"Deby, kita masuk kedalam yuk?" ajak Tante Dian yang dipanggil nenek oleh Deby.
"Iya nek, Mama. Deby ke dalam dulu ya?!" kata Deby lalu Acha mengangguk memperbolehkannya.
"Kamu mau mampir dulu?" tanya Acha pada Aditya
"Tidak usah Cha, aku langsung pulang saja," kata Aditya
"Oh, gitu. Hati-hati dijalan ya?!" kata Acha
"Iya," Aditya melangkah menuju mobilnya.
Brak...
Pintu mobil terbuka lalu Aditya menoleh kembali pada Acha. "Apa kamu punya waktu besok malam?" tanya Aditya
Acha berfikir sejenak, lalu menggeleng. "ada apa?" tanya Acha
"Aku hanya ingin mengajakmu dan juga Deby pergi ke pasar malam, apa kamu mau?" tanya Aditya
"Aku mau," tanggap Acha
"Sampai bertemu besok malam, sampai jumpa!" lalu Aditya masuk kedalam mobilnya.
Kemudian Acha masuk kerumahnya setelah melihat Aditya sudah keluar dari arena rumah.
"Acha kemarilah," suruh Tante Dian
"Iya Tante," sahut Acha lalu duduk di sampingnya. Sementara Deby bersama dengan om Irfan sedang bermain Lego di karpet tebal.
"Tante ingin bertanya sesuatu padamu," katanya
"tanya apa Tante?" heran Acha
"Seandainya Vano mengajakmu untuk kembali bersama dengannya, bahkan menuruti semua syarat yang akan kamu ajukan padanya. Apakah kamu akan bersedia kembali padanya?" tanya Dian
"Kenapa Tante bertanya seperti itu, bahkan aku enggan membahas namanya, aku sudah sangat tersiksa berada digenggaman pria itu, sekarang aku sudah bebas dan bisa menjalani hidupku. Bagaimana mungkin Tante bisa berfikiran seperti itu?" jelas Acha
"Itu artinya, kamu akan membuka lembaran baru dalam hidupmu?"
"Tante mau bahas apa ya?"
"Aditya,"
"Kenapa dengan Aditya?"
Hening beberapa saat.
"Dia menyukaimu, bisa saja suatu saat dia akan menyatakan nya. Apa kamu siap membuka lembaran baru?" tanya Dian penuh arti
Acha menghela napasnya sejenak. "Aditya memang baik, dia sangat perduli padaku juga pada Deby. Rasa perduli tidak cukup untuk melengkapi ikatan yang tidak bisa dibuat main-main, Acha juga masih berada di situasi yang sulit. Acha sekarang lebih harus konsentrasi pada pendidikan acha dan juga anak Acha, tidak ada yang lain. Untuk saat ini," jelas Acha
"Tante mengerti, tapi kamu harus tau. Aditya sangat tulus kepadaku, Tante bisa mejaminka hal itu," kata Dian
"Aku hanya menganggapnya sebagai temanku, untuk sekarang. Aku hanya ingin fokus pada Deby saja, aku ingin memberikan cinta dan segenap jiwa raga hanya untuk Deby," kata Acha
Dian tersenyum ia mengangguk atas keputusan Acha. Setidaknya Acha berbicara jujur.
__________________________
"Papa, aku mau jalan-jalan ke luar negeri dong, temen-temen aku pada cerita lho, di sana banyak tempat yang bagus!" rengek Vanya
Vano yang masih konsentrasi pada laptopnya tidak menoleh sedikitpun.
"Papa, dengerin dong. Aku mau Papa ajak kita liburan ke luar negeri Pa, ayo dong Pa. Iya Pa? " bujuk Vanya
Vano hanya berdehem lalu terus fokus pada laptopnya sesekali melihat beberapa lembaran kertas putih di dekatnya.
"Ya, Papa ini... Bilang iya dong Pa, seharian ini Papa sibuk terus," protes Vanya
"Mas, ini kopinya ya?" Rika meletak kopi di meja lalu menarik Vanya agar menjauh."jangan ganggu papa kamu," peringat Rika
"Papa enggak seru deh, masa permintaan anaknya enggak di gubris sejak tadi," protes Vanya.
Ravano merenggangkan otot lengannya sejenak lalu meraih segelas kopi itu. Dan disaat itu juga Vanya mendekati nya lagi sambil mengguncang tangannya.
"Lepaskan Deby! Baha--" peringat Rika
Byur!
"Aaaaakhh,panas Ma!" jerit Vanya sambil meraih jidatnya. Yang sudah tersiram air kopi yang masih panas.
"Ya ampun, mas Vanya kena air panas lho mas, kamu kok diem aja?" tanya Rika
"Siapa yang suruh dia narik tanganku ... kamu juga tidak becus mendidik anak kamu, jadi suka suka begini berbuat, jadi kualat kan dia?" kata Vano lalu membereskan pekerjaannya kemudian pergi.
"Sini sayang, mama obatin kamu ya? " kata Rika lalu mengajak anaknya ke kamar. Untung hanya sedikit saja yang mengenai jidat anaknya.
"Vanya enggak suka deh sama Papa, dia enggak sayang sama Vanya lagi," kata Vanya
"Vanya tidak boleh begitu, Papa cuma lagi banyak kerjaan aja tadi. Nanti juga Papa akan kembali seperti dulu," Rika menenangkan anaknya
"Ini semua gara gara Deby sama Mama nya. Ada ataupun tidak mereka selalu aja bikin masalah, aku benci sama mereka!"
"Vanya, jangan bicara begitu. Sini Mama peluk biar sakitnya hilang," Rika mendekap anaknya
Rika menatap sebingkat foto dimana ada foto keluarga yang terdiri dari. Vanya, Vano dan juga Rika.
"Aku berhasil membuat kehancuran ini, tidak sia-sia aku mempermanis kehadiran ku selama ini, bukan hanya Vanya bahkan Deby anaknya sendiri membenci Mas Ravano itu, aku akan mengancurkan mu Mas seperti kamu menghancurkan saudaraku," batin Rika
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Teacher [ TAMAT]
RandomPasti kalian udah enggak asing sama cerita ini temen-temen. Yah karena aku udah posting di Facebook pakai akun aku yang 'gemoy kim' jadi aku post di sini. Dan juga aku posting di akun wattpad aku yang di sebelah khusus buat shippers TAELICEKOOK. k...