Salah paham

1.1K 44 0
                                    


______________________

________________________

Acha menggepalkan tangannya, air mata mulai menetes di pipi. Dia, tidak bisa menahan rasa sakitnya walau sebentar saja. Acha bingung kenapa semenjak Ravano menyatakan perasaannya, dia jadi seolah mengklaim Vano tidak boleh dekat dengan wanita lain. Apa benar dia cemburu? atau iri pada Ara yang mendapatkan nilai tertinggi dikelas ?

Bruk!

"Kangen sama kamu," lirih pria yang sudah memeluk Acha.

Acha terbelak kaget dan menyentuh tangan yang mendekap tubuhnya. Perlahan Acha membalikan badannya

"A-aldo ? "

"Iya Cha, ini aku ... kenapa kamu disini malam begini, ini enggak baik buat kesehatan kamu" jelas Aldo

Apakah Acha harus senang sekarang? pria yang selalu ia cintai sampai detik ini, harusnya iya dia senang karena ada Aldo tapi sepertinya keadaannya telah salah.

"Lepas!"

Aldo melepaskan pelukannya.

"Kenapa Cha? kamu nangis? nangisin aku?"

"Pede banget kamu do, aku enggak nangis karena kamu lagi ... aku udah moveon dari kamu," balas Acha

"Kenapa kamu bilang kaya gitu, tapi mata kamu enggak liat ke mata aku? " selidik Aldo

"Udahlah, bukannya kamu yang akhiri hubungan kita, karena kebrengsekan kamu itu ... kamu mau menikah'kan? temui aja calon istri kamu dan jangan ganggu aku," setelah mengatakan itu Acha hendak berlalu
Tetapi tangannya di tahan oleh Aldo

"Aku gak bisa bohong perasaan aku Cha, aku juga masih sayang dan cinta sama kamu ... beneran, kita bisa berhubungan dibelakang pasangan kita, " Aldo menarik Acha mendekat.

Acha terdiam, terjadi keheningan beberapa saat. Kening keduanya menyatuh. Sebentar lagi bibir mereka akan bertabrakan.

"Aku tau posisi ku emang jadi orang ketiga, tapi ... aku tidak bisa melepaskanmu Cha, ya tuhan apa yang harus aku lakukan, apakah aku bisa bertahan dengan istri yang jelas tidak mencintaiku," gumam Vano ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. Vano kembali kerumah dengan perasaan hancur, jelas dimatanya ia menyaksikan kemesraan mereka. Kalau seperti ini, Vano mulai bertanya apakah yang harus dia lakukan. Memperjuangkan cinta atau melepas kebahagiaan orang yang dia cintai?

_

"Lepas! aku enggak Sudi punya hubunhan sama kamu lagi, aku emang buta cinta karena kamu tapi aku enggak mau jatuh kedalam perangkap kamu lagi, karena aku tau sulit buat aku terima kenyataan nya, "

"Apa kamu mencintai Pak Vano itu?"

Acha diam.

"Tidak'kan? kamu itu masih cinta sama aku, jadi kita bisa berhubungan lagi atau kamu bercerai dengan suamimu aku juga nanti akan bercerai lalunkita menikah hidup bahagia ...!" Jelas Aldo

"Hentikan do! percuma, kamu udah nyakitin aku soal aku udah cinta atau pun belum sama suami aku itu bukan urusan kamu, " Lalu Acha kembali kerumah.

__________________________

'bahkan dia enggak ngejar aku, apa dia enggak perduli sama aku' batin Acha karena melihat Vano ada didalam kamar sedang sibuk pada pekerjaannya.

Acha kenkamar mandi untuk mencuci mukanya,menggosok gigi, lalu mencuci tangan dan kaki.

Sampai Acha berbaringpun Vano tetap diam. Tidak ada satu katapun yang ia ucapkan atau sekedar bertanya.

'bahkan dia sangat senang sekarang, pasti dia sudah kembali berhubungan dengan Aldo ... baiklah Acha ini mau mu, aku akan coba ikhlas karena memang aku lah yang salah, cinta ku ini salah," batin Vano

__________________________

"Apa kita tidak pergi bersama?" tanya Acha

"Tidak, soalny aku akan menjemput Ara ...," kata Vano

"Ara? apa masih berlaku waktu mu untuk orang lain?" tanya Acha

"Orang lain? Ara adalah siswi terbaik yang aku miliki, kenapa memangnya? kamu keberatan dengan kenyataan itu?" tanya Vano

"Siswi terbaik yang kamu miliki? kamu kaya banggain dia banget ya? didepan aku lagi?"

"Emang kenyataan nya seperti itu, kamu sama dia itu jauh berbeda Ara sangat rajin dan tekun sedangkan kamu suka bermain terus, dan --"

"Cukup! jangan bandingin aku sama dia, emang aku bodoh dan aku enggak sepintar dia, aku enggak nyangka ucapan kamu sangat kejam seperti ini, aku kecewa !" Acha terlihat menangis

Vano tidak kuasa melihat Acha yang bersedih namun ia juga tidak ingin membuat Acha terbebani dengan perasaanya.

"Bukan kamu yang harus kecewa, tapi aku Cha !" balas Vano

"Kamu? kamu kecewa? kamu bukan hanya pandai mengajar tapi pandai berakting! seolah kamu yang jadi korban nya sekarang,"

"Emang kenyataan nya begitu? aku capek debat sama kamu, sekarang kita seperti dulu aja urusan kamu  dan urusan aku, itu tanggung jawab kita masing-masing"
Setelah itu Vano meninggalkan Acha.

Setelah cukup jauh mobil Vano. Acha menjambak rambutnya prustasi.

"Apa yang terjadi sama aku, kenapa aku harus kecewa kaya gini sama perlakuan Vano ... kenapa saat aku mulai nyaman dia malah ninggalin aku luka kaya gini, hiks ... aku benci  semua ini aku benci!"

Hal yang sama juga Vano lakukan ia sampai menyetir ugal-ugalan

"Argh! Sial, kenapa mulutku ini bicara kasar seperti itu, maafkan aku Cha ... aku adalah pria pecundang Cha, dan juga posisi ku yang salah aku tidak ingin membuatmu dilema cha, semoga semuanya berjalan sesuai keinginan kamu. Aku hanya memberi jalan untuk kebahagiaan mu"

________________________

Acha benar tidak kuasa melihat kedekatan Vano dengan Ara. Dalam beberapa Minggu ini mereka sering sekali pergi bersama entah ada apa. Vano juga tidak pernah meluangkan waktu untuk Acha sedikitpun .

"Mau kemana? tanya Acha
"Pergi ... jalan sama Ara, kenapa?"
"Berhenti, aku minta berhenti nyakitin aku" pinta Acha.
"Nyakitin kamu?bukan nya kita hanyalah sebatas pernikahan tanpa adanya cinta apa lagi perasaan jadi untuk apa kmu merasa aku menyakiti kamu?" jelas dan tanya Vano

Acha menggeleng pelan dia tidak percaya atas  balasan Vano terhadap permintaanya itu.

"Lihat mata aku, mata aku sembab begini kamu tau kenapa?" tanya Acha.

"Pasti karena Aldo'kan? kamu selalu menangisi dia, karena cinta mu yang sangat kuat untuknya." jawab Vano

"Kamu salah! ini semua karena aku nangisin kamu ! aku tiap hari buang air mata buat suami kaya kamu, aku lelah nangis aku lelah sedih aku lelah Van ... katanya kamu cinta sama aku, tapi kenapa kamu kaya gini? apa salah aku? " jelas Acha penuh dengan rasa kecewa.

"Berhenti Cha! jangan berdrama! kamu Fikir dengan kamu seperti itu akan menjebak hatiku lagi, aku sudah memberi jalan untuk kebahagiaan mu! kau hanya tinggal nikmati saja, aku pergi!" Vano melangkah hendak masuk kedalam mobil.

Acha mendekap tubuh Vano dari belakang.

"Aku cinta sama kamu, aku cinta sama kamu! jangan pergi, aku mohon hiks!" Isak Acha membuat punggung kemeja yang dipakai Vano basah.

Vano tersenyum tipis seprti ada kupu-kupu bermain di hatinya. Vano menunggu Acha untuk bicara lebih dari itu.

Dekapan Acha mulai melemasbersamaan dengan dirinya yang hilang kesadaran untung nya Vano menahan tangan Acha lalu membalikan tubuhnya.

"Cha? Bangun Cha ... pasti dia belum makan, " Vano membawa Acha kedalam kamar.

Ia menghubungi dokter untuk merawat istrinya.

Bersambung

Vote donk


Vote nya yah??

My Husband Is A Teacher [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang