35. Hiro

855 129 71
                                    

Guyss aku bakalan update part selanjutnya kalau kalian udah Follow akun aku sama udah vote cerita part ini, kalau belum follow sama vote dia secara otomatis gak bisa update,wkkwkwkk :>

Jadi buat kalian yang penasaran lanjutan kisahnya, divote terus ya jangan cuman dibaca aja, syukur syukur deh di coment biar kita akrab gituu.

Sebelum lanjut baca, mending;
Divote
Di coment
Difollow
Dishare juga

Maacih zeyenk zeyenk ku

----------------------------------------------------------

Ora menunduk dengan rambut yang menutupi wajahnya. Amarah Billar begitu meluap, memukuli Gerry tanpa ampun. Tak pernah Ora melihat kejadian seperti bahkan di film. Mulut Gerry mengeluarkan darah, begitupun dengan hidungnya. Gerry sempat terlempar beberapa kali ke dinding karna pukulan Billar.

Sesaat Billar mengatur nafasnha, terlihat Gerry telah terkapar di lantai. Ditatapnya gadis yang sekarang mengisi ruang di hatinya.

Menciptakan senyum dikala Billar mengingat wajah gadis ini. Dengan poni Ora terlihat sangat lucu, batin Billar. Billar melangkah naik ke atas ranjang mendekat pada tubuh Ora.

Billar memegang pelan pundak Ora yang bergetar. Billar tau Ora syok atas apa yang terjadi hari ini dan bagaimana brutalnya Billar memukuli lelaki itu penuh darah.

Pandangannya beralih pada tangan mungil yang kini memerah karna memberontak untuk lepas dari tali kasar ini. Billar memecahkan gelas kaca yang ada di nakas kamar ini, mengambil sedikit ujur beling agar bisa melepaskan tali gadis ini. Di genggamnya tangan mungil Ora.

Billar beralih lalu berjalan kembali mendekati lelaki yang telah menculik Ora dan merogoh sakunya guna mencari kunci borgol di kaki Ora.

Klikkkk...

Borgol Ora kini terbuka, perlahan Billar mengarahkan Ora ke hadapannya. Menarik dagu gadis ini lalu menatap mata bulat kecokelatan milik Ora. Sekilas ingatan Billar melayang seakan pernah melihat gadis berponi ini. Namun secepat kilat Billar memutuskan pandangannya yang sedari tadi menjelajah setiap inci wajah Kejora.

Ditariknya selimut yang ada di atas kasur lalu menutupkannya ke kepala Ora dan merapikan sedikit poni Ora.

"jangan takut, kaka ada disini buat jagain kamu " lembut Billar pada Ora yang kini menatapnya heran.

"ka Billar" sadar Ora.

Billar tersenyum manis, refleks Ora terlonjak lalu memeluk Billar erat, menyalurkan semua rasa sakitnya, berbagi penderitaan yang tengah dirasakannya.

"jangan tinggalin Ora, Ora takut" ucap Ora sambil menggeleng gelengkan wajahnya.

"Ora gak mau sendiri, Ora takut, Gerry hiksss hiksss, dia mau perkosa Ora, Ora takut, gak mauu" kata Ora terbata bata.

"heii udah udah,,,sekarang kamu diem, liat kaka ada dihadapan kamu, kaka gak akan ninggalin kamu sendiri, kaka akan nemenin kamu terus, disamping kamu terus" balas Billar lalu menangkup wajah Ora agar  matanya tak melihat tubuh Gerry yang terbaring kaku.

1 menit 2 menit hening, hanya Ora dan Billar yang terus bertatapan.

Duaarrrr suara pistol menggelegar dari kamar, rembesan darah memuncrat sampai ke kasur.

Ora membuka matanya, mulutnya menganga.

"papa" teriak Ora.

Billar berpaling, terlihat David sedang memegangi perutnya.
Dari arah pintu terlihat orang yang selama ini sangat ia kenal, sebagai sahabat sekaligus rekan bisnis ayahnya sedang memegang pistol dengan wajah penuh dendam.

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang