__________________________
Acha menangis sendiri saat menerima surat gugatan perceraian nya dengan Vano. Jauh dari lubuk hatinya ia ingin sekali mempertahankan rumah tangganya yang diambang kehancuran. Acha tidak bisa begini, dia akan menjadi stres karena permasalahan rumah tangga nya.
Untung lah Papa nya sangat pengertian dan mengerti posisi putri kesayangan nya. Acha meminta agar ia dikirim keluar negeri untuk menenangkan fikiran nya yang kacau.
_
Lalisa sudah berada di bandara bersiap utnuk meninggalkan kota kelahirannya yaitu Jakarta. Acha tidak tau apakah keputusan nya sudah benar atau tidak yang jelas ia tidak ingin mengetahui keputusan terakhir para hakim - mengetik palu sebagai tanda perpisahan nya dengan Vano.
"Acha!"
Panggilan itu menyita perhatian Acha. Perlahan Acha membalikan badannya ternyata yang memanggilnya adalah Vano. Vano berjalan menghampiri Acha.
"Kamu akan kemana Cha?" tanyanya
"Aku pergi, aku tidak ingin disini. Aku tau aku salah dan aku juga sudah setuju jika kita berpisah namun kamu harus tau Vano aku juga mencintai kamu, selama ini aku sudah mencintai kamu, sangat mencintai kamu"
"Jangan pergi, jangan tinggalkan aku Acha ! aku juga sangat mencintaimu, aku egois karena aku cemburu denganmu sayang"
"Aku tidak bisa Vano, dan kita akan tetap bercerai'kan? " Setelah mengatakannya Acha berjalan pergi. Vano mengikutinya
"Jangan pergi! Acha! Tunggu! ACHAAAA!
BRAK!
Vano mengusap keringat yang bersarang di wajahnya. Ia melegah ternyata semua itu adalah bunga tidur semata. Vano melirik jam dinding. "Aku harus sholat setelah itu akan ku selesaikan permasalahan ini" tekad Vano
___________________________
Ceklet.
"Masuklah, dia sedang tidur ... mami harap kalian akan menyelesaikan masalah dengan baik-baik" kata mami Dina
"Iya Mi," balas Vano.
Mami Dina menutup pintu kembali guna membiarkan dua pasangan itu didalam sana.
Vano berbaring di samping Acha. Tangannya mengelus pipi Acha hingga membuat sang empuh terusik dan membuka matanya.
"Pagi sayang," sapa Vano
Acha mengucek matanya. Karena dia sangat ingat dia sudah berada di rumah orangtuanya jadi tidak mungkin Vano ada.
"Kenapa kamu kesini, bukannya kita akan berpisah?"
"Memang niat kita dalam keadaan kemarahan seperti itu, tapi jujur saja aku tidak ingin berpisah darimu sayang, maafkan aku. "
"Tapi kamu sudah mengucap kata berpisah untukku"
"Aku khilaf, dan aku cemburu melihatmu dengan Aldo dimalam itu hingga membuat ku marah, dan aku tau posisiku yang menjadi orang ketiga "
"Jadi malam itu kamu mengejar aku? Aku kira kamu hanya dirumah saja, dan setelah itu kamu mendekati ARA kalian seperti kekasih saja"
"Tidak sama sekali aku tidak punya hubungan apapun dengannya"
"Kenapa kalian sering pergi bersama?"
"Karena aku membimbingnya belajar untuk seleksi olimpiade antar sekolah bulan depan"
"Tapi Ara mencintaimu?"
"Mungkin"
"Lalu kamu?"
Vano mendekatkan wajah mereka.
"Aku hanya mencintai kamu seorang"Cup!
Vano melumat bibirnya sejenak.
Acha memeluk Vano, begitu pula dengan Vano yang membalas pelukan Acha.
"Aku mencintaimu," kata Acha
"Aku lebih mencintaimu" sahut Vano sesekali mengecup dahinya.
Akhirnya perselisihan antara keduanya berakhir dengan keromantisan.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Teacher [ TAMAT]
RandomPasti kalian udah enggak asing sama cerita ini temen-temen. Yah karena aku udah posting di Facebook pakai akun aku yang 'gemoy kim' jadi aku post di sini. Dan juga aku posting di akun wattpad aku yang di sebelah khusus buat shippers TAELICEKOOK. k...