(Menegangkan)

626 45 2
                                    

Vote dulu dong?????




Setelah dari toilet ,mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka kembali keparkiran untuk pulang kerumah.

Acha termenung sebentar, lalu Ravano yang dari dapur langsung duduk di sebelahnya sambil memberikan segelas air minum dan juga sebuah obat.

"Minum dulu obatnya sayang?" kata Ravano

Ravano menaruh obat itu di tangan Acha lalu Acha mulai memasukkan obat itu kedalam mulutnya, lalu Ravano membantunya untuk minum agar obat itu bisa secepatnya tertelan.

"Capek?" tanya Ravano

Acha menggeleng pelan lalu tangannya meraba lengan Ravano, membuat Vano meraih bahu istrinya, bisa di bilang Acha di peluk dalam posisi samping.

"Kamu tadi liat keadaan Aldo'kan? emang udah kaya gimana dia sekarang?" tanya Acha

"Beda dari sebelumnya, kamu tau orang sakit parah'kan?" kata Ravano

"Kasian ya dia, apa lagi Rika istrinya itu ...," ucap Acha

"Lika -liku rumah tangga setiap manusia pasti ada aja kisahnya, semoga saja Aldo cepat sembuh dan mereka bisa menikmati biduk rumah tangga seperti awal," terang Ravano

"Tapi mereka beruntung," lirih Acha

"Maksudnya?" heran Vano

"Rika selain sebagai istri  yang kuat dia juga wanita yang hebat banget, karena dia bisa hamil. Aku yakin pasti semua suami menginginkan anak dari istrinya ... termasuk kamu," Acha melepaskan pelukan Ravano.

"Aku tidak bisa memenuhi itu, aku tidak bisa hamil dan juga tidak bisa melihat seperti ini," kata Acha dengan menahan rasa sedih dan juga kecewanya.

"Kamu ini bicara apa sih? Aku tidak pernah membahas hal itu, karena itu tidak penting," kata Ravano

"Itu penting, sangat penting ... Setiap orang mendambakan adanya anak di tengah keluarga, aku tau kamu juga ingin tapi kamu kasihan sama keadaan aku, makanya kamu selalu membujuk aku dengan segala cara," terang Acha

Ravano kembali memeluk Acha begitu erat.

"Aku menikahimu dulunya memang karena terpaksa karena di jodohkan denganmu, lalu sejalannya waktu berputar karena setiap harinya kita bersama perasaan cinta dan sayangku tumbuh untukmu, sampai akhirnya aku tidak bisa melihatmu sedih, karena air matamu ini terasa menyakitkan di dadaku, aku menerima segenap kelebihan dan juga kekuranganmu.
Aku yakin kok, kamu bisa hamil pada suatu saat nanti," jelas Ravano menyemangati Acha

"Jangan berharap hal itu padaku, aku tidak bisa ,"

"10% kamu bisa hamil kok, itu masih ada harapan sayang, jadi jangan bersedih lagi ... Harusnya kamu banyak berdoa supaya nanti keinginan kita juga keluarga kita tercapai, jangan menangis lagi?" pinta Ravano sembari menghapus air mata Acha

Acha mengangguk lalu membalas pelukan Ravano, karena sejak tadi hanya Vano yang memeluknya.

___________________

Tok!
Tok!

Acha bingung siapa yang datang pagi  seperti ini, sementara Ravano sudah berangkat beberapa menit yang lalu.

Brak!

Untung saja Acha berhasil menghindari dari hantaman pintu yang dibuka paksa oleh seseorang.

"Siapa kamu? kenapa kamu mendobrak pintu rumahku?" tanya Acha

Wanita yang berdiri di hadapan Acha tersenyum miring, lalu melambaikan tangannya di depan Acha. Namun Acha tidka tau tau .

"Haha, kamu benar buta ya sekarang? ejek Ara

"Ara? kenapa Lo disini?"

Ara membisikan sesuatu di telinga Acha.

"Aku ingin melenyapkan mu, "

Acha menegang ditempat, apa lagi dirumah ia sedang sendiri. Dia tidak tau bagaimana nasibnya, memang dia bisa berkelahi tapi dengan mata tidak bisa melihat serprti ini apakah dia bisa melakukan nya.

Ara duduk lalu mengambil buah apel di atas meja lalu memakannya kemudian mendekati Acha.

"Jangan mendekatiku, aku akan berteriak supaya semua orang datang kemari !"

"Haha, tenang dulu Acha, sebelum melenypakan mu aku ingin mengatakan sesuatu kepada'mu," kata Ara

Prang!

Ara membuang tongkat Acha. Lalu Acha menunduk untik mencari keberadaan Tongkatnya.

"Kamu bisa seperti ini, itu semua karena rencana ku," kata Ara

Acha terperangah kaget lalu ia bangkit kembali, dan menunjuk Ara

"Jahat kamu Ra, kamu hancurin hidup aku sampai begini," kata Acha

"Kamu fikir, kamu orang baik? kamu yang buat aku keluar dari sekolah, semua ini karena kamu Acha gevilya!" marah Ara

"Itu karena kesalahan kamu, dan kamu penyebab permasalahan nya, Pelakor memang harus di tindas, "

Plak!

Acha tersentak sambil meraba pipinya terasa panas. Lalu Acha ingin membalas namun tubuhnsa di dorong Ara ketembok.

Brak!

"Ahhh," ringis Acha

Ara mencengram rahang Acha

"Melihatmu sudah buta juga tidak bisa hamil sebenarnya membuat aku senang, tapi hatiku belum bisa puas, karena Pak Ravano masih bertahan sama kamu, jadi aku fikir aku memang harus membunuh kamu supaya tidak ada lagi penghalang untukku, " jelas Ara lalu mengeluarkan sebilah pisau lipat.

"Aku tancap dimana ya? di leher atau di jantungmu?" kata Ara sambil memainkan ujung pisau itu.

"Jangan, "

"Kenapa jangan? kamu harus mati Acha, karena hidupmu juga tidak ada gunanya,"

________________________

My Husband Is A Teacher [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang