya tanggung jawab tetaplah tanggung jawab.

Seorang pria ber jas abu lengkap dengan sepatu hitam dan kacamata hitam.

"aduhhh maaf pak, saya gak sengaja, jangan dimarahin ya, saya ganti rugi dehh, berapa kerugiaannya" gugup Ora tanpa berani menatap pria tersebut.

Pria tersebut terdiam bisu mendengar suara Ora, melepas pelan kacamatanya dan meneguk air liaurnya sendiri.

Kejora gadis yang dulu begitu dia cintai, gadis yang berhasil membawa separuh hatinya pergi selama lebih 5 tahun.

5 tahun menempuh pendidikan di Toronto tak membuat gadis manis ini pintar ternyata.

"saya mau anda membawa mobil saya ke bengkel" tegas Billar menyembunyikan senyum di balik bibirnya.

Ora mengangguk berkali kali, namun sedetik kemudia dia terdiam seakan sangat mengenali suara ini.

Ora mendongak, happpp tatapannya terkunci pada tatapan yang Billar beri. Tatapan itu masih sama tajam, dan menusuk. Masih dengan mata elang dan senyum nakal yang sama, batin Ora.

"kenapa gak bilang kalau balik" ucap Billar membuyarkan lamunannya.

"gak urusannya dengan anda. Maaf pak, Ini no asisten pribadi saya, anda bisa hubungi dia untuk memberi tahu kerugian yang saya akibatkan" kata Ora formal berusaha tidak mengenali lelaki tersebut.

"masih kecewa hemm. Padahal setiap hari gua berharap lo balik dengan hati yang baik baik aja. Lo bilang kita bisa jadi teman biasa bukan, tapi kenapa sekarang lo seakan gak mau berteman sama gua" ujar Billar.

Tak lama ponsel di kantong hoodie Ora berbunyi.

"iya Yul kenapa" ucap Ora melupakan Billar yang sedang menatapnya dengan intens.

"hah iya iya saya ke rumah sakit sekarang" panik Ora.

Spontan Ora naik ke motornya, namun Billar menahan stir motornya.

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang