(Deby Marah)

557 25 2
                                    

Konflik nya berat  harus kuat. Jangan baca bagi yang lemah jantung 😗

__________________________________

"Akhirnya papa pulang juga, papa ... sering ajak main Deby juga dong pa, jangan kakak Vanya terus. Kan Deby anak papa juga," protes Deby

Ravano melirik Deby lalu mengelus rambut panjang nya. "Iya sayang, papa akan sering main sama kamu juga sama mama kamu, dirumah kita ini ... sekarang Deby mau apa?" tanya Vano

"Mau makan bareng Papa, masakan Mama itu enak banget Pa, coba ya Pa?" ajak Deby

"Iya, kebetulan Papa juga lagi laper banget," sambung Ravano

Mereka menuju dapur. Disana sudah ada Acha yang menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya .

"Mau makan ya? sini yuk ...!" Acha menyiapkan Piring dan menaruh makanan .

"Selamat makan," seru Acha

"Makan Ma," kata Deby

Saat sedang makan bersama. Tiba-tiba ponsel Ravano berdering. Ravano mematikan panggilan dari Rika karena tidak ingin mengecewakan anaknya.

Berkali-kali juga ponsel itu berdering sehingga mau tidak mau Ravano mengangkat telpon dia segera menjauh dari meja makan.

"Apa! Vanya jatuh dari tangga?" kaget Ravano

"Iya mas, aku coba bujuk dia tadi supaya gak marah sama kamu tapi dia malah lari terus jatoh mas, sekarang kita menuju rumah sakit," kata Rika

"Ya Allah, yaudah aku akan segera kesana. " Ravano diam-diam pergi namun Deby melihatnya ia berlari dari meja makan

"Papa! jangan pergi Pa!"

Ravano segera masuk kedalam mobil lalu meninggalkan rumah.

"Hiks! Papa kok pergi lagi sih?! Deby masih kangen!" tangis Deby

Acha menghampiri anaknya lalu memeluknya.

"Mungkin Papa ada urusan mendadak sayang,"

"Enggak, Papa gak sayang sama Deby. Buktinya Papa pergi ninggalin Deby. Apa Deby nakal ya Ma? jadi Papa gitu ke Deby," keluh Deby dengan terus menangis.

Acha menggendong Deby membawanya masuk kedalam rumah.

'Kalau kaya gini, aku enggak bisa menahan semua ini mas, kamu keterlaluan banget. Kalau cuma aku yang kamu sakiti aku tidak apa-apa, tapi ini anak kita, masih kecil udah kamu bikin dia kecewa sama kamu,' batin Acha

"Sayang, kita lanjut makan aja ya? nanti Mama marahin Papa kamu itu, jangan nangis lagi ... kita makan saja," usul Acha

"Gak mau, Deby gak mau makan!"

"Gak boleh gitu sayang, nanti kalau Deby enggak mau makan. Cacing di perut Deby bakalan ngamuk. Kamu mau diamukin sama cacing dalam perut?" tanya Acha

Deby menggeleng.

"Makanya, jadi makan ya sayang? "

"Iya, Deby makan aja,"

Acha melihat anaknya yang makan. Ia juga ikut makan walau rasanya saat ini begitu hambar apa lagi saat mengingat Ravano pergi begitu saja tanpa bilang apa-apa.

____________________

"Kamu hati-hati Vanya, kamu jangan bikin Mama kamu fanik, mama kamu lagi hamil adik kamu lho," kata Ravano

"Ini semua karena Papa, coba aja Papa itu cerai  dari mama Acha terus bisa tinggal selamanya sama mama Rika, pasti semua ini enggak akan terjadi pa," kata Vanya

"Rika? kamu ajarkan apa anak kamu itu?" Ravano marah pada Rika

"Enggak mas, aku tidak pernah mengajarkan hal itu kepadanya, beneran. Vanya! kamu masih kecil bicara yang baik dan sopan sama Papa kamu," marah Rika

"Aku tau Pa,Ma ... penghalang kalian itu Mama Acha sama Deby, aku enggak suka sama mereka. " Kata Vanya

"Vanya ! Diam! Jangan pernah kamu mengatakan hal itu, apa kamu tidak tau hah? kamu ini hanya anak tiri saya, berani sekali kamu ?!" Ravano tidak dapat mengontrol emosinya

"Mas Vano?" panggil Rika

"Papa jahat! " Vanya langsung memalingkan wajahnya .

Rika mengajak Vano keluar dari kamar Vanya.

"Kamu kenapa sih harus mengatakan itu? Kasian Vanya mas, aku tau dia emang bukan anak kandung kamu, tapi kamu mikir dong perasaan anak kecil itu," marah Rika

"Lalu, anak kecil seperti dia sudah keterlaluan mengatur orang tua, kamu sebagai ibunya seperti tidak becus mengurus anak mu sendiri," umpat Vano

"Kamu kok jadi nyalain aku sih, Mas yang salah itu kamu. Kamu yang tidak bisa mengontrol emosi kamu, "

"Rika!"

"Yang aku bilang itu benar Mas, aku enggak mau pusing aku lagi hamil begini, lebih baik Mas fikirin kesalaham si mas itu," kata Rika lalu pergi.

"Ah! Si*l!" dengus Ravano

______________________

Ravano pulang kerumah Acha. Ia membawa sebuah boneka besar untuk Deby. Namun Deby menghindarinya.

"Sayang, maafin Papa ya ?"

"Enggak! Papa kecewain Deby terus, Deby marah sama Papa. Deby enggak mau bicara sama Papa lagi," setelah mengatakan itu Deby kekamarnya.

Ravano hendak menyusul namun Acha mencegahnya.

"Aku perlu bicara empat mata sama kamu mas," kata Acha

Bersambung

My Husband Is A Teacher [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang